Jakarta, Komite.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar rapid test atau tes cepat untuk pekerja media dan pegawai Kominfo. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19). Tes cepat dilakukan dengan sistem drive thru di Kantor Kementerian Kominfo agar menghindari penciptaan kerumunan dan tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19 tentang physical distancing.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, menyatakan bahwa pemeriksaaan bagi pekerja media dan pegawai itu diharapkan dapat menyajikan informasi awal tentang kondisi kesehatan pekerja media dan pegawai.
“Ini memang bukan untuk diagnosa Covid-19 secara langsung, melainkan untuk melihat respon antibodi yang ada dalam tubuh. Jadi hasil pengukuran akan menjadi deteksi awal untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kita selenggarakan untuk pekerja media karena salah satu profesi yang paling berisiko adalah mereka,” tuturnya di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (08/4).
Menurut Menteri Kominfo, inisiatif itu selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo. “Pak Jokowi menyatakan dalam situasi saat ini dibutuhkan gotong royong dan komunikasi yang baik. Nah, kami ingin memastikan kesehatan pekerja media agar tetap dapat menjalankan kerja jurnalistik dan tetap bisa menyampaikan informasi terkait Covid-19 kepada masyarakat,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI yang berlangsung secara virtual, Menteri Johnny menyatakan pelibatan unsur pentahelix, yakni pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media dalam mendukung penanganan dampak Covid-19.
“Kami memanfaatkan betul jejaring kerja sama pentahelix. Karena untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus kolaboratif dan sistematis. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait maupun pemerintah daerah. Kemudian juga dengan masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media,” tuturnya.
758 Pekerja Media Mendaftar
Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti menyatakan, hingga kemarin, tercatat sebanyak 758 pekerja media terdaftar dalam tes cepat yang digelar Kementerian Kominfo dan Halodoc. “Ada 758 pekerja media yang mendaftar dan yang telah datang melakukan rapid test sebanyak 350 orang. Semua kita layani dengan cara drive thru,” ujarnya.
Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, layanan pendaftaran dilakukan secara online melalui aplikasi Halodoc. Selanjutnya pemeriksaan juga dilakukan oleh tim Halodoc. Dalam pemeriksaan, peserta tidak perlu turun dari kendaraan pribadi masing-masing. “Hasil pemeriksaaan kemudian akan diberitahukan melalui aplikasi,” tambah Sekjen Niken.
Selain bagi pekerja media, Kementerian Kominfo juga menggelar rapid test bagi pegawai Kementerian Kominfo. Sebanyak 994 pegawai telah mengikuti tes cepat tersebut. Jika ditotal dengan pekerja media, maka tes cepat telah diikuti oleh 1344 orang dalam tiga hari terakhir.
Tes cepat Covid-19 merupakan metode pemeriksaan untuk melacak infeksi virus SARS-CoV-2 dengan mengambil sampel darah. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, , menyebutkan bahwa rapid test tidak diarahkan untuk menegakkan diagnosa karena rapid test yang kita gunakan adalah rapid test yang berbasis pada respon imunologi. “Kita tahu kalau virus masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh secara otomatis akan membentuk antibodi yang akan kita ukur dan inilah yang kemudian akan dideteksi,” tuturnya. (red/**)