Jakarta, KomIT – IoT Asia diselenggarakan 29-30 Maret 2017 di Singapore Expo, dibuka oleh Dr Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri , merangkap Menteri Smart Nation Innitiative, Singapura memperkenalkan tantangan dan opportunity serta trend di industry IoT (Internet of Things) dikawasan regional Asia.
IoT Asia dihadiri oleh 4,500 wakil pemimpin dunia , pakar industry dan pengambil keputusan serta wakil dari MNC Teknologi dari 40 negara di EU, AS, China, India dan Asean, dimana majalah Komite.id adalah media partner IoT Asia dari Indonesia, yang diselenggarakan oleh SingEx, subsidiary Singapore Investment Company, Temasek Group.
Tampak dari kiri kekanan, Moderator Rob van Kranenburg, Forum IoT Council, Belgium; Panelist Dr Vivian B, Menteri Luar Negeri , pjsMenteri SmartCity Innitiative; Jordi ; Secretary forTelecom, Cybersecurity and Digital Society, Catalonia, Spanyol; Christopher Pook, Regional Director for International Trade, Ingris Raya (Lihat foto).
Pengembangan dan adopsi IoT di Asia Pacific cukup significant, menghabiskan US$ 58 miliar R&D bagi berbagai solusi di multiplatform vertical industries dan basis bagi pengembangan Smart City memanfaatkan IoT hingga 2020. Singapore menaruh perhatian besar bagi pengembangan IoT dengan partisipasi aktif Menteri Smart Nation Innitiative untuk mempertahankan posisi Singapore sebagai ranking pertama SmartCity dunia, karena berhasil memimpin kebijakan smart mobility, penetrasi total fixed dan cellular broadband Global serta memiliki open data policy yang handal. Lima besar SmartCity ranking 2016 menurut Juniper Research adalah (1) Singapore mengalahkan Barcelona diposisi 2; London posisi ke 3 diikuti oleh San Fransisco dan Oslo. Beberapa Negara di Asia sukses melakukan digital dan IoT transformasi dan memiliki IoT roadmap yang jelas seperti Singapore Committee on the Future Economy (CFE), Asean ICT Masterplan (AIM) 2020, Malaysia National IoT Strategic Roadmap dan China 10 years “Made in China 20205”. Bagaimana dengan Indonesia ?
IoT Asia 2017 menjadi platform penting bagi pemerintah, bisnis, akademisi dan enterprenur dari berbagai Negara untuk bertukar pandangan dan insight serta belajar dari pakar serta startup IoT Global mengenai bagaimana membuat IoT pragmatic, nyata dan profitable ujar Rob kepada Rudi Rusdiah, Chief Editor, Komite.id.
Dihadiri oleh technology leader seperti Accenture, Amazon Web Services, Asavie, Avnet, Bosch, dBManggo, Dell EMC, Fujisu Asia, The Open Connectivity Foundation,, Sigfox pemain di IoT Ecosystems Platform. Thema 2017 adalah Making $ense in Our Connective World menekankan prinsip dari IoT bagi pemerintah, binsis dan komunitas untuk mendapatkan keuntungan dari evolusi IoT.
Berbicara IoT, maka banyak cross platform disrupter juga hadir seperti Big Data, Cybersecurity, Robotics, Drone Technology, AI (Artificial Intelligent) serta VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality).
IoT Asia ditutup dengan keynote oleh Hannes Sjoblad, Chief Disrupter Officer of Epicenter Stockholm, pakar terkemuka dunia di bidang bioHacker, aktivis yang melakukan operasi inplant NFC smart chip yang menghasilkan “Internet Ready human Being” cikal bakal dari AI, VR dan AR (rrusdiah@yahoo.com).