Terbentuk Association of Big Data Indonesia (ABDI)

0
4604

Jakarta, KomIT – Asosiasi ABDI (Asosiasi Big Data Indonesia) atau dikenal juga dengan nama Association of Big Data Indonesia baru saja terbentuk. Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah memaparkan beberapa visi dan misinya. Menurut Rudi Rusdiah yang juga pengurus Mastel, ABDI akan turut berpartisipasi dalam bidang pembuatan draft regulasi dan peraturan dan perundangan terkait dengan Data sebagai komoditas strategis, karena regulasi dan peraturan perundangan akan membentuk dan mengatur arah dan nasib industri Big Data dimasa mendatang.

Ke depan, di ProLegNas dan lingkungan Pemerintah serta DPR sedang digodok:
1. RUU Konvergensi antara UU ITE, UU Penyiaran dan UU Telekomunikasi yang akan sangat penting dan strategis bagi Industri Big Data ini.
2. Turunan UU ITE, baik dari PP 82/ 2012 Penyelenggara Sistem Transaksi Elektronik (PSTE) dan beberapa PP turunan dari UU Telekomunikasi akan banyak menentukan bagaimana komunikasi, proses, analytics, profile, penyimpanan dan transmisi dari Data yang akan menentukan masa depan Masyarakat Telematika Indonesia.
3. RUU terkait Data Privacy (Perlindungan Data) dan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP), UU Statistik, serta UU HKI seperti Trade Secret (Rahasia Dagang). Masih banyak regulasi yang akan mengatur industri jasa Big Data Mining ataupun Analytics, dimana industri harus berperan dan terlibat memberikan masukan; pandangan dan saran agar industri Big Data bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan industrinya menjadi kondusif, sejahtera, berdaya saing, serta sustainable.

Tujuan ABDI antara lain:
1. Menjaga Kesinambungan (Sustainability) Industri: Menjaga agar industri ABDI tetap kondusif, aman dan sejahtera agar Lifetime dari industrinya menjadi lebih panjang dan berkelanjutan, menghadapi perubahan teknologi, regulasi dan globalisasi yang sangat cepat dengan:
– Inward Looking: Para stakeholder didalam Industrinya memiliki wadah untuk saling berkomunikasi dan berdiskusi jika ada masalah atau perbedaan diantara stakeholdernya. Misalnya Perang Tarif atau Predatory competitions alias kompetisi yang tidak sehat dan saling menjatuhkan satu dengan lain. ABDI dapat menjadi media rekonsiliasi, silahturahmi dan arbitrase sehingga tidak perlu berlanjut ke solusi hukum; Asosiasi dapat memfasilitasi agar ada standard protocol; Open Data Connector antara masing masing produk dari masing masing anggota, karena sifat data yang ubiquitous.
– Outward Looking:
o Hubungan dengan Pemerintah: Asosiasi ABDI dapat menjadi media/jembatan komunikasi antara Pelaku dan Perusahaan anggota ABDI dengan Pemerintah (Kementrian Teknis) sebagai Regulator, Pengambil Kebijakan, Peraturan dan Perundangan (DPR) dll. Dengan adanya asosiasi maka bargaining position untuk bernegosiasi dari masing masing anggota semakin kuat dan bersama dengan regulator atau pembuat kebijakan; ABDI dalam waktu dekat akan bersilahturahmi dan audiensi dengan Kementrian Kominfo; Dirjen APTIKA; Dirjen ILMATE; Kementrian Perdagangan; Kementrian Perindustrian; BPS; DPR Komisi I dll.
o Hubungan ABDI dengan Asosiasi/Industri terkait. Sebagai asosiasi maka level of playing field ABDI sebagai focal point menjadi semakin kuat, mengingat hampir semua bidang sudah memiliki asosiasi misalnya: APJII untuk bidang Internet; Mastel untuk bidang Telematika; Apkomindo untuk bidang Komputer; APWKomitel untuk bidang Warnet, ATSI untuk bidang Telepon Seluler, bahkan banyak asosiasi yang lain untuk bidang seperti Clouds, Data Center, Konten Digital, Broadcasting, dll.;
Catatan: ABDI dapat kolaborasi dengan Mastel sebagai anggota Asosiasi Mastel ataupun APJII, FTII dll.
o Hubungan ABDI dengan Masyarakat Telematika. Sebagai asosiasi maka ABDI bisa lebih netral berkomunikasi, berkolaborasi dan berbakti kepada Masyarakat Negara dan Bangsa;
o Hubungan Internasional ABDI: Sebagai asosiasi di Indonesia maka ABDI dapat menjalin hubungan setara dengan asosiasi terkait dinegara Tetangga, Regional maupun tingkat Global. ABDI dapat menjaga Kedaulatan Data di NKRI.
2. Menjaga daya saing industri ABDI dengan partisipasi dari semua anggotanya yang mempunyai kepentingan dan national interest yang sama memajukan industrinya menghadapi era globalisasi dan regionalisasi. (red)