Jakarta, KomIT.ID – Kesempatan startup meraih Unicorn di Indonesia sangat berpotensi. Setelah sektor transportasi dan e-commerce Indonesia sukses menjadi Unicorn, kini giliran sektor pendidikan dan kesehatan yang berpotensi memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar.
“Kalau menurut saya bagaimanapun dilihat dari potensi, secara teoritis itu yang akan jadi unicorn adalah startup sektor pendidikan, yang edutech,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada media di Jakarta, Sabtu (19/1/2019) lalu.
Rudiantara menjelaskan, hal itu disebabkan sektor pendidikan sedang menjadi fokus pemerintah saat ini. Ia menyebutkan, untuk pendidikan, pemerintah membelanjakan APBN-nya 20%, di tahun ini bahkan pemerintah menganggarkan dana pendidikan hampir mencapai Rp 500 triliun.
Tidak hanya pendidikan saja, menurut Rudiantara, startup di sektor kesehatan pun memiliki potensi yang sama. Alasannya, kesehatan juga menjadi fokus pemerintah, meski alokasi dananya belum sebesar di sektor pendidikan.
“Kesehatan sebetulnya nomor dua secara teoritis setelah pendidikan, karena 5% APBN kita untuk kesehatan,” katanya. Adapun, sebelumnya, Rudiantara pernah menyampaikan, di tahun ini pemerintah menargetkan akan ada lima startup unicorn di Indonesia. Startup Unicorn merupakan startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar (Rp 14,1 triliun).
Selain unicorn, ia juga mengatakan, Indonesia berpotensi memiliki dua decacorn tahun ini, Ia tidak menyebutkan ke dua decacorn tersebut. Decacorn merupakan startup yang memiliki valuasi di atas US$10 miliar atau setara Rp 141 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.100). (*/WS)