Jakarta, KomIT – Usaha Kecil Menengah (UKM) yang jumlahnya jutaan di Indonesia adalah tulang punggung ekonomi nasional. Para pelaku UKM sangat membutuhkan dukungan karena investasi untuk peralatan dan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masih mahal. Untuk meminjam dana ke lembaga keuangan, para UKM tersebut terkendala dengan akses yang sulit seperti berbagai persyaratan dan bunga kredit bank yang tinggi. Mereka juga perlu dukungan SDM TI yang profesional karena tidak mau direpotkan oleh urusan mengelola TI.
Sebagai alternatif para UKM dapat memanfaatkan layanan cloud. Dengan menggunakan teknologi cloud, maka investasi capital expediture (capex) untuk infrastruktur TIK yang mahal dapat “dicicil” sebagai operational expenditure (opex) dan di-outsource ke penyedia layanan cloud Infrastruktur-as-a-Service (IaaS) sehingga tidak memberatkan UKM.
Salah satu kelebihan model bisnis memanfaatkan layanan cloud adalah adanya fleksibilitas dalam hal timing dan kurun waktu investasi sehingga sangat membantu, misalnya untuk pelaku bisnis di sektor e-commerce mulai tahap start up menjadi disrupsi yang terjadi dengan sangat cepat hingga akhirnya bisnisnya booming.
“Dengan memperhatikan keunggulan layanan cloud itu maka PT Datacomm Diangraha, yang sudah 26 tahun berkiprah melayani perusahaan telekomunikasi serta pernah mendapat penghargaan Supplier Awards 2010-2012 dari PT Telkom Tbk., sudah melakukan diversifikasi dengan membuat unit bisnis Datacomm Cloud Business yang fokus menggarap peluang pasar cloud di Indonesia,” kata Sutedjo Tjahjadi, Managing Director Datacomm Cloud Business, di Grha Datacomm kepada Rudi Rusdiah dari redaksi Komite.id baru-baru ini.
“Datacomm Cloud Business memiliki pembeda dengan para penyedia layanan cloud global yaitu adanya filosofi bisnis local yang artinya memiliki pusat data milik sendiri yang berlokasi di dalam negeri dan dukungan para profesional Indonesia sehingga menghilangkan kendala geografis dan bahasa. Selain itu, Datacomm telah lama fokus menggarap pasar UKM Indonesia sehingga yang sulit diikuti oleh para pesaing global,” tambah Sutedjo.
“Datacomm Cloud Business juga mengutamakan aspek security sebagai pembeda terhadap pesaing di pasar domestik dan regional dengan memberikan layanan security-as-a-service dengan nama Sentricity yang terdiri dari: (1) Security Remote Monitoring dengan sertifikat ISO:27001; (2) Security Device Management; dan (3) Security Profesional Services,” kata Andi Garmadi, Marketing Spesialist Datacomm Cloud Business
“Terkait security maka Datacomm Cloud Business juga memberikan layanan Backup Services dan Disaster Recovery Services (DRC) yang disediakan sebagai jasa layanan Data Protection terhadap gangguan vulnerability dan kemungkinan musibah bencana alam,” tambah Andi.
Layanan Datacomm Cloud Business didukung oleh produk global (seperti Microsoft, VMware, Zimbra), 350 staf profesional, dengan pusat data standar Tier-3 bersertifikat ISO:9001, ISO:14001, ISO:27001 yang terletak di Grha Datacomm Jakarta dan NetCity Community Service di Alam Sutra, Tangerang yang memberikan layanan Triple Play untuk Smart City Alam Sutra.
Pusat data Datacomm Clous Business sudah memenuhi peraturan untuk menempatkan pusat data di wilayah Indonesia sesuai dengan PP No. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE) yang dikeluarkan pemerintah mendukung UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Selama kiprahnya puluhan tahun di industri TI nasional Datacomm telah berpengalaman menangani berbagai klien di sektor telekomunikasi dan pemerintahan dengan menjunjung tinggi kepentingan nasional. (rrusdiah@yahoo.com)