Jakarta, KomiT – Majoritas Media Periklanan Elektronik terutama media periklanan yang tradisional mengalami penurunan omset terdisrupsi oleh New Mobile and Social Media seperti halnya industri taxi, agen travel dan banyak lainnya. “Teknologi peer to peer Internet dan mobility telah mendisrupsi banyak industri terlebih disrupsi oleh mobile apps advertisement yang merupakan pilihan yang digeluti oleh Adways, mulai dari kantor pusat di Jepang, hingga regional dan Adways Indonesia” tutur Ary Hermansyah, Country Marketing Manager bersama Hirotaka Ogura, CEO, Adways Indonesia kepada editor Komite.id di bilangan Kota Kasablanka 88, Jakarta.
Dari sela sela Social Media Week Summit di Jakarta bulan lalu beberapa pakar media elektronik berseloroh kepada Rudi Rusdiah editor portal Komite.id, ‘Bahwa banyak media tradisional bahkan elektronik sekalipun berpacu dengan segala bentuk media baru Over the Top (OTT), baik di Social Media portal ataupun yang sekarang trendy dalam bentuk applikasi di gadget smartphone masyarakat Indonesia yang amat digemari oleh Generasi Y dan Milenia.
Data yang dilansir majalah Komite.id bahwa belanja iklan TV Rp 72.5 triliun (2015) turun 26.7%, padahal sebelumnya selalu meningkat pesat selama satu dekade sebelumnya, tergerus oleh sos med dan mobile apps akhir ini. MNC Group yang banyak menikmati porsi iklan TV dengan porsi 35% market share dari angka Rp 72.5 triliun. Penurunan belanja iklan TV ini disinyalir dipicu oleh perlambatan ekonomi pada 2015, namun beberapa merek masih mempertahankan posisi belanja iklan, di sektor industri rokok seperti Djarum posisi 1, Rp 1.2 triliun, Sampoerna posisi 2, Rp 977 triliun; diikuti industri makanan (supermie, frisian flag); personal care; household (pepsoden; lifebouoy) dan selebihnya adalah disrupsi pemain baru dari industri e-Commerce seperti Tokopedia posisi ke 7, Rp 674 miliar, Traveloka posisi ke 9, Rp 631 miliar.
Adways sangat jeli membidik pasar e-Commerce yang perebutkan oleh pemain seperti Tokopedia, Bli-Bli.com, OLX dan banyak e-marketplace besar lainnya seperti Mataharimall.com; Lazada. Pertumbuhan eMarketplace di Indonesia sangat pesat didorong oleh masifnya potensi Generasi Y dan Milenial penggemar Sosial Media dan tumbuhnya kelas menengah Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke empat didunia.
That is the way, Adways , moto yang di dorong oleh Ary Hermansyah, dimana hasilnya adalah peningkatan omset revenue Adways Indonesia sebesar 300 % sejak 2015.
Data survey dari Baidu yang dilakukan oleh GfK menunjukkan kenyataan bahwa di Indonesia pasar mobile apps sangat unik dan membuat surprise, dimana Blackberry Messenger (BBM) tetap menduduki ranking nomor 1 di Indonesia, padahal banyak pengembang dan Startup Application as a Service (AaaS) ataupun Software as a Service (SaaS) yang menyiakan pasar besar legacy dari BBM ini, karena memang trend nya adalah meningkat pesatnya Androids dan IOS, namun tanpa disadari kenyataannya populasi BBM masih yang terbesar di Indonesia (RI) menurut survey GfK. Apps Mobile yang paling ngetop berdasarkan kategorinya: 1. Kategori Komunikasi Apps (96%): BBM (91%); Whatapps (60%); Line; Gmail dll; 2. Kategori Shopping Apps Store (95%): Google Playstore (94%); OLX; Lazada dll; 3. Kategori Social Media (84%): Facebook (54%); Instagram; Google+; Path; Twitter dll.
Jika melihat Apps yang beredar di pasar dimana banyak developer apps yang meninggalkan pasar BlackBerry dan majoritas membuat apps untuk Androids dan IOS, namun Adways cukup kreatif melakukan strategic official partnership dengan BlackBerry, ujar Ary mengejar peluang loyal customer BBM. Menurut Alexander Rusli Ketua Umum ATSI di Indosat saja, potensi Blackbery masih besar lebih dari 6 juta pelanggan Blackberry dan 20 juta lebih pengguna BBM, meskipun porsi Androids dan IOS lebih meningkat pesat. “Gaming seperti Clash of Clans yang juga populer menurut survey Badui oleh Gfk juga menjadi sasaran pasar potensial yang dilirik oleh Adsway di pasar kreatif Indonesia ujar Ary.
Tidak menutup kemungkinan Adsway yang sudah di Indonesia sejak 2011, akan lebih aktif juga di event organizer dan kegiatan Mobile Entertainment Show Indonesia dipenghujung 2016 untuk turut menggerakkan dunia pengembang mobile apps ditanah air bekerjasama dengan berbagai pihak seperti IDG dan Duniaku.
Menurut Ary, beberapa produk dan trademark yang diusung oleh Adways Indonesia antara lain Smart Driver; App driver dan jasa analytics gratis bagi para pengembang mobile apps dengan Party Tracks yang tentu sangat membantu para pengembang mobile apps mengukur kinerja landing; conversion dari apps nya bermitra dengan Adways Indonesia (rrusdiah@yahoo.com).