Jakarta, KomIT – e2eCommerce Indonesia, pameran yang fokus mendukung kekuatan ekosistem eCommerce di Tanah Air resmi dibuka di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (2/11). Hadir dengan tema Build, Grow, Fulfil Indonesias eCommerce Future, pameran yang akan berlangsung hingga Kamis (3/11) ini diharapkan mampu menarik 1.500 trade visitor dan 300 delegasi lainnya.
Pameran ini menjadi ajang pertemuan bisnis pelaku dan pengelola usaha di Indonesia yang bergerak di industri ritel, e-commerce, paket, dan logistik, dengan meningkatkan dan merealisasikan kebutuhan e-commerce secara menyeluruh. Perhelatan e2eCommerce juga menjadi wahana yang dibutuhkan industri bertukar pengetahuan. Ajang ini ditujukan untuk membangun strategi mitra bisnis antara perusahaan lokal dan global untuk membuka potensi sektor e-commerce di Indonesia.
Ajang e2eCommerce Indonesia menghadirkan 40 pembicara dan 30 peserta pameran dari delapan negara seperti China, Jerman, India, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan AS yang terdiri dari retail, pemilik merek, penyedia jasa eCommerce, perusahaan distribusi, dan lain sebagainya.
Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Lis Sutjiati mengatakan bahwa UKM (Usaha Kecil dan Menengah) menjadi kekuatan eCommerce Indonesia dan dapat membantu program Pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem eCommerce di Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian Kominfo, lebih dari sepertiga penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa telah mampu mengakses internet, dan tujuh di antara 10 orang melakukannya dengan menggunakan smartphone mereka. “Pasar eCommerce Indonesia diperkirakan akan mencapai US$130 miliar pada 2020, membuat negara ini menjadi pasar terbesar ketiga di Asia dalam hal eCommerce di belakang China dan India,” ujar Lis.
Sementara itu, General Manager SingEx Exhibitions Adrian Sng mengatakan, Indonesia adalah negara dengan pengguna mobile internet yang tinggi dan didukung oleh populasi penghasilan menengah yang cukup besar. “Didukung regulasi eCommerce dalam hal pembayaran dan payung hukum regulasi lainnya, Indonesia memiliki peluang besar dalam hal industri nirkabel,” jelasnya.
Ia menambahkan, Indonesia juga memiliki variasi daerah perkotaan dan wilayah lainnya yang didukung oleh variasi pengecer/ ritel yang tersebar dengan tren pembayaran cash-on-delivery. Hal ini mampu menjadi pendukung untuk pertumbuhan bisnis logistik dan pengiriman serta pembayaran transaksi yang inovatif.
Perhelatan e2eCommerce Indonesia juga menjadi wahana yang dibutuhkan industri bertukar pengetahuan. Ajang ini ditujukan untuk membangun strategi mitra bisnis antara perusahaan lokal dan global untuk membuka potensi sektor eCommerce di Indonesia. CEO SingEx Holdings Aloysius Arlando mengatakan, berdasarkan perkembangan pasar dan wawasan tren industri, pihaknya mengantisipasi dengan pertumbuhan populasi kelas menengah di Indonesia, pesatnya penetrasi dalam belanja online, dan antisipasi perubahan undang-undang yang mempercepat perkembangan pembangunan industri eCommerce.
“Pengalaman dan keberhasilan pameran Last Mile Fulfilment di Singapura memberi keyakinan penyelenggaraan e2eCommerce Indonesia dalam mendorong dan membangun kemampuan industri eCommerce di Indonesia melalui pembicaraan dan penampilan inovasi dari pelaku dan pakar industri,” ujarnya.
Berdasarkan perkembangan pasar dan tren industri saat ini, Aloysius melanjutkan, salah satu faktor yang mendukung pesatnya perkembangan eCommerce di Indonesia adalah meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah yang konsumtif. “Inovasi yang cepat dan adopsi teknologi baru, ditambah dengan munculnya daya beli kelas menengah, akan mendorong pertumbuhan eCommerce di Tanah Air,” katanya.
Ditempat yang sama, Direktur Eksekutif Asperindo, Syarifuddin mengatakan “Dengan berpartisipasi di e2eCommerce juga akan membantu industri terkait untuk membangun jaringan bisnis dan koneksi pemain eCommerce, pengiriman paket dan jasa logistik perusahaan,” ujarnya. (red/ju)