Jakarta, Komite – LAPAN-A2 sebagai upaya menuju kemandirian bangsa di bidang teknologi satelit. Kemandirian ini diperlukan mengingat usia operasi satelit hanya beberapa tahun, sehingga Indonesia perlu menguasainya.LAPAN-A2 memiliki tiga misi yaitu komunikasi amatir, pemantauan kapal laut, dan pengamatan bumi. Misi komunikasi telah berhasil pada minggu pertama LEOP. Pihak radio amatir dari Indonesia (ORARI), Malaysia, dan Australia, menyatakan telah menerima dan mengirim pesan via LAPAN-A2.
“Satelit LAPAN-A2/ORARI ini satelit mikro pertama yang dibuat di Indonesia. Saat ini LAPAN-A2 berada di ketinggian 600 kilometer dari permukaan bumi dengan inklinasi enam derajat. Satelit melintasi wilayah Indonesia sebanyak 14 kali sehari dengan orbit near equatorial,” kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin di sela talkshow Hasil Awal Operasi Satelit LAPAN-A2/ORARI. Dalam talkshow itu diungkapkan satelit LAPAN-A2 berhasil diluncurkan dengan baik pada 28 September 2015 dari India. Ketiga misi utamanya yaitu komunikasi, pemantauan kapal, dan dan pemantauan wilayah Indonesia berjalan dengan baik.
Kepala Bidang Teknologi Ruas Bumi LAPAN Chusnul Tri Judianto Chusnul menjelaskan, sejak 1,5 jam sejak diluncurkan, satelit memasuki fase pengujian yang dinamakan LEOP/IOT (Launch and Early Orbit Phase/ In Orbit Test). Saat ini, setelah satu bulan berada di orbit, satelit telah melewati masa kritisnya.
Masa LEOP/IOT ini masa kritis dalam hidup satelit karena pada periode tersebut, satelit rentan mengalami kegagalan akibat tidak mampu menahan beban selama peluncuran. Namun, hasil observasi LAPAN-A2 menunjukkan semua komponennya berfungsi dengan baik. Sistem radio dan komputer satelit befungsi dengan baik sehingga satelit mampu menerima dan memproses perintah dari bumi. Indikator kesehatan satelit juga menunjukkan baterai dan panel surya berfungsi dengan baik. Selanjutnya, satelit memasuki tahap perawatan agar semua fungsi terkendali dan satelit bekerja dengan baik. “Dengan keberhasilan tersebut satelit ini mendapat panggilan resmi sebagai satelit komunikasi amatir OSCAR-86 atau AMSAT Indonesia,” ujarnya.
Misi pemantauan kapal juga bejalan dengan baik. LAPAN-A2 dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS) untuk pemantauan kapal. Dalam 24 jam, LAPAN-A2 mampu mengumpulkan 2,4 juta pesan dari kapal laut. Untuk itu, LAPAN akan berkolaborasi dengan otoritas maritim indonesia agar data tesebut dapat dimanfaatkan.
Sementara untuk menjalankan misi pengamatan Bumi, saat ini pengaturan fokus masing-masing kamera telah dilakukan. Pengaturan bertujuan agar kamera dapat menghasilkan foto dengan ketajaman dan kualitas yang baik. LAPAN A2 memiliki cakupan area di wilayah ekuator antara enam derajat lintang utara hingga enam derajat lintang selatan. Mengenai misi komunikasi dalam satelit LAPAN-A2, Dirgantara Rahadian dari Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) mengatakan fungsi ini sangat penting bagi Indonesia. Untuk menjalankan fungsi ini, satelit dilengkapi Voice Repeater dan Automatc Packet Reporting System (APRS).