Surabaya, Komite.id – Untuk melakukan edukasi mengenai pemanfaatan perangkat telekomunikasi dan penggunaan spectrum frekuensi, Kominfo mulai proaktif, diantaranya dengan melakukan “jemput bola” dengan mendatangi langsung masyarakat ke ruang public.
Dibawah kegiatan bertajuk Balmon Menyapa Warga Surabaya, Balmon Kelas I Surabaya, para pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen SDPPI di Jawa Timur tersebut dibagi dalam beberapa kelompok dan disebar ke sejumlah mall, terminal, dan tempat keramaian di mana masyarakat dan komunitas biasa berkumpul.
“Kita menyebar pegawai untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahayanya penggunaan frekuensi radio secara ilegal dan perangkat telekomunikasi yang tidak bersertifikat.” jelas Kepala Balmon Kelas I Surabaya, Sensilaus Dore di Surabaya, Jumat (22/02/2019).
Menurut Sensilaus Dore, lokasi-lokasi itu dipilih karena memang sebagai pusat perdagangan barang elektronik, termasuk perangkat telekomunikasi seperti handphone dan alat komunikasi lainnya
“Sasaran sosialisasi ‘jemput bola’ ini adalah para pengunjung Terminal Purabaya, Jembatan Merah Plaza, Tunjungan Plaza, World Trade Center Surabaya, Tunjungan Center, dan Pasar Genteng Surabaya,” paparnya.
Selain menjelaskan langsung kepada masyarakat, Tim Balmon Surabaya juga memberikan surat imbauan kepada penjual, distributor, maupun agen perangkat telekomunikasi untuk terlibat secara aktif menegakkan aturan dengan tidak menjual alat atau perangkat telekomunikasi ilegal.
Menurut Sensilaus Dore, sosialisasi semacam itu akan berkelanjutan guna mengingatkan masyarakat. “Dengan kegiatan ini diharapkan potensi gangguan terhadap frekuensi radio untuk kepentingan-kepentingan strategis akibat penggunaan frekuensi dan perangkat telekomunikasi ilegal bisa ditekan,” ungkapnya.
Tidak hanya di dalam terminal, pegawai Balmon Surabaya juga mengedukasi masyarakat di dalam armada transportasi massal “Surabaya Bus” yang sedang membawa penumpang ke sejumlah tujuan di Surabaya.
Surabaya Bus yang disediakan Pemerintah Kota Surabaya itu didesain untuk memberikan kenyamanan bagi tamu-tamu yang berkunjung ke Kota Pahlawan. Transporatasi massal ini juga dirancang untuk mendukung lingkungan bersih karena penumpangnya bisa membayar dengan sampah plastik.
“Kesamaan konsep dalam menjaga dan kelestarian sumber daya alam inilah yang menjadi titik awal sinergi dengan Pemerintah Kota Surabaya di masa yang akan datang,” harap Sensilaus Dore. (*/WS)