Jakarta, Komite.id- Saat ini, perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia membukukan kenaikan volume penjualan seiring diterapkannya physical dan social distancing di tengah wabah Covid-19. Kondisi ini dimanfaatkan para pelaku di industri e-commerce dengan cara memperluas varian produk yang ditawarkan.
Bukalapak, misalnya. salah satu dari lima perusahaan startup unicorn di Indonesia yang memiliki valuasi mencapai US$1 miliar, memperluas pilihan produk sembako selama beberapa minggu terakhir untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berdiam di rumah. “Perusahaan pun membukukan kenaikan transaksi pada platform e-commerce serta bertambahnya pengguna baru karena adanya pergeseran model bisnis UMKM dan perubahan perilaku konsumsi,” ujar Fajrin Rasyid, Co-founder and President Director Bukalapak dalam siaran pers, Jumat (17/4).
Adapun penjualan produk sembako, pembersih, sanitasi, masker kesehatan, dan vitamin di Blibli – salah satu e-commerce lokal, juga mengalami peningkatan selama beberapa minggu terakhir. Blibli juga membukukan peningkatan permintaan terhadap peralatan memasak, video game, dan peralatan olahraga karena masyarakat Indonesia mulai menyesuaikan diri untuk menghabiskan waktu di rumah.
Sebaliknya, permintaan terhadap produk smartphone, otomotif, sepatu, pakaian formal, dan tiket liburan semakin turun karena keadaan perekonomian yang tidak menentu serta kekhawatiran kesehatan sehingga masyarakat mulai mengurangi konsumsi yang tidak terlalu dibutuhkan.
“Sebelum Covid-19, e-commerce hanyalah sebuah pilihan. Namun untuk sekarang, penting sekali bagi toko retail dan produsen untuk menjual produk melalui platform e-commerce agar mampu mempertahankan bisnis mereka. Hal ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif karena konsumen akan semakin terbiasa berbelanja secara online,” ujar Kusumo Martanto, CEO Blibli.
Lebih lanjut diungkapkan, e-commerce sebenarnya sudah mampu menarik banyak konsumen di Indonesia bahkan sebelum terjadinya wabah Covid-19. E-commerce juga merupakan salah satu pendorong utama yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, mencapai $40 miliar pada tahun 2019 dan diprediksi meningkat hingga $130 miliar pada tahun 2025. “Dengan semakin banyaknya toko retail dan konsumen yang terpaksa beralih ke e-commerce, pertumbuhan e-commerce dapat ditingkatkan lebih jauh,” sambung Kusumo Martanto.
Sementara itu, perubahan dinamika pasar yang disebabkan oleh pandemi juga menciptakan peluang bagi layanan pengiriman makanan online. Pemimpin pasar seperti Go-Food dan Grab Food yang dapat diakses melalui Go-Jek dan Grab, telah menerapkan mekanisme pengiriman tanpa kontak dan prosedur kebersihan yang ketat untuk terus melayani konsumen. Diprediksi, pasar pengiriman makanan di Indonesia meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 akibat dari wabah Covid-19. (red)