Penetrasi Internet Indonesia Capai 51.7% & Global Tembus 50% di 2017

0
4987

Jakarta, KomIT – Jumlah pengguna Internet di seluruh dunia mengalami peningkatan yang luar biasa besar. Totalnya Internet User didunia sebesar 3.49 miliar atau 47% dari populasi penduduk dunia yang mencapai angka 7,43 miliar (2016). “Peningkatan jumlah pengguna Internet di dunia terus bertambah dan diprediksi akan menembus angka 50% populasi penduduk dunia memasuki tahun 2017,” ungkap Rudi Rusdiah, Ketua ABDI (Asosiasi Big Data Indonesia) di Jakarta.

Menurut Rudi Rusdiah yang akrab disapa RR menambahkan, diluar penetrasi eksponensial Internet of Thing (IOT) atau M2M, yang menakjubkan adalah peningkatan user atau pengguna Facebook Global dari 1.59 miliar (2015) diatas populasi penduduk Tiongkok dan India, menjadi 1.65 miliar (Q1,2016) serta 1.71 miliar (Q2, 2016), menjadikan populasi Republik Virtual Facebook di Cyberspace terbesar.

Lebih lanjut Rudi yang juga Editor Komite.ID menambahkan, perkembangan internet di Indonesia juga tumbuh dan Komite.ID setiap tahun selalu mendapatkan update data penetrasi Internet dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum APJII Jamalul Izza, didampingi Henri Kasyfi Sumartono, Sekjen APJII memaparkan hasil survai APJII bertajuk “Statistik Pengguna dan Perilaku Internet Indonesia di Jakarta, kemarin.

Dari hasil Survey APJII, diperkirakan jumlah Internet user Indonesia sebesar 132,7 juta atau 3.8 % dari Global Internet user. Penetrasi RI ini 51.7% dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta (2016). Jumlah Internet user (2016) meningkat pesat dari angka menembus 100 juta (2015) dengan distribusi sebagai berikut: Di pulau Jawa 86.2 juta orang (65%); Sumatra 20.75 juta (16.7%); Bali & NT 6.14 juta (4.7%); Kalimantan 7.68 juta (5.8%); Sulawesi 8.454 juta (6.3%); Maluku dan Papua 3.33 juta (2.5%), dimana 47.5% adalah Wanita dan Pria 52.5%.

Dari informasi tersebut maka kesimpulannya penetrasi Internet di Indonesia sudah berada diatas rata rata penetrasi Internet dunia dengan angka 51.8%. Namun angka domestik menunjukkan masih adanya kesenjangan antara Jawa (65%) dan Luar Jawa (35%), juga terlihat bahwa semakin ke arah Timur maka kesenjangan makin meningkat dimana hanya 2.5% di Maluku dan Papua yang wilayah teritorialnya jauh lebih besar dari pulau Jawa. “Ha ini adalah tantangan bagi pemerintah cq Kominfo bersama APJII dan komunitas warga internet untuk memperkecil kesenjangan ini,” tuturnya.

Selain itu, jenis layanan yang digunakan juga berubah drastis. Pada survai APJII (2001) maka akses internet dari Warnet menduduki peringkat tertinggi 42%; dari Perkantoran 41%; dari Rumah 12%; dari Kampus 3% dan dari Sekolah 1%. Internet user ketika pergantian Milenium ini baru 2 juta atau 0.9% (2000) dari penduduk Indonesia yang berjumlah 210 juta jiwa (2000). Bandingkan dengan survai APJII (2016) maka akses Internet tertinggi bukan lagi fixed tapi mobile yaitu 69.9% (92.8 juta) internet mobile; 13.3% (17.7 juta) dari Rumah; 11.2% (14.9 juta) dari Kantor; 2.9 juta (2.2%) dari Kampus; 1.6% (2.1 juta) dari Warnet dan 0.9% (1.2 juta) dari internet Cafe.

Memasuki era bonus demografi terlihat generasi Y dan Milenial mendominasi Internet User (IU) RI yaitu 24 juta (80%) usia 25-29 tahun; 22.3 juta usia 20-24; dstnya. Pada HUT APJII ke 20, APJII yang lahir pada tahun 1996 sebelum pergantian Milenium akan menyelenggarakan event besar pertama yaitu IIXS (Indonesian Internet eXpo dan Summit) diikuti oleh berbagai Forum seperti IndoCyber Forum; IOT Forum; Big Data Forum dan kegiatan Workshop; Hackaton; Game Developer yang berlangsung pada 22-24 November 2016 di Balai Kartini, Jakarta.

Selain survey oleh APJII bersama I2BC/Accenture pada 2001 dengan judul buku “Indonesia Cyber Industry & Market”, ITU (International Telecommunication Union) juga pernah melakukan survai regional di kantor regional Bangkok yang mengundang perwakilan dari Asosiasi Warnet, Ditjen Postel, Telkom, APJII hadir pada Maret 2002. Survai ini dijadikan buku dengan judul “Kretek Internet: Indonesian Case Study” hasilnya tak jauh berbeda dengan Survey APJII (2001) dimana warnet tetap primadona di Indonesia dan diakui dunia. Namun mendekati 16 tahun maka mobile internet hampir menggantikan/ substitusi dominasi Warnet.

Kedepan landscape dan ekosystem Internet akan terdisrupsi oleh IOT atau Machine to Machine (M2) yang akan mendominasi koneksi Internet di dunia memasuki era Big Data. Disrupsi juga dilakukan oleh perusahaan perusahaan yang ketika pergantian Milenium belum lahir, sekarang menguasai dunia Internet di dunia dan di Tanah Air seperti Facebook 71.6 juta (54%), Youtube 14.5 juta (11%). Selamat datang di era disrupsi Data driven economy. (rrusdiah@yahoo.com)