Jakarta, Komite – Prosesi peringatan hari pahlawan yg saat ini dilaksanakan di seluruh pelosok wilayah indonesia bahkan dilaksanakan juga di perwakilan Indonesia di luar negeri. Upacara peringatan hari pahlawan yang bertemakan “Semangat Pahlawan Di Dadaku” ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kepahlawanan, mempertebal rasa cinta tanah air dan meneguhkan semangat pengabdian bagi bangsa dan negara di hati sanubari bangsa Indonesia.
Peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara, namun harus menjadi sarat makna. Bukan pula sebatas prosesi, tetapi substansi. Setiap peringatan Hari Pahlawan, kita harus dapat menggali dan memunculkan semangat baru dalam implementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari.
Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengatakan bahwa nilai kepahlawanan bukan bersifat statis namun dinamis, bisa menguat bahkan melemah, untuk itu seluruh rangkaian kegiatan peringatan hari pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru mewarisi nilai perjuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa indonesia.
“Peringatan Hari Pahlawan harus melahirkan ide dan gagasan mentransformasikan semangat pahlawan menjadi keuletan dalam melaksanakan pembangunan, mentransformasikan keberanian melawan penjajah menjadi inspirasi mengusir penjajah pada saat ini antara lain kemiskinan, mentransformasikan kecerdikan para pahlawan dalam mengatur strategi menjadi inspirasi rakyat indonesia untuk melakukan inovasi cerdas, memperkuat daya saing bangsa dalam pergaulan dunia,” ucap Hammam selaku pembina Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2018 di Kawasan Puspiptek, Serpong, Senin (12/11).
Tema hari pahlawan saat ini mengandung makna sesuai fitrahnya, dalam diri setiap insan tertanam nilai-nilai kepahlawanan, siapapun dapat menjadi pahlawan. Setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali dapat berinisiatif mengabdikan hal yang bermanfaat untuk kemaslahatan di lingkungan sekitar bagi bangsa dan negara.
Peringatan hari pahlawan menjadi momentum bagi bangsa indonesia untuk melakukan instropeksi diri sampai seberapa jauh setiap komponen dapat mewarisi nilai-nilai kepahlawanan untuk melanjutkan perjuangan, mengisi kemerdekaan demi mencapai negara kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Pada hakikatnya setiap perjuangan pasti ada hasil nya namun tidak ada kata akhir untuk berhenti berjuang. Setiap perjuangan akan berlanjut ke perjuangan berikutnya sesuai tuntutan lingkungan strategis.
Hammam menambahkan bangsa Indonesia memerlukan pahlawan baru, memerlukan sosok yang berdedikasi dan berprestasi pada bidangnya untuk memajukan negeri ini, dan juga dibutuhkan sosok pemuda Indonesia sebagai generasi penerus yang mempunyai jiwa patriotisme, pantang menyerah, berdisiplin, berkarakter, menguasi ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidangnya.
“Sadar bahwa negerinya memiliki beragam suku, agama, adat istiadat namun mampu memanfaatkan keberagaman sebagai modal sosial, dipergunakan untuk keunggulan Indonesia dalam pergaulan dunia, bukan justru memanfaatkan perbedaan demi keuntungan pribadi maupun golongan yang menjadi penghambat bagi kemajuan bangsa,” tambah Hammam. Negeri ini membutuhkan pemuda yang kokoh dengan jati dirinya, mempunyai karakter lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial sehingga mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, memberikan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkan pertolongan sosial.
“Negeri ini juga membutuhkan pemuda yang mempunyai pandangan global yang mampu berkolaborasi untuk kemajuan bangsa dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjadikan Indonesia diperhitungkan dalam bersaing dan bersanding dengan negara lainnya khususnya ketika negeri ini memasuki era Revolusi Industri 4.0,” tutup Hammam. Turut hadir pada acara ini seluruh pejabat eselon I dan II Kemenristekdikti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BSN, LIPI, BPPT serta para pegawai di Lingkungan Kemenristekdikti. (red)