Kiprah ATB Bangun Batam: Benchmark PAM Terbaik di Indonesia

0
2668

Jakarta, Komite- PT. Adhya Tirta Batam (ATB) sebagai perusahaan air minum terbaik di Indonesia memiliki visi untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Batam terutama dalam hal penyediaan air bersih.

Presiden Direktur PT. Adhya Tirta Batam (ATB) Ir. Benny Andrianto, MM mengungkapkan ATB memiliki tantangan besar dalam menyediakan air baku untuk masyarakat, mengingat ketersedian air baku di Pulau Batam tergantung dari curah hujan yang ditampung dalam 5 dam. Saat ini Batam memiliki cadangan air baku hingga 3.850 lpd dan ATB telah menggunakannya hingga 3,500 lpd. “ATB sangat concern dengan sustainability dari ketersediaan air baku untuk saat ini dan masa depan,” katanya kepada Majalah Komite.ID

Benny mengatakan penambahan ketersediaan air baku menjadi mutlak supaya Batam masih bisa eksis sebagai daerah tujuan investasi di masa depan. “ATB saat ini menjadi operator swasta yang handal karena mampu mengalirkan air hingga 23,8 jam per hari, cakupan pelayanan 99,5% dan kebocoran air hanya 16%,” ujarnya. Tantangan lainnya, masa perizinan atau konsesi ATB akan berakhir pada 2020. Para pelanggan pun tidak menginginkan layanan penyediaan air bersihnya memburuk bila terpaksa berganti operator, baik oleh pemerintah ataupun oleh operator swasta lainnya. Benny pun tidak yakin operator baru nantinya mampu menorehkan prestasi sejajar dengan ATB, mengingat ATB telah menjadi benchmark untuk PAM terbaik di Indonesia melalui kunjungan dari berbagai instansi ke ATB untuk bisa belajar tentang pengelolaan air.
“Dengan kualitas layanan dan infrastruktur yang dimiliki ATB saat ini, banyak peminat yang akan menjadi operator di batam. Namun, ATB sudah memberikan bukti dengan kualitas layanan yang memuaskan,” ujarnya.

Smart Water

Banyak pencapaian positif yang telah dicapai ATB hingga 2017, salah satu yang paling menonjol adalah SCADA Integrated Operation System dan AIRS (ATB Integrated Information System). Kedua sistem menjadi kebanggan ATB karena dikerjakan secara inhouse tanpa bantuan konsultan dan saat ini SCADA Integrated Operation System adalah satu-satunya yang ada di Indonesia. “Sistem ini menjadi andalan karena saat ini dalam proses untuk mendapatkan paten,” ucapnya. Inovasi itu memberikan manfaat pada kualitas layanan suplai air yang lebih baik, dan lebih dari itu adalah meningkatkan efisiensi dengan cara kontrol pada penurunan angka kebocoran.

Saat ini tingkat kebocoran ATB 16 persen adalah angaka kebocoran terendah di Indonesia untuk pelanggan dengan jumlah sambungan lebih dari 250.000 pelanggan. Hal itu sangat membantu pada daya tahan ketersediaan air baku di Batam yang memang sangat terbatas. Selain itu, ATB menggunakan tagline ‘Smart Water Management System’ sejak tahun 2011. Smart Water memberikan persepsi bahwa dalam proses operasi dan layanan ATB sangat mengandalkan inovasi teknologi sebagai alat bantu dan untuk meningkatkan efisiensi. Beberapa aplikasi yang telah diimplementasikan seperti GIS, Mobile Meter Reading, Streaming Current System, Pressure Management System, SCADA Integrated Operation System, AIRS (ATB Integrated Information System) dan masih banyak lagi lainnya.

ATB Batam kembali dipilih menjadi penyelenggara Indonesia Water Forum 2018. Indonesia Water Forum (IWF) merupakan even kerjasama antara Perpamsi dengan ATB. IWF menitikberatkan pada forum dan bukan pada pameran. ATB mampu memfasilitasi dengan memberikan pembicara, knowledge,case study dan operation visit yang tidak dapat dilakukan oleh tempat lain. Hal ini menyangkut atas inovasi teknologi, tingkat efisiensi dan kualitas layanan yang baik pada pelanggan. Semua hal itu masih sangat dibutuhkan oleh semua PDAM yang notabene adalah anggota Perpamsi. “Saat ini peserta IWF hampir mencapai 400 orang, dan ini merupakan jumlah terbesar yang pernah dicapai oleh Perpamsi. Hal baru yang kita introduce adalah paket teori, contoh kasus, dan praktek real dilapangan,” pungkasnya.

Pada 2017, ATB telah mendapatkan 7 (tujuh) penghargaan dari berbagai pihak atas capaian yang kita miliki. Saat ini ATB telah menjadi benchmark perusahaan air minum terbaik dan dikunjungi lebih dari 70 kali dalam setahun dari berbagai PDAM dan instansi pemerintah di Indonesia. ATB juga mendapatkan kunjungan dari negara lain tentang pengelolaan air bersih, seperti Timor Leste, Cina, Korea, Afrika Selatan, dan lain-lain. ATB pun tidak gagap teknologi dengan menjangkau masyarakat melalui media sosial. ATB memiliki jaringan komunikasi yang cukup lengkap dan hampir di semua media sosial seperti facebook, twitter, instagram, website, ATB messenger dan lainnya. Benny mengatakan jaringan komunikasi ini memberikan nilai tambah bagi pelayanan pada pelanggan, karena pelanggan makin punya banyak pilihan untuk menyampaikan hal yang berhubungan dengan layanan ATB dan sebaliknya. “Waktu jeda antara informasi dan tindakan menjadi semakin singkat, sehingga bisa mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif,” ujarnya.

ATB memiliki beberapa kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab moral perusahaan. ATB telah menjalankan CSR sejak tahun 2009, dan masih terus bertahan hingga saat ini. Beberapa CSR ATB meliputi beberapa bidang : Bidang Pendidikan melalui Cerdas Cermat, School Campaign, dan Beasiswa untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Bidang Kesehatan melalui Donor Darah dilakukan secara regular 3x setahun. Bidang Olahraga melalui Futsal Championship memperingati Hari Air Sedunia dan ATB 10K. Bidang Lingkungan melalui Penanaman Pohon memperingati Hari Lingkungan Hidup dan Bidang Sosial melaui bantuan pengobatan bagi yang kurang mampu.

Komersialisasi air adalah menjual air sebagai hak rakyat dengan menempatkan keuntungan diatas kepentingan sosial. Sementara itu, swasta adalah identik dengan mencari keuntungan (profit oriented).
Air bersih yang dijual melalui PAM (Perusahaan Air Minum) baik PDAM atau swasta masih dalam harga yang sangat terjangkau. Harga jual air melalui SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) maksimum hanya Rp. 10.000/m3, dan itu artinya hanya Rp. 10/liter. Dengan demikian adalah tidak tepat bila swasta di bidang SPAM telah melakukan komersialisasi.

Air minum dalam kemasan (AMDK) menjual air kepada konsumen dengan harga Rp. 2.500 – Rp. 3.000/liter atau artinya 250 – 300 kali lipat dibandingkan dengan SPAM. Dengan demikian bisa dipahami bila hal tersebut disebut komersialisasi. Dengan demikian bisa dilihat apa yang dimaksud air sebagai barang dagangan dan swasta mana yang memang telah menjadikan air sebagai barang dagangan. Terkait dibatalkan UU tentang Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi pada 2015 lalu. Mahkamah Konstitusi telah membatalkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, dan kembali pada UU SDA No. 11 Tahun 1974.
Perlu disadari bahwa menindaklanjuti pembatasan MK tentang pembatalan tersebut memberikan amanat agar BUMN/ BUMD dapat diberikan prioritas. Dalam hal ini perlu disadari bahwa main concern adanya komersialisasi air di bidang SPAM sebenarnya adalah tidak tepat.

Hal itu mengingat harga air yang dijual oleh PAM masih sangat murah dan terjangkau oleh masyarakat. Pendapat umum yang menyamakan komersialisasi AMDK dengan SPAM adalah hal yang berbeda. “Disinilah benang merah ‘swastanisasi’ menjadi isu yang hangat dibicarakan meskipun untuk kepentingan masyarakat banyak. Swasta sangat dibutuhkan untuk membantu hak rakyat atas air dan hingga saat ini harga jual air masih sangat terjangkau,” ucapnya.

Pemahaman bahwa terjadi konflik dengan UUD 1945 Pasal 33 yang menyatakan bumi, air dan segala isinya dikuasai oleh negara dan…. adalah memang masih demikian. Artinya air baku memang masih dibawah penguasaan pemerintah. Dengan demikian tidak bertentangan atau melanggar UUD 1945 Pasal 33. Satu hal yang perlu dicatat bahwa SPAM adalah merupakan public obligation dan tidak bisa disamakan dengan AMDK yang merupakan sebuah pilihan. “SPAM memang menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi tidak terdapat larangan bagi swasta untuk ikut terlibat didalamnya,” pungkasnya. (red)