Jakarta, KomIT – PT Global Expo Management menggelar pameran internasional Inagreentech 2017 pada 17-19 Mei 2016 di Jakarta International Expo. yang juga merupakan pameran panel surya, Lampu Hemat Energi (LHE), LED, baterai, komponen dan produk ramah lingkungan dengan sub-event INALIGHT 2017, SOLARTECH INDONESIA 2017, Smart Home+City Indonesia 2017, INATRONICS 2017, CABLE & WIRE INDONESIA 2017, BATTERY INDONESIA 2017 dan POWERGEN INDONESIA 2017. Pameran ini menjadi wadah yang mempertemukan produsen, distributor, konsumen dan pelaku usaha lainnya dalam mengembangkan industri yang tengah dibangun. Dengan demikian, diharapkan dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Baki Lee, Direktur Utama PT Global Expo Management (GEM Indonesia) meyakini bahwa pameran ini menjadi peluang bisnis yang menggiurkan d bidang energy pembangkit listrik tenaga surya. “Terlebih kebutuhan Indonesia untuk pembangkit listrik energy terbarukan hingga 2025 mencapai 43.300mw,” katanya di Jakarta, Rabu (17/5). Pameran ini diikuti lebih dari 650 peserta dari 20 negara, dan diharapkan dapat menarik 35,000 pengunjung dari manca negara serta investasi langsung (FAI) di sektor green energy seperti pembangunan pabrik panel surya, Lampu Hemat Energi (LHE), led, dll.
Pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan menjadi penting untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Sebagai negara kepulauan, pesisir pantai Indonesia sangat rawan dengan naiknya permukaan laut sebagai dampak perubahan iklim.
Hal ini juga berkaitan erat dengan kebutuhan listrik terus meningkat dan animo masyarakat yang besar akan kebutuhan listrik. Apalagi PLN memasok energi listrik sebesar 1500-2000 MW. Proyek listrik 10.000 MW yang sudah selesai dibangun belum mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun. Program pembangunan pembangkit listrik tenaga surya berbarengan dengan perkembangan perlampuan LED (ramah lingkungan) indonesia, pasalnya pemerintah menggalakkan program pembangunan 30 ribu rumah baru dan infrastruktur seperti pembangunan jalan sejauh 2,650 KM, 3,258 M jalur kereta apai, 24 pelabuhan besar, 60 dermaga ferry, 15 bandara modern, 14 kawasan industri, 49 waduk dan pembangkit listrik tenaga hidrolik dalam lima tahun kedepan
Seperti diketahui, perkembangan ekonomi ASEAN yang semakin maju, ternyata mendorong pemerintah semakin giat melakukan eksplorasi dan analisa perkembangan ekonomi yang akan diprioritaskan di Indonesia untuk bersaing dalam memajukan ekonomi negara salah satunya adalah “green technology” karena Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan green technology salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya (sinar matahari) menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan sel surya (photovoltaic) dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 Kwh.m2 setara 112.999 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. (red)