Jakarta, KomITe- Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) menggelar kampanye Hari Kebudayaan Keamanan Informasi (HKKI) 2018. Peluncuran program kampanye yang sudah memasuki dekade kedua tersebut bertujuan untuk membangun budaya keamanan siber dan informasi Indonesia. Formasi adalah komunitas warganet yang merupakan peleburan forum XecureIT dan Komunitas Kemananan informasi.
Koordinator Formasi Gildas Deograt Lumy mengatakan, Hari Kesadaran Keamanan Informasi (HKKI) dideklarasikan bersama-sama oleh berbagai komunitas dan lembaga pemerintah pada 7 Maret 2007. Program kampanye dilanjutkan setiap tahunnya hingga tahun 2010. Kampanye HKKI kemudian akan dirangkai dengan berbagai kegiatan terkait kesadaran keamanan informasi yang dilakukan oleh banyak pihak hingga saat ini.
Memang perlu diakui dan disadari bahwa tingkat kesadaran yang telah meningkat terbukti tidak seiring dengan pola pikir dan perilaku yang aman di wilayah siber di Tanah Air. “Karena itu, kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengubah kesadaran menjadi kebudayaan dalam rangkaian program kampanye satu dekade berikutnya yakni untuk periode 2018-2028,” katanya di Jakarta (21/2)
Program kampanye Membangun Budaya Keamanan Informasi di Ranah Siber akan diawali dengan Hari Kebudayaan Keamanan Informasi (HKKI) yang akan digelar pada 7 Maret 2018, dengan target 500 orang peserta dari berbagai kalangan dan profesi, masyarakat, dan pemerintah. Salah satu pihak yang juga terlibat aktif dalam kampanye tersebut yakni Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang baru saja terbentuk beberapa waktu lalu. “Pentingnya perubahan pola pikir dan perilaku mendorong berbagai pihak mendukung pelaksanaan HKKI 2018, termasuk BSSN,” kata Gildas.
Sementara itu, Kepala BSSN, Mayjen TNI (Purn.) Dr. Djoko Setiadi, M.Si menyatakan BSSN mengajak semua komponen bangsa untuk turut berperan aktif dalam membentuk budaya keamanan informasi di ranah siber. Tercapainya kondisi keamanan informasi di ranah siber adalah pondasi bagi pembangunan ekonomi digital dan terwujudnya ketahanan informasi nasional. “Kondisi ini tidak akan bisa dicapai, tanpa tindakan nyata, yang dilakukan secara sengaja, terencana, serta berdaya guna itulah budaya. Untuk itu mari bersama-sama menyukseskan gerakan budaya keamanan informasi. Karena budaya adalah jati diri bangsa. Karena budaya adalah kerja nyata. Karena budaya adalah siapa kita,” katanya.
Diketahui, HKKI 2018 akan dilanjutkan dengan pertemuan eksekutif bulanan dengan target 150 orang hingga November 2018 untuk memberi pemahaman dan membangun komitmen bersama. Keputusan strategis dalam membangun budaya keamanan informasi di wilayah siber Indonesia sangat penting dilakukan oleh seluruh pimpinan organisasi swasta dan pemerintah. Formasi sendiri merupakan komunitas informal warganet yang peduli akan kemandirian, kedaulatan, dan kemajuan bangsa Indonesia di bidang keamanan siber dan informasi. (red/ju)