Terobosan Teknologi Informasi Bawa KAI Melaju Cepat

0
6358

Jakarta, KomIte- Berbicara mengenai perkeretaapian Indonesia kini tak bisa dilepaskan dari peran teknologi informasi (TI) di dalamnya. Bila mundur ke awal era tahun 2000, sistem perkeretaapian yang dijalankan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai BUMN operator masih serba manual dalam berbagai aspek, baik dalam sistem operasional, keuangan, pengelolaan SDM, dan pelayanan kepada pengguna jasa. Namun, kondisi itu sudah lama berlalu. Kini, sentuhan kecanggihan TI ada dalam setiap aspek kerja KAI.

“Salah satu aspek perkeretaapian Indonesia yang transformasinya paling dapat dirasakan masyarakat adalah pelayanan kereta api yang memadukan pelayanan berbasis customer oriented dengan kemajuan teknologi informasi. Hampir seluruh aspek pelayanan PT KAI sudah berbasis teknologi informasi. Ini tentu untuk memberikan pelayanan yang melebihi ekspektasi pengguna jasa kereta api,” ujar Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro.

KAI menyadari bahwa teknologi informasi menjadi sumber daya yang harus dikuasai dan dikelola perseroan untuk memberikan gebrakan pelayanan yang belum pernah dilakukan dalam sejarah perkeretaapian negeri ini. Mulailah KAI melahirkan berbagai layanan berbasis TI seperti Internet Reservation, mobile ticketting, boarding pass dan kini hadir dalam bentuk e-boarding pass, Pre Order Meals, hingga membuat aplikasi resmi milik perseroan bernama KAI Access.
Tak hanya di KAI, berbagai terobosan TI pun sudah banyak diterapkan dalam layanan dan management anak perusahaan KAI, beberapa di antaranya seperti pada layanan Commuter Line yang dikelola oleh PT KCI, layanan kereta bandara yang dikelola PT Railink, layanan parkir berbasis TI yang dikelola PT RMU, layanan angkutan logistik oleh PT Kalog, dan lain sebagainya.

KAI Access menjadi aplikasi yang mengintegrasikan berbagai layanan perkeretaapian. Tak hanya bagi para milenial yang memang gandrung akan berbagai kemudahan yang serba cepat dan praktis, kegunaan aplikasi ini pun mudah untuk diakses siapa saja. Memiliki aplikasi ini di ponsel pintar Anda ibarat membuat kemudahan berkereta api ada di dalam genggaman.

KAI Access yang dilengkapi dengan fitur-fitur baru.
Bertepatan dengan HUT ke-73 perkeretaapian Indonesia pada 28 September 2018, KAI meluncurkan beberapa fitur tambahan KAI Access. Beberapa fitur baru seperti fitur Online Reschedule atau Ubah Jadwal Online yang memungkinkan pengguna dapat mengganti jadwal perjalanan KA tanpa harus datang ke Customer Service di stasiun. Hanya dengan KAI Access, maka ubah jadwal dapat dilakukan sejauh seat yang diinginkan masih tersedia. Demikian juga dengan fitur Online Cancelation atau Pembatalan Online yang memungkinkan pengguna dapat membatalkan perjalanan KA tanpa harus ke Customer Service di stasiun.
Selanjutnya yakni pada fitur My Trip, pengguna dapat menambahkan kode booking tiket yang dibeli di berbagai channel eksternal. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk dapat membatalkan atau mengubah jadwal perjalanan meskipun pemesanan tiket tidak melalui KAI Access. Fitur baru lainnya yakni Airport Train yang memudahkan pengguna jika ingin memesan tiket KA Bandara, baik KA Bandara Soetta maupun KA Bandara Kualanamu. Kemudian ada fitur Local Train untuk pemesanan tiket KA lokal, namun untuk saat ini masih untuk KA Lokal Bandung Raya, dan akan disusul KA Lokal di daerah-daerah lainnya.

Beberapa fitur lain yang sedang dalam pengembangan dan nantinya akan diluncurkan yakni E-Moda untuk pemesanan taksi dan Porter untuk pemesanan jasa porter. Fitur-fitur tambahan ini nantinya akan memberikan kenyamanan lebih dan kemudahan kepada pengguna jasa KA. “KAI Access diharapkan jadi smart solution dalam menjawab berbagai kebutuhan pengguna jasa KA. Berbagai pelayanan yang berkaitan dengan jasa layanan KA akan terintegrasi melalui KAI Access,” tambah Edi.

Pelayanan kepada penumpang pun terus di-upgrade melalui inovasi-inovasi yang memberikan nilai tambah dan kepuasan lebih bagi pengguna jasa KAI. Sebut saja Entertainment On Board, Wifi On Train, Customer Service On Train, Customer Service On Station, Aplikasi Kepuasan Pelanggan, dan masih banyak lagi. Stasiun-stasiun pun dipoles sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan dan membuat masyarakat semakin dekat dengan kereta api. Stasiun kini telah menjadi lifestyle station dengan berbagai merchant internasional maupun nasional untuk memenuhi kebutuhan penumpang, toilet-toilet pun dibuat serupa hotel berbintang bahkan dilengkapi aplikasi kepuasan penggunaan toilet, serta hiburan di stasiun seperti live music dan tayangan-tayangan yang informatif.

Tak hanya dalam sisi angkutan penumpang, terobosan teknologi informasi pun telah diterapkan dalam angkutan barang, yang menjadi salah satu core business KAI. Masih di momen yang sama, KAI juga telah meluncurkan Rail Cargo System atau RCS. KAI mengelola sekitar 50 business processes dari semenjak kontrak sampai dengan proses di back office, 24 jenis komoditas, 35 jenis tarif, jenis relasi yang beragam yakni ada yang satu kali jalan, Pergi-Pulang, Pergi-Pulang yang berhenti di stasiun antara, juga jenis angkutan yang beragam (ada angkutan dinas, corporate, retail, satuan kerja, dll ), serta lebih dari 262 perjalanan KA yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.

Beragamnya komoditas barang, pola angkutan, mekanisme pembayaran dari mitra-mitra serta proses bisnis angkutan barang yang kompleks mendorong KAI mengembangkan aplikasi untuk menangani hal tersebut. Perkembangan teknologi informasi membantu KAI untuk menerapkan satu aplikasi untuk mengelola dan memantau sistem bisinisnya.

KAI mengembangkan sendiri RCS tanpa melibatkan vendor. RCS membuat produktivitas angkutan akan terpantau secara real time dan perekaman data lebih akurat, sehingga lebih menghemat waktu dan biaya bagi pelaku bisnis. RCS merupakan aplikasi yang dibangun berdasarkan 3 aplikasi yaitu Manajemen Kontrak, Train Plan, dan Portal Sarana. RCS dapat memberikan data lebih real time dan akurat sehingga memudahkan pelaku bisnis/usaha memantau perkembangan angkutan bisnis mereka tanpa harus melakukan proses tatap muka yang tentu akan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini juga dapat membantu pengambilan keputusan bagi manajemen atas setiap aspek yang berdampak pada performa bisnis perusahaan.

Sistem ini nantinya tidak hanya digunakan oleh internal KAI saja tetapi juga bagi customer. Customer nantinya akan dibukakan akses untuk mengajukan pengajuan pengangkutan secara online dengan berbasis web maupun mobile application. Aplikasi ini nantinya membuat komunikasi host to host dengan aplikasi customer yang memudahkan pertukaran data.
Di samping seluruh upaya KAI dalam mengelola TI agar meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasanya, KAI juga mengajak masyarakat untuk turut menjadi bagian perubahan dan kebangkitan perkeretaapian Indonesia. Budaya bertransportasi dengan kereta api yang baik ditanamkan ke masyarakat. Kini, masyarakat lambat laun mengerti bagaimana naik kereta api yang tertata, tertib, dan nyaman.

Terlebih saat momen-momen besar seperti Angkutan Lebaran maupun Natal dan Tahun Baru. Tidak ada lagi wajah lusuh Angkutan Lebaran maupun Natal dan Tahun Baru seperti yang dulu. Wajah angkutan KA saat ini sudah nyaman, tertib, aman, dan tentunya mengutamakan keselamatan perjalanan KA. Baik dari sejak stasiun keberangkatan, saat perjalanan, hingga stasiun tujuan, semua sudah diperhitungkan dan diatur dengan matang.

Kemajuan perkeretaapian ini lambat laun telah membawa perubahan pada pembangunan Indonesia, terlebih dalam sistem perkeretaapian nasional. Bahkan kini pemerintah tengah gencar mengembangkan sistem transportasi berbasis rel. Moda kereta api jenis baru pun telah hadir di Indonesia. Pengoperasian LRT di Palembang pada Juli 2018 lalu menjadi goresan sejarah baru. LRT di Palembang menggunakan salah satu teknologi yang baru pertama kali digunakan dalam sistem perkeretaapian di Indonesia, yakni third rail atau roda ketiga. Teknologi serupa pun nantinya akan hadir dalam layanan LRT Jabodebek.

Berbagai terobosan pelayanan ini tak akan terwujud tanpa perkembangan TI yang dikelola sebaik mungkin. Sinergi dari berbagai pihak pun akan mewujudkan percepatan kemajuan. Dinamika perkembangan TI perlu disambut dengan optimis dan saling bahu-membahu agar Indonesia mampu mengelolanya dan mengintegrasikannya dalam pembangunan di seluruh aspek demi bangsa yang terus bergerak maju. (red)