Presiden Direktur PGASCOM
Sri Budi Mayaningsih
Merentas karir dari bawah, Sri Budi Mayaningsih menjadi salah satu dari sedikit kaum wanita di Tanah Air yang bisa menggapai puncak karir di perusahaan bidang information and communication technology (ICT). Meski landscape bisnisnya sangat menantang, penuh dinamika baru yang cepat berubah, namun ia mampu membuktikan dan bisa membawa bendera perusahaannya makin berkibar.
Tak banyak kaum perempuan yang bisa menggapai puncak karir di perusahaan bidang ICT, mengingat dinamika dan tuntutan inovasinya yang butuh effort (upaya) lebih besar. Maklum, dinamika baru dunia ICT nyaris tak pernah berhenti, bahkan perkembangannya jauh lebih pesat dibanding sektor lain. Sehingga, perlu kejelian dan kreatifitas tersendiri dari seorang pucuk pimpinan perusahaan agar bisa terus eksis dan berkembang. Apalagi pemain dan pelaku ICT datang dari perusahaan-perusahaan besar, berskala multinasional.
“Bidang usaha IT seperti kami ini, pesaingnya makin banyak dan kecenderungan harga bandwidth terus menurun, makanya perlu strategi inovasi dan peningkatan kwalitas layanan dengan harga yang reasonable. Ke depan, strategi kami selain terus melakukan inovasi, juga akan melakukan sinergi dan partnership. Sehingga bisa sharing cost dan risiko, tapi bisa tumbuh bersama-sama dengan partner,” ungkap Presiden Direktur PGASCOM, Sri Budi Mayaningsih, saat berbagi kiat dalam mengendalikan perusahaan yang dipimpinnya ini.
Sebagai pucuk pimpinan, tugas dan tanggung jawabnya memang besar. Dia harus bisa mengelola atau me-manage semua fungsi dari perusahaan. Itulah makanya, ia selalu melibatkan diri dalam planning, organizing, actuating, dan controlling untuk semua bidang. Terutama untuk bisa terus menggali dan mengembangkan potensi bisnis di sektor ini yang tentunya juga perlu dukungan seluruh pihak di perusahaan ini. Sehingga semua pihak yang terlibat juga terus digerakkan, termasuk juga kolaborasi dengan berbagai mitra.
“Perusahaan ini sudah dibangun oleh para pendahulu saya, kemudian saya dipercaya meneruskan yang tentu harus bisa lebih maju lagi. Saya ingin mengantar teman-teman untuk bersama lebih maju. Makanya saya juga telah mencanangkan transformasi bisnis di perusahaan ini, dari semula hanya berbisnis di Telekomunikasi, kini dikembangan menjadi ICT Solution Provider. Menurut saya untuk karir, ini capaian saya yang tertinggi. Cita-cita saya yang belum tercapai adalah menulis buku,” ujar wanita yang mengawali karirnya dengan bergabung di Perusahaan Gas Negara (PGN) tahun 1986 ini.
Merintis karir dari bawah, sejak bergabung dengan PGN, di pernah melaksanakan tugas di berbagai bidang. Mulai dari pemasaran, pembukuan, anggaran, privatisasi, manajemen risiko, serta berbagai strategis lainnya. Di antaranya pengembangan bisnis dan pengendalian portfolio, transformasi & pengendalian kinerja. Pernah juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di PGNCom pada tahun 2008-2010, Sekretaris Perusahaan (Sekper) PGN pada tahun 2010-2011.
Diakui di era emansipasi wanita dewasa ini, peluang dan kesempatan mengejar karir bagi seorang wanita sudah lebih terbuka. Menurutnya, saat ini tidak ada kendala sama sekali bagi wanita untuk berkarir, sepanjang dia mendapat izin dan dukungan dari suaminya. Selain itu, secara parallel, juga harus bisa menjalankan tanggung jawabnya di dalam keluarga sebagai isteri seorang suami dan ibu bagi anak-anaknya.
Dia tak menampik, mengatur waktu antara karier dan keluarga memang tidak mudah, dan harus bisa bersikap lebih bijak. Hal ini pun dialaminya, terlebih saat suami masih menjabat. Sebagai seorang istri, dia musti aktif di Ikatan Isteri perusahaan suami. Selain itu juga bisa ikut menjaga hubungan baik dengan para stakeholder di perusahaan suami.
“Ini semua harus disikapi dengan bijak sesuai skala prioritasnya. Selain itu, yang lebih penting lagi, di tengah karir saya harus tetap bisa membina dan mengawal anak-anak, supaya urusan sekolahnya bisa lancar dan semua kebutuhannya terpenuhi dengan “benar” dan baik. Semua itu bisa berhasil dilakukan wanita hanya bila didukung oleh suami. Kebetulan suami saya sangat mendukung,” ujar lulusan Magister Manajemen bidang Manajemen Akuntansi dari Universitas Indonesia (MM UI), 1993 yang juga mengagumi Kartini ini.
Baginya Kartini adalah sosok wanita yang luar biasa yang memiliki visi jauh ke depan. Pada jaman dimana belum ada internet dan google seperti sekarang, kartini bisa menuliskan pemikiran-pemikiran tentang hak wanita serta pandangan- pandangan ke depan, dan di dengar oleh dunia barat. Sehingga terhimpun menjadi sebuah buku untuk membangunan image tentang keberadaan wanita Indonesia yang luar biasa di mata dunia barat. “Kalau ada wanita yang hidup di jaman sekarang yang lengkap dengan fasilitas dan serba mudah tapi tidak berkarya, menurut saya seharusnya malu,” ujar wanita yang pernah menempati jabatan komisaris di berbagai anak perusahaan PGN ini.
Sejak mendapat kepercayaan besar, mengendalikan PGASCOM, berbagai inovasi baru terus dilakukan. Termasuk melakukan terobosan baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Segmen bisnis baru yang terus dikejar, yaitu Business Solution dan Professional Services. Setelah 2 tahun terakhir ini berhasil diimplementasikan untuk kebutuhan internal PGN Group, kini mulai dipasarkan luas ke pihak eksternal. Ke depan, inovasi yang dilakukan kebanyakan berupa solusi di Operation Technology (OT).
“Di OT antara lain kami telah mengembangkan : pembangunan maupun O&M SCADA, aplikasi-aplikasi bidang energy seperti Energy Management, GHV (Gross Heating Value) Simulation, Sistem Penyaluran Gas Distribusi, dan aplikasi lain-lain yang mendukung core bisnis PGN sebagai penyedia layanan transmisi dan distribusi gas ke pelanggan. Kami juga sedang mengembangkan smart home/building/city, sekaligus proses automation-nya,” ujar wanita yang pernah meraih penghargaan “Satya Lencana Wira Karya” pada tahun 2007 dari Presiden Republik Indonesia atas jasanya mendukung Pengendalian Biaya Investasi Pembangunan Pipa Transmisi Gas Sumatera-Singapore ini.
Ditambahkan, untuk segmen telekomunikasi, PGASCOM akan terus mengembangkan bisnisnya, tak hanya di dalam negeri, bahkan juga pasar luar negeri. Untuk dalam negeri, mulai ilakukan pengembangan ke kota-kota di luar jalur eksisting, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Seperti Palapa Ring, melakukan kerjasama dengan partner, dan lainnya. Upaya ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi dalam pemerataan pembangunan komunikasi dengan meningkatkan akses ke pelosok desa, sehingga pada gilirannya pendidikan dan ekonomi mereka bisa meningkat. Sedangkan untuk ke luar negeri, PGASCOM yang sudah ada anak usaha di Singapore, di mana sudah 2 tahun terakhir ini mulai dikomersialkan. Layanan jaringan bisa menghubungkan Indonesia dengan seluruh tujuan di dunia melalui kerjasama dengan partner internasional. “Sudah lengkap perizinannya dan ini akan menciptakan keuntungan untuk selanjutnya bisa terus dikembangkan,” ujarnya.
Ditambhakanb, kekuatan PGASCOM terutama pada jaringan Fiber Optik (FO) yang sudah terbukti handal karena sebagian di-bundle dengan pipa gas PGN. Bahkan untuk jalur Batam-Singapore, kabel FO dari perusahaan ini bersama-sama pipa gas, ditutup dengan rock dumping sehingga lebih terjamin kehandalannya. Dengan kekuatan, pihaknya semakin optimistis membangun dan mengelola inovasi baru, seperti solusi SCADA dan lainnya yang sangat potensial dipasarkan ke industri energy.
“Untuk IT kami telah dan sedang mengembangkan layanan video conference, video streaming, data center/cloud, big data dan aplikasi-aplikasi untuk revenue stream dan management stream seperti ERP. Beberapa sistem pendukung bisnis lainnya juga berhasil dikembangkan seperti Paperless Payment (Popay), Budget Reallocation System (Brosys), Cash Flow Management. Kami juga mengembangkan layanan Data Security dengan bekerjasama dengan Blackberry. Intinya kami akan terus melakukan inovasi agar bisa tyers eksis dan berkembang lebih maju,” ujarnya.
Upaya kerja keras ini pun, kian membuahkan hasil yang membanggakan. Terbukti PGASCOM masuk sebagai perusahaan yang efisien dengan Compound Growth Average Rate (CAGR) sekitar 24% untuk 5 tahun terakhir. Bahkan khusus untuk setahun terakhir, bisa growth sebesar 29%. (red)