Kedaulatan & Kemandrian Nasional concern berdirinya Koperasi Digital Indonesia Mandiri

0
3120

Jakarta, KomIT- Koperasi Digital pertama disosialisasikan kepada masyarakat Telematika pada public ekspose pada Hari Kebangkitan Nasional Jumat (20/5/2016) di auditorium Kementrian Koperasi dan UKM dengan penyerahan akta Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) dari Kementrian Koperasi dan UKM, diwakili oleh Agus Muharram, SesmenKopUKM bersama Hermawan Kartadjaja, Staff Khusus MenKopUKM kepada jajaran Pengurus KDIM, Henri Kasyfy,Ketua KDIM bersama jajaran penasehat KDIM Kristiono dan BagusRachman.

Slogan Koperasi Digital (KDIM) yang diusung pengurus KDIM ‘Everybody Owned’ menjadi perhatian khusus Hermawan, karena pasar digital kita besar, namun dikuasai oleh produk asing seperti OTT (Over the Top), yang memang ‘capital intensive’ oleh kapitalis dan modal besar global, sehingga tema kepemilikan bersama ini oleh Masyarakat Indonesia, tanpa harus menggangu APBN ini memang semangat dan jiwa berkoperasi selain gotong royong yang perlu di reformasi di era ‘crowd sourcing’ ini, ujar Hermawan pada keynotenya dan saat usai acara kepada Rudi Rusdiah, editor Komite.ID, yang juga kebetulan sebagai sekretaris bidang perangkat, Koperasi Digital ini.

Hermawan, Chairman Markplus hadir full team bersama Hendra Warsita, Edo Rinaldo, Vico dan tim Markplus yang lain, yang ikut membidani lahirnya koperasi ini dan juga ditugaskan mereformasi jajaran Koperasi di Indonesia yang dinilai kurang enerji dan sehat serta sangat perlu mengantisipasi perkembangan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) ini untuk menahan arus deras globalisasi modal asing dan produk global.

Dalam pidato sambutan Agus mewakili MenKopUKM mengingatkan bahwa dunia memasuki gelombang Revolusi Teknologi Informasi, setelah Revolusi Agrikultur dan Industri, jadi mau tidak mau teknologi digital dan informatika ini akan merevolusi juga dunia usaha dan koperasi di Indonesia , sehingga momentumnya sangat tepat meskipun baru sekarang agar dunia Telematika kita jangan terus tertinggal dan kita menjadi pasar dari produk Global. Tema ‘Disrups teknologi peer to peer & Share economy’ yang juga termasuk ‘crowd sourcing’ pada edisi Komite.ID Mei-Juni 2016 jelas menggambarkan fenomena ‘The World is Flat’ karangan Thomas Friedman, dimana dengan TIK (atau ICT), maka batas batas fisik seperti Negara, Ruang dan Waktu semakin abstrak dan Indonesia harus siap menjadi Tuan Rumah di Pasar yang sangat besar dengan 256 juta penduduk RI melalui model ber Koperasi yang mempunyai peranan sangat strategis menghimpun dana model saweran atau crowd sourcing. Koperasi KDIM ini akan fokus pada tiga bidang pokok dari era Internet dan Digital informasi ini yaitu DNA atau Device (Perangkat Gadget), Network (Jaringan) dan Aplikasi, ujar Kristiono, yang juga Ketua Masyarakat Telematika (Mastel), bersama jajaran pengurus Mastel yang hadir seperti Rudi Rusdiah dan Kanaka Hidayat.

Untuk awalnya, KDIM akan mulai dari pemasaran dan pembangunan industri Smartphone dari komponen Device/Perangkat, ujar Teguh Prasetya, Ketua Bidang Perangkat via milis. Kemudian jangka Menengah Koperasi juga akan meluncurkan Satelit terutama pasar khusus bagi masyarakat perdesaan dan suburban yang membutuhkan akses network satelit, ketika sulit untuk menjangkau dengan teknologi seluler 4G, ujar Kanaka Hidayat, pengurus bidang Network (Satelit).

Program Smartphone ini awalnya juga dapat dimulai dari model kolaborasi dengan industri manufacturing lokal seperti Satnusa, Pangung Elektronik, Politron dan lainnya mendorong TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) serta kemandirian industri Telematika, serta mengurangi defisit perdagangan akibat masyarakat hanya sebagai konsumen dari pasar produk Global dengan TKDN yang sangat rendah, ujar Henri, yang juga Sekjen APJII hadir bersama Ketua APJII Jamalul Izza dan Handoyo Taher serta Agus Budi Rahardjo sekaligus Pengurus APJII.

Disisi lain, yang lebih fundamental, jaringan satelit dalam negeri kita pun belum mencukupi kapasitas transponder hanya untuk memenuhi kebutuhan Nasional meskipun dengan akan diluncurkannya BRISat, Telkom 3S dan Telkom 4, sehingga dimanfaatkan oleh membanjirnya satelit asing dengan footprint dan transponder yang menjangkau wilayah RI selain penetrasi gadget asing dan content OTT global.

Prihatin atas keadaan tersebut diatas, Mastel dan APJII sebagai organisasi yang memiliki concern terkait kemandirian dan kedaulatan industry TIK di Indonesia sepakat untuk bersinerji dalam wadah Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) yang kepemilikannya dapat diimiliki oleh semua insan dan masyarakat Telematika di Indonesia. Ingat slogan ‘Everybody Owned”. (rrusdiah@yahoo.com).