Pendidikan Berbasis TI Sambut Revolusi Industri 4.0

0
2603

Jakarta, Komite- Revolusi Industri 4,0 teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

Beberapa aktivitas yang sudah dilakukan pada Revolusi Industri 4,0 di Indonesia memberikan perubahan yang membuat aktifitas manusia lebih efektif dan efisien, mulai dari perubahan cara bayar dari cash ke non cash hingga pembelajaran menggunakan buku digital.

Dampak lainnya adalah berubahnya sistem pendidikan dari pendekatan parsial menjadi holistik. Sekolah-sekolah akan mulai mengadopsi kurikulum berbasis tugas (project-based curriculum). Penggunaan aplikasi teknologi pendidikan berbasis 4,0 menjadi bagian terpenting dalam proses belajar mengajar bagi para siswa.

Industri teknologi pendidikan adalah salah satu item pendukung pendidikan dalam menunjang proses belajar mengajar. Pesatnya perkembangan teknologi pendidikan menuntut guru sebagai pendidik profesional meningkatkan kemampuan di bidangnya.

Menurut Kepala Pustekkom Kemendikbud, Gogot Suharwoto, Ph.D, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 perlu adanya perubahan dalam kurikulum, siswa, guru, dan juga sekolah. “Keempat sisi ini, harus kita siapkan. Dari sisi kurikulum, bagaimana menyiapkan anak-anak kita familiar dengan “big data”, contohnya bagaimana menggunakan ponsel pintar dan aplikasi lainnya,” katanya.

Gogot mengingatkan generasi muda agar tidak terjebak pada tiga hal yakni salah fokus, mati gaya dengan teknologi hingga stres karena dampak negatif dari dunia digital. “Jangan sampai anak-anak kita, terjebak dalam konten-konten negatif. Karena itu, penting bagi siswa untuk menyiapkan diri dengan kemampuan berpikir kritis, mempunyai keahlian komunikasi, kreatif, mampu menyelesaikan masalah, dan bisa bekerja sama,” papar dia.

Kapus Pustekkom Kemendikbud ini menambahkan agar para guru juga harus bisa menginspirasi siswanya untuk mampu berbagi dengan siswa-siswa lain, supaya bisa berbagi terobosan dalam memahami materi pelajaran di sekolah.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Dr Unifah Rosyidi MM. Ia menilai, pelatihan yang diberikan kepada guru untuk merespons kebutuhan Revolusi Industri 4.0 masih kurang. “Pelatihan guru masih sangat kurang. Padahal inti dari kualitas guru bukan pada pelaksanaan sertifikasi guru,” katanya.

Berdasar kepada beberapa hal tadi, maka dalam rangka memberikan pemahaman kepada guru dan stakeholder pendidikan tentang teknologi pendidikan 4,0, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonseia (PGRI) menyelenggarakan seminar pendidikan ‘Aplikasi Teknologi Pendidikan 4,0 , Tantangan dan Permasalahannya ‘. Seminar tersebut diselenggarakan bersamaan dengan penyelenggaraan even Indonesia Edutech Expo 2019, 14-17 Februari 2019 mendatang. Diharapkan seminar terkait aplikasi Teknologi Pendidikan 4,0 ini dapat menjadi solusi dari kebutuhan guru dalam proses pembelajaran TIK di sekolah. (red*)