ZTE Miliki Hak Paten Terbanyak di Organisasi HaKI Dunia (WiPO)

0
2888

Jakarta, KomIT – ZTE mengajukan aplikasi paten terbanyak (peringkat no. 1) di daftar tahunan pemohon di Organisasi Hak Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization’s atau WIPO). Ini mencerminkan peningkatan fokus perusahaan pada penelitian dan pengembangan dari teknologi generasi berikutnya termasuk 5G, virtualisasi jaringan, cloudification dan Internet of Things (IoT).

ZTE mengajukan 4.123 aplikasi paten berdasarkan Patent Cooperation Treaty (PCT) pada tahun 2016, angka ini melebihi dari perusahaan lain, menurut data yang dipublikasikan oleh WIPO. ZTE pindah ke posisi teratas setelah menduduki peringkat 3 di tahun sebelumnya, dan ZTE telah ditempatkan di dalam Top-3 dalam daftar tahunan WIPO setiap tahun sejak 2010.

Huawei Technologies, dengan 3.692 aplikasi paten pada tahun 2016, menduduki peringkat No 2 oleh WIPO, diikuti oleh Qualcomm Inc. dengan 2466, Mitsubishi Electric dengan 2.053 dan LG Electronics dengan 1.888.
“Posisi teratas ZTE di peringkat paten WIPO ini mencerminkan upaya kami yang berkelanjutan untuk memimpin industri ICT dalam pengembangan teknologi generasi berikutnya,” ujar Shen Nan, Chief Intellectual Property Officer ZTE.

Bai Jie, Chief Marketing Officer ZTE Indonesia menambahkan, “Sebagai pemimpin global dalam inovasi teknologi, ZTE sangat berkomitmen untuk mempromosikan dan melindungi hak kekayaan intelektual.” Dengan 20 pusat riset dan pengembangan di Asia, Amerika Utara dan Eropa, ZTE menginvestasikan lebih dari 10% pendapatannya pada bidang riset dan pengembangan serta mempekerjakan lebih dari 30.000 peneliti profesional dalam mengembangkan teknologi generasi berikutnya termasuk 5G, IOT, NFV, SDN, Cloud Computing, Big Data dan Smart City.

Dengan lebih dari 1.500 aplikasi paten yang berkaitan dengan 5G, ZTE adalah vendor pertama di dunia yang memverifikasi teknologi utama di 5G millimetre wave dan sub-6GHz frequencies pada 2016. ZTE juga telah berhasil menyelesaikan teknologi single-point 5G dan memverifikasi prototipe. Dan saat ini telah memasuki fase verifikasi dan riset & pengembangan.

“Para pelapor hak paten dan merek dagang yang berbasis di Cina inilah yang berada di balik pesatnya pertumbuhan hak paten dan merek dagang internasional. Ini merupakan langkah besar dalam internasionalisasi bisnis mereka sebagai negara, dari ‘Made in China’ menjadi ‘Created in China’,” kata Francis Gurry, Direktur Jenderal WIPO.

Solusi Pre5G yang dimiliki oleh ZTE memungkinkan operator untuk segera menerapkan teknologi 5G ke infrastruktur 4G LTE yang ada. Solusi Pre5G ini telah digunakan di lebih dari 40 jaringan di 30 negara oleh operator termasuk SoftBank, China Mobile dan Telefonica. (red/ju)