Melalui berbagai inovasi yang dilakukan perusahaan, meski harus melewati beragam tantangan, namun perusahaan selalu berhasil mencapai kinerja yang lebih baik sesuai target. Cakupan pelayanan ATB sudah mencapai 99,5% dengan jumlah pelanggan di tahun 2017 sekitar 260.000 dari beragam kalangan. Jumlah ini akan meningkat sampai akhir konsesi nanti dan target pelanggan mencapai 350 ribu di tahun 2020.
Ada beberapa teknologi yang telah diimplementasikan ATB, mulai dari yang berbasis teknologi informasi dengan menerapkan sistem pengelolaan big data, hingga peralatan digital untuk mendukung proses pengolahan air yang lebih efisien. Untuk penanganan big data, ATB telah menggunakan Smart Data Centre berstandar internasional Tier II – Redundant Components dengan tingkat availabilitas 99,741% untuk melindungi seluruh data perusahaan, serta menjaga stabilitas dan kinerja operasional secara teknologi.
Guna mendukung oprasional sistem teknologi yang digunakan, ATB juga menerapkan power backup, cooling system, raised floor, security dan fire extinguisher system yang sudah terintegrasi dengan Equipment Management Software. Bahkan juga telah mengimplementasikan DRC-Server di lain lokasi sebagai backup dan mirror, sehingga semua bisa terus berjalan stabil, dan bila terjadi gangguan sistem, juga bisa cepat diatasi.
“Kami selalu konsisten mengedepankan inovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk menunjang kinerja yang lebih baik. Kami menyadari, di era digital, kerja keras saja tidaklah cukup, tetapi pemanfaatan teknologi digital dan informasi juga sangat penting untuk menjadi lebih baik dan lebih efisien,” ujarnya.
Transformasi digital di perusahaan, dilakukan dengan membangun Smart Data Centre untuk melindungi seluruh data perusahan, mengembangkan Smart System & Application yang memiliki konsep virtual dan cloud system. Hal ini dilakukan agar seluruh pengolahan data dan penyebaran informasi bisa dilakukan setiap saat, sehingga memudahkan monitoring system. Karena semua sistem yang dibangun telah memasukkan semua data tentang pelanggan, Mulai dari profile pelanggan, lokasi pelanggan, hingga semua keluhan yang disampaikan oleh pelanggan. Coverage dari system, saat ini sudah 100%, baik dari sisi area maupun dari semua data pelanggan. Untuk menunjang pelayanan, perusahaan juga membuat Mobile App, sehingga pelanggan bisa lebih mudah mendapatkan beragam informasi seputar ATB melalui ponsel berbasis Android.
“Bagi kami perlunya penanganan big data, terutama untuk memudahkan proses analitik berbagai sumber data informasi penting sebagai acuan perusahan dalam melakukan aktivtas usaha, agar pengambilan keputusan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat. Jadi bukan sekedar kemampuan menampung data dalam jumlah besar, namun yang lebih penting adalah apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana memanfaatkannya, untuk kinerja usaha yang lebih baik,” ujarnya.
Tak hanya itu, ATB juga berhasil mengembangkan Mobile Meter Reading (MMR) hingga Geographic Information System (GIS) yang menjadi sistem dan database penting dari seluruh aktivitas perusahaan. Seperti pembacaan meter, sambung ulang dan baru, survei meter dan pelanggan, survei dan perbaikan kebocoran, serta analisa pelanggan.
Terkait kualitas produksi air, ATB juga menggunakan teknologi pendukung untuk proses pengelolaan air bersih agar lebih efisien. Salah satunya dengan menggunakan Streaming Current Monitor (SCM) untuk mengukur secara otomatis partikel pengotor dalam air baku, sekaligus membubuhkan sejumlah zat kimia sesuai yang dibutuhkan. Dengan demikian, kualitas air olahan ATB akan selalu terjamin. Begitu pula untuk efisiensi penggunaan energi, terutama untuk mengontrol penggunaan listrik di setiap instalasi pengolahan air, ATB juga menerapkan sistem teknologi Energy Monitoring. Melalui cara ini, ATB dapat mengukur secara digital terhadap semua penggunaan listrik pada setiap peralatan dan pompa yang dimiliki.
“Sejak dua tahun terakhir, kita telah mengembangkan sistem layanan berbasis TI dengan mengusung tema ‘Smart Water Management System’, yakni memanfaatkan sistem berbasis teknologi informasi yang cerdas untuk perbaikan layanan dan mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik,” ujarnya.
Berbagai inovasi baru juga terus dikembangkan. Perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam, secara bertahap juga menerapkan teknologi terintegrasi terkini untuk pengelolaan air dengan mengaplikasikan SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) untuk mengontrol proses pengolahan air, distribusi dan memantau kebocoran yang dioperasikan dengan sistem kendali berbasis computerized (komputer) terintegrasi. SCADA yang diluncurkan sejak 17 Januari 2017 merupakan teknologi baru yang yang dibangun oleh sumber daya manusia (SDM) ATB sendiri. Teknologi itu kini dalam proses penjajakan paten dan hanya satu-satunya di Indonesia.
Dengan SCADA, semua bagian bisa melihat kondisi terkini di lapangan. Pola kerjanya dimulai dari mesin pompa pada alat kontrol yang diberi teknologi khusus. Sehingga dari alat tersebut, bisa langsung dikumpulkan data-data yang dibutuhkan seperti kondisi pompa, listrik yang dibutuhkan, getaran kemiringan dan indikator lainnya. Sehingga apa saja yang terjadi di lapangan, bisa langsung terpantau, termasuk adanya kebocoran agar bisa lebih cepat diatasi.
Menurut Benny Andrianto Antonius, di dalam managemen pengelolaan air, angka kebocoran merupakan salah satu ukuran efisiensi. Angka kebocoran yang rendah akan mampu mengurangi pengeluaran biaya yang tidak perlu, dan pada akhirnya akan memberikan beban tarif yang lebih murah pada para pelanggan. “Hal ini akan mampu mengurangi beban pada masyarakat, mengingat air merupakan kebutuhan pokok masyarakat banyak. Tak hanya itu, masih banyak keuntungan dari penerapan SCADA ini,” tuturnya.
SCADA memudahkan perusahaan mendapatkan data dan informasi riil di lapangan. Begitu mendapatkan data dari logger yang ada di lapangan, maka akan cepat dilakuka tindakan secara cepat dan tepat. Termasuk “suplay” akan kebutuhan berapa yang ideal dalam menyuplai air ke pelanggan, termasuk pengaturan pressure (tekanan) pompa yang diperlukan di sebuah kawasan.
Dengan berbagai inovasi dan transformasi digital yang dilakukan, telah mengantaran ATB menjadi perusahaan air paling efisien di Indonesia. ATB telah menjadi Benchmark (tolok ukur untuk perbandingnan) yang lebih bagi perusahaan air terbaik. Selama ini, banyak perusahaan pengelolaan air bersih (PAM), DPRD dan Pemko/ Pemda dari daerah lain yang melakukan studi banding di ATB. ATB senantiasa terbuka untuk berbagi wawasan dan teknologi pada daerah lain, agar mereka mampu menjadi dan memiliki perusahaan air yang efisien dan memberikan kepuasan pelanggan yang maksimal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bisa dibilang, ATB sudah menjadi centre of excellence untuk managemen pengelolaan air pada umumnya, termasuk di bidang Non Revenue Water (NRW). Dengan dukungan data-data digital tersebut, ATB bisa menerapkan “Smart Water Company” dalam keseharian, sehingga operasional lebih terkontrol, efektif, dan efisien. (re)