Jakarta, KomIT – Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Alex J. Sinaga, menjelaskan dalam rangka mempercepat pemulihan layanan akibat gangguan satelit, PT Telkom memaksimalkan proses migrasi pelanggan Telkom 1 ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S, dan satelit lainnya. Penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017.
Menurut dia, proses migrasi layanan telah dilakukan sejak 26 Agustus 2017, beberapa jam setelah terjadi anomali satelit. “Untuk proses repointing antena ground segment akan dilakukan bertahap, secara bersama-sama, baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT hingga 10 September 2017,” katanya kepada wartawan di Gedung Kominfo, Rabu (30/8).
Menurut Alex, seluruh sumber daya operasional Telkom Group di Indonesia dikerahkan guna mempercepat proses mitigasi tersebut. Mereka yang dilibatkan, mulai dari SDM internal Telkom, anak perusahaan, dan seluruh mitra terkait. Untuk mengawal proses pemulihan berjalan maksimal, Telkom Group juga membentuk posko crisis center yang beroperasi 7×24 jam.
Terkait proses pemulihan atau recovery akan terus dikawal oleh seluruh jajaran direksi, termasuk dirinya selaku Dirut Telkom. “Crisis center merupakan pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan, sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan,” tambahnya.
Satelit Telkom 1 memiliki total 63 pelanggan. Dari jumlah tersebut, delapan pelanggan di antaranya adalah provider VSAT yang memiliki 12.030 site, sehingga total ground segment sekitar 15.000 site. “Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan satelit itu terus melakukan investigasi. Saat ini kami sedang menjalankan prosedur prosedur untuk mengetahui kesehatan satelit Telkom 1 secara komprehensif,” tuturnya.
Rencana tindak lanjut untuk satelit Telkom 1, menurut dia, baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari kedepan. Alex mengatakan, tidak tertutup adanya kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali. “Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada 2014 dan 2016 satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun kedepan, sekurang kurangnya sampai dengan 2019. Ini sesuai dengan best practice di industri satelit,” ujar Alex.
Bagi Telkom, pendapatan bisnis satelit memberikan kontribusi sebesar 0,6% dari total pendapatan Telkom Group. Telkom 1 di asuransikan ke Jasindo, perusahaan asuransi dalam negeri yang memiliki rekam jejak yang kuat di sektor satelit. (red)