Jakarta, KomITE – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengandalkan Kapal Riset Baruna Jaya I untuk mendukung pelaksanaan pemetaan bawah permukaan laut dalam rangka rencana pemasangan kabel optik atau bawah laut di perairan Palu, Dili dan Kupang.
Dalam pelaksanaan layanan teknologi survey kelautan, BPPT menggandeng PT. Tri Mitra Resources (TMR), perusahaan dalam bidang telekomunikasi dan sudah berpengalaman melakukan survei untuk pekerjaan instalasi fiber optik.
Kepala Operasi Survey Kelautan BPPT, Dwi Haryanto menjelaskan layanan teknologi survei kelautan saat ini terdiri dari survei hidrografi, geofisika dan geologi. Survei-survei tersebut bertujuan untuk mengetahui kedalam laut melalui survei batimetri guna perencanaan pemasangan kabel optik.
“Selain itu, juga untuk mengetahui kondisi bawah permukaan laut melalui survei instrumentasi geologi dan geofisika dalam rangka perencanaan pemasangan kabel laut,” kata Dwi Haryanto di Jakarta, Jumat (29/6).
Dwi Haryanto menjelaskan dalam program riset dan observasi laut, BPPT menggunakan peralatan utama yaitu Multibeam Laut Dalam, digunakan untuk memetakan topografi dasar laut, serta peralatan pendukung lainnya seperti Digital Global Positioning System (DGPS) untuk navigasi, singlebeam untuk kalibrasi kedalaman dan PDS 2000 untuk akuisisi dan pemrosesan data hasil survei.
“Kapal Baruna Jaya I adalah satu-satunya kapal di Indonesia yang dilengkapi peralatan Multibeam Laut Dalam Echosounder . Alat yang dipasang sejak November 2017 ini memiliki kemampuan untuk memetakan laut dalam hingga kedalaman 11 km. Sedangkan area survey meliputi perairan Sangata Kalimantan Utara, Larantuka Atambua hingga Dili (Timor Leste),” tegasnya.
Dwi menambahkan, pelaksanaan survei dilaksanakan selama dua bulan sejak 29 Juni hingga 21 Agustus 2018 dengan rute pelayaran Jakarta – Palu – Dili – Kupang – Jakarta. Survei ini melibatkan 47 orang yang terdiri atas 20 orang ABK, 16 orang engineer, 10 orang teksnisi dan 1 orang paramedis.
Seperti diketahui, proyek kabel laut ini merupakan pengembangan jaringan telekomunikasi ke seluruh kabupaten/kota wilayah Indonesia bagian Tengah dan Indoensia bagian Timur dengan menggunakan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO).
Pembangunan jaringan serat optik dimaksudkan sebagai tulang punggung bagi system telekomunikasi nasional. Agar akses dan layanan telekomunikasi dapat semaksimal mungkin menghubungkan seluruh kabupaten/kota dengan sistem yang terintegrasi ke dalam Proyek Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional. (red)