Jakarta, KomIte- DataGovAI 2018 summit & Awards berlangsung dengan sangat sukses dan para sponsor dari manca negara seperti Rusia (USSR), Amerika Serikat (AS), Malaysia, Norwegia, Nepal, India semuanya mendapatkan banyak insight mengenai kerjasama dengan mitra domestik industri Blockchain, Big Data, Analytics dan AI di Indonesia, termasuk MNC maupun BUMN, BUMD yang berdomisili di Indonesia.
DataGovAI 2018 dibuka dengan semangat national interest yang tinggi oleh Irjen Pol Dharma Pongrekun, Deputi I BSSN yang concerned (perhatian) dengan kedaulatan data NKRI dan juga perlindungan data privacy, serta juga kerugian tangible dan intangible yang ditimbulkan baik secara finansial atau data breach (pencurian). Dalam Opening Keynotenya, Dharma menceritakan pengalaman sebagai mantan penyidik di Bareskrim, jadi Dharma sangat kental dan pengalaman menangani kasus kasus kriminal elektronik, yang sedang berevolusi ke kriminal siber dan dapat juga bermanfaat bagi penanganan cybercrime di BSSN terkait dengan data dan financial breach di tanah air.
Ditambahkan oleh Adrian Sng, selaku GM SingEx dan Event Organizer DataGovAI dengan host ABDI (Asosiasi Big Data & AI) yang sukses menyelenggarakan e2eComerce bersamaan dengan DataGovAI 2018, juga RSA Asia Pacific Conference dan Fintech Festival di Singapura juga memberikan laporan Expo dari DataGovAI yang dihadiri oleh peserta dari manca negara seperti Rusia, AS, Nepal, India, Singapore dan Malaysia di lobby dan foyer Mawar Room dan di Expo Hall e2ecommerce
Rudi Rusdiah, chairman ABDI, founder and host DataGovAI Summit & Awards memaparkan insight mengapa Data Governance dan AI sangat strategis dengan melihat fenomena dunia baik dari sudut sospol, ekonomi, keamanan siber dan evolusi serta disrupsi Teknologi Data (DT) dari Teknologi Informasi (IT) atau transformasi Digital. Dari sisi pasar global dan ekonomi, ketidak pastian situasi ekonomi global yang digambarkan oleh keynote Gubernur Bank Indonesia Dr Perry Warjiyo sekaligus Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) pada penutupan Munas ISEI dan disajikan secara sangat menarik oleh Presiden Jokowi dengan adagium “Winter is coming” dari film fiksi “Games of Thrones”.
Disini momentum pentingnya Data Analytics untuk para pembuat kebijakan dunia mengurangi ketidak pastian global akibat “Trade War” antra para raksasa hegemon ekonomi dunia. Trade War yang tampak diluar, namun dibelakangnya baik NSA, Amerika menyiapkan cyber army dan program penyadapan omni channel PRISM, sedangkan Tiongkok juga menyiapkan CyberArmy dan Firewar Greatwall. Juga Rusia, Korea Utara dan Selatan tentu tidak akan mau ketinggalan saling menyadap Data Strategis dan Kritis dari lawannya dan ini juga merupakan momentum pentingnya DataGovernance. Singapore beberapa bulan yang lalu menjadi korban “the biggest health data breach dari 1.5 juta masyarakat Singapura”, namun yang mengkhawatirkan termasuk data kesehatan PM Lee Hsin Leong dan beberapa menteri kabinetnya compromised dan disadap.
Ini momentum yang sangat kritis terkait Data Governance, sampai Deputi Chief CSA (Cyber Security Agency) of Singapura Ng Hoo Ming harus segera membentuk Data Governance Cyber Security Regulation dan Komite sebelum musibah menjadi lebih parah dan menyebar ke data yang lebih strategis. Eropa pun tidak mau ambil resiko kebobolan dan sudah terlebih dahulu meluncurkan GDPR (Genreal Data Protections Regulations) regulasi perlindungan data masyarakat yang efektif Mei 2018, yang juga merupakan momentum Data Governance penting di Eropa terkait perlindungan data konsumen dan masyarakat Eropa, dimana banyak hal yang positif yang patut di contoh oleh negara yang belum memiliki data governance regulation, termasuk Indonesia.
Jadi DataGovAI summit merupakan momentum penting dari berbagai peristiwa yang terjadi didunia. Seperti saran dan pesan Kepala BSSN Mayjen (pur) TNI Djoko Setiadi dan juga Menteri Kominfo Chief Rudiantara ketika Abdi audiency ke kantor beliau untuk mempersiapkan DataGovAI Summit & Awards.
Singapura harus bersyukur yang disadap dan dicuri adalah data kesehatan 1.5 juta warga Singapura, bagaimana jika yang di curi adalah data Financial dan Perbankan Singapura ujar Kepala Group Inovasi Keuangan Digital, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Triyono mewakili Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso Ph.D. OJK sendiri sudah menyiapkan berbagai langkah terkait Data Governance untuk melindungi industri Fintech dan Perbankan RI dan menyiapkan sandbox bagi para startup Fintech yang ingin masuk kepasar Fintech RI.
Acara berlangsung nonstop dari pagi hingga sore hari sebelum dilanjutkan dengan acara Malam Apresiasi Awards yang semakin malam semakin ramai, apalagi dengan kedatangan Menteri Kominfo Rudiantara bersama Kepala BSSN, Mayjen (pur) Djoko Setiadi dan Ketua ABDI sebagai host DataGovAI menutup dengan semangat dapat berjumpa pada DataGovAI 2019 tahun depan yang semakin akbar.