Jakarta, Komite.id – Untuk pertama kalinya, pemerintah Indonesia bakal menggelar turnamen esports(electronic sports) bertajuk Piala Presiden Esports 2019 melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kantor Staf Presiden, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Indonesia Esports Premiere League (IESPL).
Cabang tunggal yang dipertandingkan dalam turnamen ini adalah game Mobile Legends yang diikuti sebanyak 3.572 tim yang terdiri dari 2.589 tim esports di 8 kota, yaitu Palembang, Bali, Makassar, Surabaya, Manado, Solo, Pontianak dan Bekasi, serta kualifikasi nasional diikuti oleh 983 tim esports.
Giring Ganesha, Ketua Organizing Committee Piala Presiden Esports 2019 yang juga dikenal sebagai vokalis grup band Nidji mengungkapkan bahwa skena esports di Indonesia semakin terus berkembang.
“Piala Presiden Esports 2019 ini menjadi momentum bahwa esports telah diakui pemerintah dengan didukung oleh empat lembaga kementerian. Ini menunjukan skena esports di Indonesia sudah tidak terbendung dan diharapkan berkembang dengan pesat dan sehat,” ujar Giring.
Pertandingan babak kualifikasi nasional berlangsung pada pada hari Jumat tanggal 15 & 22 Maret 2019. Delapan tim esports yang lolos babak kualifikasi nasional akan berhadapan dengan delapan tim esports pemenang regional di pertandingan final Piala Presiden Esports 2019 yang akan digelar di Istora Senayan pada tanggal 30-31 Maret 2019.
“Kami resmi membuka penjualan tiket untuk menonton pertandingan final Piala Presiden Esports 2019. Tiket hari pertama dijual dengan harga Rp 20.000 sedangkan tiket hari kedua dijual dengan harga Rp 30.000, serta tiket terusan dengan harga Rp 40.000. Tiket sudah dapat dibeli di tiket.com dan blibli.com,” kata Giring.
Tidak hanya bertanding, 16 tim esports yang lolos juga akan mengikuti Bootcamp yang akan diselenggarakan di Kantor Staf Presiden pada tanggal 27 – 28 Maret 2019. Tenaga Ahli Madya Kedeputian II Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo menjelaskan alasan diselenggarakannya bootcamp,
“Kami mendukung adanya bootcamp karena kami memandang talenta saja tidak cukup untuk menjadi seorang atlet berprestasi. Pertama harus ada jiwa nasionalisme, kedua pemahaman pola hidup sehat, dan ketiga kemampuan mengelola finansial,” jelasnya.
Sementara ittu, Giring berharap dengan adanya ajang ini akan bisa menghasilkan tim esports nasional yang berprestasi yang mampu bersaing di kancah internasional. “Visi kami yaitu bisa mencetak tim esports dan atlet yang tidak hanya jago bermain game, melainkan juga menciptakan hero baru dengan masa depan yang cerah,” kata Giring. (WS)