Jakarta, KomiT – Salah satu faktor penting suksesnya sebuah ecommerce antara lain faktor ‘Brick and Mortar’ atau logistik/ekspedisi tradisional seperti layanan Pos, karena masih banyak produk belanja online bukan eGoods, tapi physical goods (barang fisik) misalnya yang paling popular adalah kuliner, pakaian, sepatu, furniture yang harus di delivery ketempat tujuan (pelanggan).
PT Pos Indonesia (Persero) memberikan layanan pengiriman logistik pertama di Indonesia sejak Indonesia merdeka hingga seluruh penjuru pelosok tanah air maupun daerah perbatasan, kecamatan Long Bawan, Nunukan, pulau terluar dan terisolir (Kecamatan Masa Lembu) ketika air laut pasang. 4,800 Kantor layanan Pos dan 32,000 agen Pos memberikan jangkauan pelayanan yang professional dan harga kompetitif keseluruh pelosok tanah air yang masih belum terjangkau oleh perusahaan logistik lainnya.
Menurut Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa, Direktur Ritel dan Properti PT Pos Indonesia di ruang kerjanya di Gedung Pos Jakarta, mengatakan bahwa PT Pos sudah melakukan MOU dengan berbagai pemain ritel ecommerce seperti MatahariMall.com, Zalora dan banyak pemain ecommerce besar sudah terkoneksi dengan API, aplikasi antar muka PT Pos seperti Matahari Mall.com, Zalora, Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan lainnya.
Sugiarta Yasa menambahkan PT Pos Indonesia juga sudah memordenisasi Infrastruktur Telematikanya dengan model OPEX yang difasilitas CAPEX-nya oleh BUMN lainnya seperti PT Telkom untuk mempersiapkan jaringan logistic dan payment kepada marketPlace ecommerce ritel menghadapi era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) bulan depan.
Rudi Rusdiah, Ketua Bidang Industri Mastel yang beberapa kali sempat berkunjung ke kecamatan terluar dan terpencil ditanah air seperti desa Long Midang, di Long Bawan, proyek WWF/Kominfo dan Sote di Merauke ketika bersama dengan Sugiarsa mengikuti studi Lemhannas Angkatan PPRA XLII/2008 menyaksikan bahwa di kecamatan yang terisolir ini bahkan fasilitas bank, infrastrutur jalan tidak ada, sarana air dan listrik sangat minim, namun yang ada adalah sebuah kantor pos berdiri megah di perbatasan terluar NKRI dengan Sarawak, Malaysia. “Jadi peranan PT Pos Indonesia sangat strategis untuk menjaga NKRI dan bermanfaat untuk menberi layanan logistik, supply sandang pangan hingga kepenjuru tanah air hingga pelosok desa terpencil sekalipun, sebuah layanan universal service obligations (USO) dari pemerintah kepada masyarakat Indonesia,” tegas Rudi.
Lebih lanjut Sugiarta Yasa menceritakan bahwa dirinya pernah menginterview seorang ibu, salah satu pelaku ecommerce UKM yang secara rutin setiap beberapa minggu mengirim hampir 10 koli dagangan pakaiannya melalui kantor Pos Pasar Minggu. Dia memanfaatkan jaringan PT Pos Indonesia yang sangat reliable, sampai ditempat tujuan tepat waktu dan terjangkau dengan daya beli pemain UKM.
Sebelumnya diketahui, PT Pos Indonesia bersama Nurbaya Institute dan Kementrian Kominfo menjalin kerjasama untuk membina puluhan ribu UKM ditanah air melalui kelas pembinaan UKM di beberapa kota di Indonesia antara lain Makasar, Denpasar, Jogya, Surabaya, Palembang dan kota lainnya.
Nah, edisi Januari 2016 Majalah Komite juga menampilkan Direktori 200 lebih pemain ecommerce besar dan startup di Jakarta untuk memfasilitasi networking diantara komunitas ecommerce untuk memperkuat ekosistem, emarketplace serta supply chain dari industry Ecommerce 2016 menghadapi MEA. (rrusdiah@yahoo.com)