Jakarta, KomITe- India melalui Telecom Equipment & Service Export Promotion Council (TEPC) bersama negara-negara ASEAN menggelar konferensi India-ASEAN ICT Expo 2017 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (6/12). Konferensi yang berlangsung hingga Kamis (7/12), ditujukan sebagai platform untuk aktivitas konvergensi teknologi dan pertukaran bisnis.
Menurut CO-Chairman TEPC, CEO & MD, Tejas Network, India dan ASEAN memiliki keterampilan saling melengkapi, pasar yang sangat besar dan kapasitas untuk mengembangkan teknologi dan produk baru untuk melayani masyarakat. pihaknya mengaku bisa bekerjasama memulai inisiatif konektivitas digital di kawasan ASEAN.
“Kami memastikan bisa memenuhi apapun yang diperlukan karena produk dan layanan India bisa menjadi pilihan pertama untuk kebutuhan telekomunikasi di ASEAN,” kata Tejas Network seraya menambahkan, pada KTT ASEAN -India ke-13, PM India Narendra Modi telah melakuka line of credit sebesar 1 miliar dolar AS untuk mempromosikan proyek yang mendukung konektivitas fisik dan digital antara India dan ASEAN.
Ditempat yang sama, Deputy Director General of Institute of Information and Communication Technology, Thiengtham Keopasith Laos mengatakan, perkembangan ICT dan teknologi relatif tumbuh pesat. Namun, sayang brlum didukung penuh dengan aturan, regulasi dan kondisi politik,” katanya. Tidak hanya itu, tantangan ekosistem digital di Laos memiliki tantangan kecilnya ukuran pasar ICT, tingginya biaya investasi di bidang ICT. Sehingga membutuhkan jaringan Mobile bradband Network ke area-area terpencil.
Sementara itu, perwakilan dari Vietnam, oleh National Institute of Information and Communication Strategy Ministry Information and Communication of Vietnam, Assoc Prof Tran Minh Tuan mengatakan, pendapatan di sektor ICT naik namun tidak sebanding pendapatan. Kualitas servis mobile broadband dan internet masih terkendala dengan kecepatan. Meskipun begitu, populasi anak mudanya jadi andalan Vietnam untuk mengisi tenaga ahli di bidang ICT.
Konferensi teknologi akbar di akhir tahun ini diklaim akan membantu perusahaan membangun basis bisnis di pasar negara berkembang. Sementara itu, TI dan telekomunikasi akan menjadi fokus dari ajang konferensi India-ASEAN ICT Expo tahun ini. Sebab kedua sektor tersebut dinilai sebagai tulang punggung bagi pertumbuhan negara, dan Indonesia dinilai sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia terkait adopsi teknologi komunikasi dan TIK.
Ajang konferensi tersebut akan mempertemukan lebih dari 100 perusahaan asal India dan ASEAN, dan diperkirakan akan menarik lebih dari 2000 pengunjung pameran. Selain itu, Acara ini akan menghadirkan pemangku kepentingan IT & Telecom dari India ke Network, Meet and Plan untuk pemenuhan impian ekonomi bekerjasama dengan Industri ICT ASEAN.
Diketahui, Indonesia telah muncul sebagai mitra dagang terbesar kedua India di kawasan ASEAN. Begitupun dengan India yang merupakan salah satu mitra dagang terkemuka untuk ASEAN. Kedua wilayah tersebut telah menunjukkan komplementaritas bagi bisnis untuk tumbuh dan berkembang. Perdagangan bilateral India-Indonesia telah mencapai USD 24,10 miliar pada 2015-2016.
Selain itu, diklaim Indonesia dengan cepat mengembangkan basis internet dan konektivitas broadband, pasar mobilitas jalur cepat serta proyek e-Government dan citizen-centrice. Hal ini membuat Indonesia menjadi pasar potensial untuk produk-produk telekomunikasi India dan memiliki permintaan yang bagus untuk proyek telekomunikasi.
Di sisi lain, India telah membuktikan kemampuannya di sektor TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Negara ini juga diakui sebagai tujuan pilihan untuk produk dan layanan telekomunikasi dengan transfer teknologi produk telekomunikasi yang dirancang melalui litbang untuk kebutuhan negara berkembang. Dengan permintaan domestik yang besar untuk peralatan telekomunikasi di India, perusahaan melalui inovasi dan R&D menciptakan produk kelas dunia untuk India dan juga pasar negara berkembang lainnya.