Saatnya Perbankan Beralih Menjadi Bisnis Kepercayaan Berbasis Teknologi

0
1928

Jakarta, Komite.id – Pada masa Revolusi Industri 4.0, perubahan di dunia perbankan merupakan sebuah keniscayaan, yang pada awalnya hanya sebuah bisnis kepercayaan, namun saat ini berkembang menjadi bisnis kepercayaan dan teknologi. Teknologi mampu menciptakan efisiensi  dalam dunia perbankan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Perbanas (SNAP) Tahun 2019, di Auditorium Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/02/2019).

“Orang berpikir kalau mau kirim uang dulu hitungannya hari, jam dan sekarang detik, siapa pun, semua bisa melakukannya, itulah teknologi,” ujarnya.

Menurut Wapres, revolusi industri ini sebenarnya telah berjalan secara bertahap, namun laju perubahannya semakin cepat sehingga bisnis perbankan berubah total. Untuk itu, Wapres menekankan pentingnya pengetahuan dan teknologi informasi, tanpa hal tersebut bank akan ditinggalkan pada percaturan bisnis yang kompetetitif.

“Saat ini bisnis kecil bisa beroperasi mendunia hanya dari rumah, mampu mempunyai saingan-saingan yang dulu tidak terpikirkan, fintech memungkinkan orang membeli dan membayar secara langsung, semuanya merupakan perubahan-perubahan akibat teknologi informasi, tapi bisnis besar yang tidak menggunakan teknologi dapat kembali ke desa,” ungkapnya.

Karena itu, Wapres berharap melalui teknologi kondisi ideal perbankan di tanah air dapat tercapai.

“Pada krisis moneter, terlalu mudah memberikan ijin bank sehingga jumlah bank pada tahun 1998 mencapai 230 bank, saat ini hanya sekitar 118, saya kira yang ideal sekitar 30 sampai 40 bank, merger secara alamiah akan terjadi karena bisnis itu kepercayaan dan teknologi,” jelas Wapres.

Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa ke depannya semua akan mengalami perubahan, akan ada yang kehilangan baik bisnis maupun pekerjaan, tetapi juga akan timbul bisnis dan pekerjaan baru.

“Dulu waktu sulit telepon, yang ramai adalah usaha warung telekomunikasi (wartel), sudut-sudut jalan sampai lorong ada wartel dan paling ramai pada tengah malam karena harganya murah. Namun, begitu ada handphone wartel mati termasuk telpon umum, tapi yang muncul yang baru adalah penjual pulsa, dimana-mana ada kios penjual pulsa, lama-lama penjual berkurang karena sekarang sudah ada komunikasi melalui whatsapp,” contohnya.

Untuk mengantisipasi itu semua, Wapres menekankan pentingnya proses rethinking, evaluasi dan reorientasi dari semua keperluan bisnis yang terjadi saat ini.

Seminar Nasional Perbanas (SNAP) 2019 dengan tema “Rethinking of Business Model in the Innovation Era : A Consequense of Industry 4.0” diselenggarakan oleh Perbanas Institute dalam rangka memperingati Dies Natalis Perbanas yang ke-50 tahun. (*/WS)