TSM Berjuang Agar Industri Smartphone & IoT Indonesia Berdaulat

0
4370
Yovita Bellina memberikan keterangan kepada Presiden Jokowi dalam peluncuran 4G LTE berbasis TDD perdana Th. 2014

Jakarta, KOMITE.ID – Memiliki mimpi agar Indonesia mampu berdaulat dan mandiri dalam industri telematika khususnya bidang smartphone dan IoT, menjadi pemicu Yovita Bellina, founder sekaligus CEO PT. Tata Sarana Mandiri (TSM Technologies) membangun bisnis di industri telematika tahun 2000.

Sebagai satu-satunya wanita yang menduduki kursi Direksi TSM, ia percaya bahwa dengan SDM yang dimiliki, Indonesia mampu membangun industri telematika menjadi lebih maju, mandiri dan produktif.

Yovita Bellina, Founder & CEO PT. Tata Sarana Mandiri (TSM Technologies)

Indonesia tidak seharusnya hanya menjadi negara yang konsumtif dan berdagang, tapi mesti juga produktif, utamanya demi mengurangi defisit perdagangan dan impor produk-produk seperti Smartphone, Komputer, IoT dan tablet (HKT). Namun de facto, ada kecenderungan de-industrialisasi di sektor Telematika, meski Menteri Perindustrian berusaha mendorong Industri 4.0.

Pada tahun 2014, Kemenperin mengeluarkan Permenperin No. 69/M-IND/PER/9/2014 tentang ketentuan dan cara penghitungan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri elektronika dan telematika. Dimana aturan tersebut dibuat untuk mengurangi persentase impor produk-produk elektronik dan telematika. Sejalan dengan apa yang dicita-citakan oleh Yovita, bersama dengan dua Direksi TSM lainnya yaitu Sjamsudin Ali dan Riswanto, mereka membangun TSM untuk memenuhi standar kebutuhan pembangunan di bidang industri telematika di Indonesia, dimana pada saat itu TSM mengambil bagian di industri smartphone.

Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis TSM terus berkembang dan berfokus pada hardware, software dan services. Sebagai pelopor Independent Design House (IDH) di value chain industri telematika, TSM terus berkomitmen menciptakan desain kreatif dan solusi yang inovatif menuju digital transformasi dan bekal memasuki era industri 4.0 di Indonesia. Hal tersebut diwujudkan melalui pilar-pilar bisnis TSM yang meliputi pengembangan dan rancangan produk di bidang: 1. RnD, 2. Handphone, Komputer Genggam, Tablet (HKT), 3. Agregator di industri fintech, 4. Smart health care, 5. OS, UI, dan aplikasi/perangkat lunak, 6. IoT.

Dengan kemampuannya dalam mengatur strategi perusahaan serta membina hubungan baik dengan pihak pemerintah maupun swasta, hingga saat ini Yovita mampu membawa TSM mencapai banyak hal seperti: 1.Meluncurkan smartphone 4G LTE berbasis TDD perdana 4 Juli 2014 & 4G LTE berbasis FDD perdana Februari 2015; 2. Pemegang lisensi pertama untuk 4G di tahun 2014 & licsensi 5G pertama di Asia Pasifik tahun 2018 dari Qualcomm; 3. Melakukan ekspansi R&D di Shenzhen China dan untuk kebutuhan pasokan komponen local untuk smartphone; 4. Meluncurkan smartphone 4G low cost pertama dengan desain dan manufaktur dari Indonesia di CEBIT Hannover bersama dengan kemenperin dan BEKRAF; 5. Meluncurkan hi res Music phone dan QR-EDC di event CES, Las Vegas – USA dan event Mobile World Congress (MWC), Barcelona 2019 untuk pasar global; dan 6. Terlibat dalam program vokasi industri yang dicanangkan oleh Kementrian Perindustrian. Dimana TSM telah mengimplementasikan program link and match antara pendidikan dan industri dengan merangkul 5 perguruan tinggi besar dan banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia.

Tidak hanya membawa TSM mencapai kesuksesan di bisnis teknologi digital, Yovita juga menjadikan TSM sebagai tempat pengembangan OS & Software, RnD, serta manufaktur (EMS) di Indonesia. Selain Itu, TSM mampu menjadi katalisator pendorong industri telematika di Indonesia.

Bergerak di industri pioneer, TSM juga memberikan pelatihan dan sharing knowledge untuk meningkatkan jumlah SDM yang memiliki high skill dan daya saing di Indonesia. TSM pun seringkali ikut serta memberikan masukan serta kontribusi dari sisi teknis terkait pembuatan kebijakan di Kementerian Perindustrian. TSM pun ikut memetakan peta industri telematika lokal dan industri 4.0 bersama dengan Kemenperin untuk tiga, lima, hingga sepuluh tahun ke depan.

Yovita Bellina di saat penyerahan plakat simbol hibah modul IoT dari TSM kepada perwakilan SMK di event Vokasi Industri tahun 2019

Di luar TSM, Yovita aktif menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengembang dan Produsen Perangkat Selular Indonesia (PERPEROSI). Melalui asosiasi tersebut, ia menyuarakan aspirasi para pemain industri perangkat selular Indonesia kepada pemerintah dan memberikan masukan dalam pembuatan kebijakan di industri tersebut.

Selain aktif berkecimpung di industri teknologi digital, ia juga aktif di bidang olahraga. Sejak tahun 2016, Yovita menjabat Sekretaris Jendral Federasi Ice Skating Indonesia (FISI). Menurutnya, melalui olahraga seseorang dapat meningkatkan daya juang serta semangat pantang menyerah dalam dirinya. Ia juga bangga saat melihat atlet-atlet Ice Skating Indonesia dapat berlaga di event nasional dan membawa nama Indonesia di kancah internasional saat mereka dapat memperoleh medali di pertandingan.

Dalam menjalankan bisnisnya, tentu Yovita menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Terlebih lagi, bisnisnya bergerak di industri pioneer dimana banyak komponen pendukung bisnis yang belum terpenuhi secara optimal atau bahkan belum ada. Sebagian besar tantangan dan hambatan yang dialami olehnya berasal dari faktor eksternal perusahaan, diantaranya:1. Rantai pasokan komponen belum tersedia secara penuh; 2. Belum adanya pohon industri yang sempurna, yang mencakup penyedia bahan baku sampai dengan pengguna akhir; 3. SDM yang memiliki high skill di industri pioneer ini belum tersedia; 4. Regulasi pemerintah yang belum sepenuhnya mendukung industri ini dan birokrasi yang berbelit-belit. serta, 5. Proses pendaftaran HAKI yang panjang, memerlukan biaya tinggi dan memakan waktu yang cukup lama.

Yovita berharap agar pemerintah dapat mendukung dengan memberikan solusi untuk hambatan-hambatan yang kerap dihadapi tersebut. Minimal Pemerintah terus focus pada RnD dan membangun rantai pasokan komponen sesuai dengan pohon industri di bidang telematika. Memberikan dukungan terkait tax allowance & insentif dan membuat regulasi yang berpihak untuk mendukung pertumbuhan industri pioneer. Mempermudah proses sertifikasi alat untuk produk-produk buatan Indonesia. Mempermudah dan mempercepat pengurusan pendaftaran HAKI, karena persentase HAKI di Indonesia masih. tergolong sangat rendah dan menghapuskan birokrasi yang berbelit-belit.

Ke depannya, Yovita memiliki target agar TSM mampu memimpin industri telematika di Indonesia dengan menghadirkan secara keseluruhan ekosistem pendukung industri telematika dan menjaga rantai pasokan komponen secara penuh. Yovita juga ingin memajukan perekonomian Indonesia melalui pengembangan RnD di industri telematika Indonesia. Ia berharap target tersebut dapat segera tercapai dengan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah. Karena pada dasarnya bisnis yang ia bangun memiliki visi yang lebih luas yaitu terwujudnya kedaulatan industri telematika di Indonesia oleh SDM berkompeten dari Indonesia. Ia mengajak seluruh pihak baik pemerintah, pemain industri, instansi pendidikan dan lainnya untuk ikut andil dan saling bersinergi demi kemajuan Indonesia. (*)