Schneider Electric Dukung Indonesia Menuju Industri 4.0

0
2161

Jakarta, KomiTe- Innovation Summit yang digelar Schneider Electric, bertema “Powering & Digitizing the Economy” yang berlangsung 18 – 19 April 2018, di Jakarta. Dalam acara ini, Schneider dan nara sumber yang berkompeten berbagai ide dan gagasan untuk memperkuat dan mendorong transformasi digital menujun perekonomian Indonesia memasuki industri 4.0 agar lebih kompetitif.

“Dunia usaha kini tengah berlomba menuju industri 4.0 untuk daya saing ekonomi dan bisnis, tak terkecuali Indonesia yang juga sudah dicanangkan oleh pemerintah. Melalui “Innovation Summit” ini, Schneider Electric berkomitmen untuk terus mendukung dunia usaha melakukan transformasi digital, terutama dalam pengelolaan energi dan otomasi untuk akselerasi ekonomi dan industri 4.0 menjadi lebih kompetitif, melalui pengelolaan sistem energi yang efisien,” ungkap Xavier Denoly, Country President Indonesia Schneider Electric, dalam pembukaan Innovation Summit 2018 (19/4), di Jakarta.

Dalam acara, Innovation Summit yang kedua ini, Schneider Electric berbagi pengetahuan dan keahlian dengan para pelaku industri dan pembuat kebijakan di Indonesia untuk dapat melakukan percepatan dalam industri 4.0. Mereka, para pemain industri, pembuat kebijakan dan asosiasi dilibatkan untuk berbagi BOLD IDEAS dan berdiskusi bagaimana melakukan percepatan dalam transformasi digital.

Transformasi digitalisasi, katanya akan mendisrupsi dan mengubah cara berbisnis dan berinteraksi dengan pelanggan. Hal ini terjadi di banyak negara di dunia, di mana mereka juga tengah berupaya mendorong dunia usaha dan bisnis menuju industri 4.0. Pihaknya juga mendukung pemerintah Indonesia yang telah menjadi hal ini sebagai agenda prioritas melalui program “Making Indonesia 4.0”, termasuk pengelolaan energi dan otomasi. Melalui digitalisasi, Indonesia diperkirakan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga US$ 150 miliar per tahunnya pada 2025.

“Schneider Electric menyadari bahwa era teknologi disruptif menuntut para pemangku kepentingan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Solusinya adalah visi dan gagasan yang berani (‘BOLD IDEA’) untuk mengelola energi secara aman, andal, efisien, terhubung dan berkelanjutan. Dengan pengelolaan energi yang tepat akan berdampak langsung pada efisiensi biaya operasional dan memberikan nilai tambah dalam proses produksi,” ujarnya.

Sementara itu, Luc Remont, Executive Vice President International Operations, Schneider Electric mengatakan, transformasi digital merupakan solusi untuk efisiensi karena pada 20 tahun dari sekarang diperkirakan konsumsi energi akan meningkat 1,5 kali dan di saat yang bersamaan harus mengurangi setengah dari total emisi karbon dan melakukan efisiensi 3 kali lebih besar dari saat ini.

Selama dua hari penyelenggaraan Innovation Summit ini, Schneider Electric akan menampilkan inovasi terbaru sebagai layer ketiga dari EcoStruxure yaitu EcoStruxure Power Advisor, Building Advisor, dan Asset Advisor yang memberikan analisis komprehensif dari pengelolaan energi. Di antaranya mencakup identifikasi kemungkinan terjadinya masalah dan memberikan laporan secara teratur sehingga memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dan cepat. EcoStruxure merupakan platform IOT-enabled, plug-and-play, arsitektur terbuka dari Schneider, yang memberikan solusi end-to-end dalam enam area domain – Power, Teknologi Informasi, Bangunan, Mesin, Pabrik dan Jaringan (Grid) ¬ untuk empat sektor pasar yaitu Bangunan, Pusat Data, Industri dan Infrastruktur.

“Di Indonesia, EcoStruxure telah banyak digunakan oleh para pelaku industri. Dalam 3 tahun terakhir, hampir 50 % proyek bangunan baru terhubung dengan EcoStruxure Building, 80 % pelanggan pusat data kami dikelola dengan EcoStruxure IT, dan lebih dari 1.200 gardu listrik PLN dimonitor dengan dukungan dari EcoStruxure Grid.,” ungkap Xavier.

Solusi EcoStruxure memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis melalui efisiensi operasional dan pengurangan biaya energi hingga 60%, pengurangan biaya integrasi hingga 50% dan pengurangan hingga 30 % biaya operasional. “Solusi dari kami ini sudah diimplementasikan di RS Indriati, sebuah rumah sakit umum swasta yang berlokasi di Solo dapat menjadi contoh yang baik tentang bagaimana EcoStruxure dapat membantu pelanggan kami dalam memastikan ketersediaan dan keandalan distribusi energi dalam kegiatan operasional dengan efisiensi biaya operasional. Dengan EcoStruxure, RS Indriati diharapkan dapat mengurangi downtime hingga 40 %, karena pemadaman listrik, dan dapat menghemat energi dan biaya operasional hingga 30% per tahun. Kami berharap dapat membantu lebih banyak pelanggan seperti RS Indriati untuk mencapai kinerja terbaik mereka tanpa khawatir akan masalah pengelolaan energi.” ujarnya.

Di sektor kesehatan, solusi EcoStruxure Power telah dipakai di sekitar 30 rumah sakit di seluruh Indonesia dalam rangka memastikan keselamatan pasien dan menghadirkan jaringan listrik yang andal dan pada saat yang bersamaan melakukan efisiensi energi. Solusi EcoStruxure Power dari Schneider juga telah dipercaya oleh 20 rumah sakit baru yang akan dibangun di Jakarta, Kalimantan, Sumatera dan Ambon yang targetnya akan selesai terpasang hingga akhir 2018. (Red)