Kitty Live dan Mico Kian Optimistis Ekspansi Pasar

0
13930

Jakarta, KomITe- Memulai kiprahnya di Indonesia sejak November tahun lalu, start up digital Mobile Alpha Limited yang menghadirkan layanan aplikasi live streaming Kitty Live dan Mico langsung mendapat respons besar dari masyarakat di Indonesia. Hingga saat ini, users (pengguna) Kitty Live telah mencapai puluhan juta dari berbagai kalangan masyarakat di Tanah Air.

Belakangan ini, kerap dijumpai anak-anak muda yang terlihat asyik, sembari berjalan atau duduk-duduk di café, mengambil video dengan kamera depan ponsel, lalu bicara seolah sedang siaran (broadcasting). Mereka bebas beracting dan melakukan berbagai aktivitas, dari yang sifatnya santai, menghibur seperti bernyanyi, ngobrol, hingga hal-hal yang sifatnya serius.

Maklum, belakangan mulai berkembang layanan media sosial yang menawarkan aplikasi untuk video live streaming (siaran langsung) yang dapat ditonton oleh pengguna lainnya. Salah satu start up digital yang getol menyuguhkan layanan berbasis teknologi video live streaming, yakni Kitty Live dan Mico. Aplikasi Kitty Live dan juga Mico ini tersedia atau bisa diunduh secara gratis melalui Google Play Store atau Apple Store.

Dikembangkan oleh tim ahli yang telah berpengalaman puluhan tahun dari Tiongkok, Kitty Live yang pertama kali didirikan di Thailand dengan menyasar pasar global, hingga kini bisa terus berkembang pesat. Sejak pertama diluncurkan di Thailand pada 1 Juli 2016, aplikasi mobile video secara live streaming Kitty Live ini, bisa cepat melesat, hingga menembus pasar global.

Menggaet Super star artis Mai Davika sebagai brand Ambassador mereka di Thailand, aplikasi ini bak magnet besar yang bisa cepat menyedot perhatian global. Sejak Mai Davika bergabung dengan Kitty Live dan menjadi selebriti kenamaan, hal ini menjadi kekuatan tersendiri yang mampu menarik banyak follower untuk bergabung. Itulah makanhya setelah mendapatkan dukungan permodalan global (seri A round financing) lebih dari US 21 juta di Awal 2017, perusahaan kian agresif mengembangkan sayapnya bisnisnya ke berbagai negara.

Selain Thailand, Kitty Live bisa telah hadir di berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, dan juga Indonesia. Bahkan Kitty Live bisa menjadi pemain utama di bidang layanan mobile video live-streaming high end di Asia Tenggara. Saaat ini, jumlah users (pengguna) secara global sudah lebih 50 juta users dan memiliki lebih dari 9 ribu talent (broadcaster) dari berbagai kalangan anak muda.

“Di Indonesia sendiri, kami memulainya sejak November tahun lalu dan saat ini penggunanya sudah sekitar 20 juta users. Bagi kami, Indonesia merupakan pasar potensial, apalagi dengan makin berkembangnya jarinan internet dan juga penggunanya. Karena itu, ke depan akan terus kami kembangkan dengan flatform dan layanan content yang lebih menarik lagi. Tidak seperti beberapa platform live broadcasting lain di pasaran, kelebihan Kitty Live, merupakan platform high-end dan lebih berkualitas,” ungkap Elia Wong, Head of Content Mobile Alpha Limited (Kitty Live), di Jakarta, baru-baru ini.

Dijelaskan, Kitty Live merupakan platform video live-streaming yang bisa interaktif melalui smartpon (ponsel). Dengan aplikasi ini, memungkinkan pengguna melalui ponsel untuk menunjukkan kebolehan atau bakat melalui video live streaming berkualitas tinggi (high end quality). Seperti bakat menyanyi, dance, dan kelebihan lainnya agar bisa lebih terkspos. Bisa juga dengan aplikasi ni untuk melakukan chat dengan fans dan followers dengan cara yang lebih menyenangkan.

Hal lain yang tak kalah menarik, melalui layanan Kitty Live juga bisa memberikan peluang karir kepada anak muda karena bisa mendatangkan penghasilan dengan menjadi official host atau penyiar resmi atau VJ di aplikasi Kitty Live. Bisa juga menjadi VJ melalui agen-agen yang telah menjalin kerjasama dengan pihak Kitty Live. Jika saat broadcast (siaran) banyak follower yang berinteraksi dan memberikan komentar, ini akan meningkatkan ratingnya sebagai VJ yang akan mendatangkan fee. Selain itu, biasanya selain berupa komentar, juga bisa mendapatkan gift (hadiah) berupa simbol yang sudah disiapkan dalam aplikasi dengan nilai yang bervariasi yang nantinya bisa diuangkan.

“Saat ini jumlah VJ dari Indonesia jumlahnya sekitar 2000-an dan setiap minggu kita lakukan recruitmen VJ secara on line. Mereka bisa mendapatkan peluang meraih pendapatan besar. Apalagi kalau banyak dapat gift yang mereka dapatkan saat siaran. Kita punya banyak gift yang cukup besar nilainya yang biksa didapat dari follower, seperti symbol Lamborgini yang nilainya cukup tinggi. Dari situ mereka akan kami berikan komisi kep VJ yang nilainya juga cukup besar,” ujar Elia.

Selain Kitty Live, aplikasi yang kini sedang gencar dikembangkan, yakni Mico. Menurut Homer Li, Regional Director Kitty Live, Mico merupakan aplikasi sosial media dengan sistem LBS (Location Based Service), di mana di dalamnya terdapat fitur video singkat, live streaming dan grup chat yang memungkinkan pengguna membangun komunitas gaul di kotanya atau bahkan sampai ke tingkat dunia.

Dengan aplikasi ini, para pengguna Mico juga bisa membangun komunitas yang memiliki kesemaan dalam hal seperti hobi untuk bertemu melalui video secara live streaming. Aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh institusi atau perusahaan untuk membangun sebuah brand atau menyampaikan pesan tertentu kepada publik melalui video pendek dengan content yang menarik.

“Aplikasi ini memang relatif baru jika dibanding Kitty Live, namun banyak inovasi baru yang kami kembangkan, di mana pengguna bukan sekadar bisa memanfaatkannya untuk kegiatan yang sifatnya fun dan hiburan, tetapi juga bisa menyampaikan pesan-pesan penting dengan kualitas yang juga lebih bagus. Di dalam video bisa selipkan tambahkan musik dan stiker agar lebih menarik untuk ditonton,” ujar Homer Li.

Di dalam aplikasi Mico, juga terdapat fitur chatting, untuk ngobrol dengan semua orang dari seluruh dunia atau lintas negara. Sehingga ini akan memberikan petualangan baru yang menarik bagi banyak orang di era digitalisasi global yang kian borderless ini. Mereka bisa ngobrol dengan video call langsung, ditambah pesan suara, ungkapan emosi, dan juga memberikan gift lucu yang akan menyegarkan suasana saat berkomunikasi.

Melalui inovasi baru, baik pada aplikasi Kitty Live maupun Mico, ia berharap bisa menarik banyak pengguna baru. Dalam kaitan ini, pihaknya juga akan terus meningkatkan aktivitas marketing. Di antaranya melalui kegiatan exhibition (pameran), serta aktivitas off line, seperti melakukan aktivitas langsung di kampus-kampus perguruan tinggi dan juga komunitas lain.

“Sebenarnya target pasarnya untuk semua kalangan, namun saya akui selama ini sebagian besar pengguna, terutama Kitty Live berasal dari kalangan anak muda. Itulah makanya untuk saat ini, strategi kami juga lebih fokus ke pasar kaum muda dengan mengadakan kegiatan yang meranik minat mereka,” ujarnya.

Ditambahkan, untuk menjaga reputasi layanan dari perusaan ini, pihaknya juga melarang berbagai bentuk aktivitas yang berbau pornografi, kekerasan dan kegiatan serupa bagi para penggunanya. Kitty Live dan Mico di setiap negara, bahkan akan sangat mengapresiasi terhadap produk dan content video streaming yang mengangkat nilai positif dan pemahaman budaya lokal agar bisa dikenal luas secara global. Dengan kelebihan yang kuat dalam pengembangan teknologi dari support tim global Kitty Live, pihaknya yakin aplikasi ini bakal cepat berkembang dan menjadi market leader di bidang ini.

“Saya akui, kami bukanlah yang pertama namun kami percaya video teknologi dan live streaming mempunyai opportunity di Indonesia. Model bisnis seperti ini sudah terbukti berhasil di China, bahkan di China pun bisnis model ini masih mempunyai potensi yang besar untuk berkembang menjadi sesuatu yang lebih maju . Melihat dari sejarah content TV kita dapat membayangkan masa depan dari live streaming ini sebagai sesuatu media yang baru. Kami berencana untuk melakukan pengembangan bisnis ini dalam jangka panjang di Indonesia, menciptakan brand yang baik di masyarakat dan membangun ekosistem video dan live content yang sehat. Itulah yang membuat kami makin optimistis,” tandas Homer Li. (red)