Jakarta, KomITE- Kaspersky Lab memperingatkan para penjahat siber mengincar kerentanan sistem keamanan mata uang virtual seperti bitcoin dan lain-lain. Para hacker kerap melancarkan serangan malware terhadap mata uang virtual tersebut.
Modusnya, malware yang menambang bitcoin dengan botnet ataupun trojan bisa meretas bitcoin wallet dan mencuri bitcoin dari tempat penyimpanan tersebut. Malware botnet memiliki kemampuan menyusup komputer korban dan menggunakan prosesor komputer korbannya untuk menjadi penambang bitcoin yang produktif.
Hacker sukses melancarkan serangan malware itu terhadap bursa mata uang virtual BitFloor di Amerika Serikat. Sylvia Ng (General Manager SEA Kaspersky Lab) mengatakan nilai bitcoin membuat sampel malware bitcoin semakin luas dan meningkat dari hari ke hari. Selain malware, penjahat siber juga menawarkan layanan dan produk ilegal di deep web. “Kami menemukan trojan dan botnet di penambangan Bitcoin dan memanfaatkan perangkat mobile seperti Loapi atau ancaman lainnya yang canggih dengan kemampuan penambangan,” katanya dalam siaran persnya, Jumat.
Serangan itu membuat BitFloor berhenti beroperasi pada 2012 dan penyerang berhasil menyusup ke server serta mencuri mata uang virtual senilai USD250.000 atau sekitar Rp3,5 miliar. Bursa mata uang virtual terbesar di Jepang Coincheck juga kebobolan uang virtual senilai USD530 juta atau sekitar Rp7,1 triliun.
Tips mengamankan mata uang virtual dari aksi serangan penjahat siber.
1. Jangan menyimpan semua mata uang virtual di bank online atau layanan bursa mata uang virtual karena tidak ada jaminan apakah pengguna akan mendapatkan kembali uang mereka setelah dirampok.
2. Gunakan layanan offline bitcoin wallet seperti Electrum atau Armory yang memungkinkan kamu menyimpan mata uang virtual dalam brankas terenkripsi dengan kuat pada hard drive milik sendiri.
3. Jangan lupa gunakan password yang kuat dan menyimpan offline wallet ini di hard drive terpisah atau komputer yang tidak terhubung ke Internet.