Ritel Tradisional Mulai Transformasi Ke Ritel Internet : MULTI CHANNEL

0
3085

20170118_115702sJakarta, KomIT – Teknologi Informasi dan Internet ekonomi mentransformasi industri Ritel Nasional menuju ecommerce dan Internet Ritel membantu peningkatan ekonomi Nasional RI ujar Roy N Mandey Chairman Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) disela Internet Retailing Expo Indonesia di ballroom Hotel Pullman Rabu (18/1), meski masih 25% dari total 35,000 toko ritel fisik yang belum mampu Go Digital.

Internet Retailing Expo Asia ini diikuti oleh 80 pembicara retailing expert, 70 exhibitors, 3 Conference Track, Workshop, Clinics di Ballroom Hotel Pullman, Jakarta dari 18-19 Januari 2017.

Sebelum bisnis ritel lokal tradisional terdisrupsi sebaiknya mulai melakukan persiapan strategi transformasi ke bisnis ecommerce dan emarketplace seperti yang dilakukan oleh MAP melalui PT MAP ECOM Adipersada ujar Ravi Kumar, direktur PT MAP dengan program seperti MAPCLUB.com. Memanfaatkan Online Shopping melalui dunia Cyber sehingga ratusan merek global dibawah MAP dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia di pelosok tanah air. Tantangannya kemudian adalah bagaimana melakukan Delivery Pengiriman barang atau konversi menjadi transaksi penjualan dan pelanggan yang tergangung di MAPCLUB.com

Selanjutnya Roy menampik bahwa ecommerce menggerus lokal ritel yang dimasud adalah ritel tradisional Indonesia. Menurut Roy Ecommerce adalah complement dan substitusi dari toko ritel fisik atau dikenal dengan brick and mortal retail shop dan yang baru melakukan transformasi masih sangat minim, sehingga kontribusi sektor e-dagang baru mencapai satu persen dari sektor ritel nasional.

Menurut Roy, Omset industri ritel Indonesia mencapai Rp 199.1 Triliun (2016) atau 10%, meningkat dari Rp 181 Triliun (2015) dan diharapkan dapat mencapai Rp 219 Triliun (2017) atau meningkat 12%. PDB meningkat 4.7% (2015) dan optimis pada 5.4% (2017) di Komite.ID (2/1/2017) http://komite.id/2017/01/02/outlook-ritel-2017-anomali-data-ritel-online-dari-berbagai-sektor/

Namun Roy memanfaatkan data Global Retail Development Index (GRDI) dari konsultan ritel AT Kearney (2016) bahwa penjualan seluruh ritel nasional Indonesia (RI) US$ 324 miliar atau setara dengan Rp 4320 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 2.3%.Ketika Komite.ID minta penjelasan dan justifikasi data kontribusi Internet Ritel satu persen atau US$ 3.2 miliar jika kontribusinya kurang dari 1%,sedangkan di negara maju seperti AS dan China bisa mencapai 6% sampai 8 % ujar Roy di sela sela opening ceremony Internet Retailing Expo Indonesia di ballroom Hotel Pullman Rabu (18/1).

Menurut Roy, scope dari data Aprindo majoritas kontribusi dari Ritel Modern seperti Hypermart, MiniMart, Departemen Store dll, jadi tidak memasukkan angka dari Tradisional Ritel seperti warung, pasar tradisional dan usaha mikro dll yang menyebabkan adanya perbedaan angka omset ritel.

Menurut Managing Director Clarion Event penyelenggara Internet Retailing Expo Indonesia ini, Pasar Asia Tenggara mengalami pertumbuhan yang paling pesat didunia. Tahun ini penggunanya mencapai 260 juta dan pada 2020 meningkat menjadi hampir 500 juta. Industri Internet ritel yang mempunyai pertumbuhan tertinggi dan menopang ekonomi Internet adalah Ecommerce, Media Daring, Industri Travel, Turisme dan Hotel dengan pertumbuhan 32%. Indonesia menempati urutan ke 5 di Asia untuk pertumbuhan ecommerce dibawah Tiongkok, India, Malaysia dan Kazakhstan. Menurut data dari Google dan Temasek, ecommerce Indonesia di urutan pertama di Asia Tenggara (rrusdiah@yahoo.com )