Seamless Indonesia 2017 Sukses di Gelar di Jakarta

0
2530

Jakarta, KomiTe- Bertempat di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Seamless Indonesia 2017 kembali digelar selama dua hari sejak 10-11 Oktober, bekerjasama dengan Supply Chain Indonesia. Seamless Indonesia merupakan ajang pameran dan konferensi terkemuka yang menghadirkan pembicara utama dari empat industri besar yakni pembayaran (payments), e-dagang (e-commerce), ritel (retail) dan logistik (fulfilment).

Rinciannya, Seamless payments akan menghadirkan seluruh ekosistem di kalangan pembayaran untuk berdiskusi, berdebat dan mengevaluasi strategi dan teknologi pembayaran alternatif. Sedangkan untuk Seamless ecommerce adalah katalis bagi pertumbuhan e-dagang di Indonesia. Menghadirkan para wirausahawan dan inovator dari seluruh rantai nilai e-dagang. Mulai dari pendirian toko hingga pemasaran digital dan dari pembayaran hingga logistik dan pengantaran.

Terakhir adalah Seamless Ritel yang akan mendorong dunia ritel Indonesia dengan ide-ide baru, inovasi yang menarik dan teknologi canggih. Pembeli online (connected shopper) mengubah wajah dunia ritel. Retail Seamless akan memungkinkan para peritel Indonesia untuk beradaptasi, berkembang dan maju di dunia dagang online (connected commerce) baru ini.

Darren Beck, Manajer Konferensi Seamless Indonesia 2017 mengatakan, Seamless Indonesia 2017 menghadirkan lebih dari 50 perusahaan di bidang payment, ecommerce dan ritel. Selain itu mengundang lebih dari 120 pembicara bertaraf internasional yang kompeten di bidangnya masing-masing. Event akbar e-commerce terbesar di Asia ini dibangun dari 20 tahun pengalaman yang berfokus pada tiga unsur penting yang sudah dijelaskan di atas tadi.

Apalagi Indonesia adalah salah satu negara yang prospek e-commerce paling besar di Asia. Meskipun masih kalah dengan Korea Selatan dan Tiongkok, namun perkembangannya sangat pesat. Indonesia akan menjadi pasar digital ekonomi terbesar pada tahun 2020. Apalagi jika dilihat angka pengguna internet yang mencapai 93,4 juta dan pengguna smartphone 71 juta orang. Nah, dengan potensi yang begitu besar, pemerintah menargetkan 1000 technopreneurs dengan valuasi bisnis sebesar 10 miliar dolar AS dengan nilai e-commerce mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020.

Sementara itu Managing Director Nikaia Ventures Jean Claude Donato, mengatakan pada dasarnya kondisi industri e-commerce di Indonesia terdiri atas dua fase. Fase pertama diisi oleh generasi pertama, seperti Tokopedia, Lazada, Traveloka, Bukalapak, dan lainnya. Secara rerata, generasi mendapat sokongan dari korporasi besar seperti Tokopedia dan Lazada sudah di-back up oleh Alibaba, Traveloka oleh Expedia, dan Bukalapak oleh Emtek “Perusahaan e-commerce yang masuk ke dalam generasi kedua, yang bermunculan di Indonesia akan menciptakan demand bagi investor asing.” Katanya. (red/ju)