Jakarta, KomIT – Kemenenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) meresmikan Pencanangan Gerakan Seribu Buku untuk Tuna Netra dan Peluncuran Digital Audiobook Library for The Blind. Digital Audiobook Library for the Blind yaitu satu web application yang dapat dipergunakan tuna netra membaca buku secara online dengan fitur-fitur Text-to-Speech dan teknologi lainnya.
Salah satu tantangan penyandang disabilitas netra di tanah air adalah terbatasnya koleksi bahan pustaka yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka. Gerakan Seribu Buku untuk Tuna Netra dan Digital Audiobook Library for The Blind ini sangat sejalan dengan nilai-nilai Revolusi Mental. Revolusi Mental yang dimaksud yaitu etos kerja, integritas dan gotong royong dari Kemenko PMK, IBM Indonesia, dan FES (Friedrich Ebert Stiftung) yang telah sukses mewujudkan bentuk bantuan bersama terhadap penyandang tuna netra di tanah air.
Deputi bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial, Tb Achmad Choesni mengungkapkan, sejauh ini sudah tiga kotamadya yang mengaku sangat siap mendukung keberadaan perpustakaan digital untuk para penyandang tuan netra, yaitu Kota Bogor, Kota Bandung, dan Kota Surabaya. Diharapkan, gerakan ini akan memberikan efek yang makin membesar (snowballing effect) bagi semua pihak terutama menjaring para relawan khususnya anak-anak muda untuk mau mengetik buku yang nantinya akan berubah menjadi versi huruf Braille dan juga versi audibook. Dengan demikian, para penyandang tuna netra di tanah air makin luas kesempatannya menikmati bahan bacaan yang ada lewat 43 perpustakaan yang sudah memiliki peralatan audiobook di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama Presdir IBM Indonesia, Gunawan Susanto, menyatakan IBM Indonesia tidak hanya menginisiasi tetapi juga akan terus mendukung kegiatan Digital Audiobook Library for The Blind ini. Keterlibatan pihak lain juga sangat diharapkan, terutama perusahaan telekomunikasi. Dengan misalnya membuat semacam mobile application agar di mana pun, kapan pun, dan siapa pun, dapat mengakses Digital Audiobook Library for The Blind. “Selagi ada ponsel pintar, selama itu juga saudara-saudara kita para penyandang tuan netra dapat menikmati bahan bacaan. Semoga semangat kami ini dapat menyebarluas dan terus berkelanjutan,” ujarnya. (red)