Jakarta, Komite.id- Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Dr. Raymond R. Tjandrawinata sekaligus dosen Fakultas Bioteknologi Universitas Atma Jaya masuk dalam daftar peneliti terbaik di Science and Technology Index (SINTA) 2020. Melalui pemeringkatan kinerja ilmuwan Indonesia ini diharapkan agar para dosen, peneliti, pengelola jurnal, serta institusi produktif dalam melakukan publikasi, sitasi, dan pengelolaan jurnalnya
Pengumuman Peneliti Terbaik Indonesia tersebut diumumkan secara resmi oleh Menteri Riset dan Teknologi/BRIN Prof. Bambang Brodjonegoro, dalam acara SINTA SERIES “Pemeringkatan Peneliti Indonesia 2020” dalam virtual event Kemenristek/BRIN pada Kamis, 28 Mei 2020.
Menurut Menristek, publikasi menjadi sangat penting. “Kalau kita lihat publikasi di ASEAN secara kuantitas, pencapaian publikasi Indonesia cukup baik di mana pada 2019 publikasi yang dihasilkan dari Indonesia paling tinggi. Namun ada catatan, yakni mengenai kualitas publikasi dan apakah publikasi dari hasil riset dan pengembangan ini juga bisa dihilirisasi, sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat dalam skala yang lebih luas,” ujar Menristek/BRIN.
PLT Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Ristek/BRIN Bapak Muhammad Dimyati mengatakan SINTA merupakan satu inovasi sistem informasi IPTEK yang dibangun untuk mengukur kinerja individu, institusi, dan networking-nya dari peneliti, perekayasa, dan dosen di Indonesia. Secara garis besar, SINTA dikembangkan pertama pada akhir 2016 dan diperkenalkan pada Januari 2017. Hingga saat ini, SINTA telah mengelola 194.904 penulis yang telah diverifikasi, 4.607 jurnal, hingga 2 juta lebih dokumen publikasi ilmiah yang diintergrasikan dengan Google. Ke depannya, SINTA akan didorong go internasional karena saat ini telah mencakup 4.500 perguruan tinggi, peneliti, dan perekayasa yang menyebar di berbagai lembaga.
Dr. Raymond Tjandrawinata menyampaikan terima kasih dan rasa syukur atas pemeringkatan yang diperolehnya. “Kami bersyukur sekaligus berterima kasih kepada Kemenristek/BRIN atas apresiasi ini. Hal ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah untuk kegiatan penelitian dan pengembangan para saintis di Indonesia dan juga Dexa Group. Dengan apresiasi ini semoga peneliti menjadi lebih bersemangat lagi melakukan kegiatan litbang dalam menghasilkan produk farmasi yang inovatif dan berkualitas tinggi sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara,” kata Dr. Raymond.
Dr. Raymond Tjandrawinata menjadi peneliti yang aktif mempublikasikan penelitiannya. Beragam produk Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang berasal dari tanaman asli Indonesia telah dikembangkan bersama dengan timnya selama di DLBS. OMAI ini digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit seperti: pencegahan stroke dan penyakit jantung koroner, pengobatan diabetes melitus, pengobatan kanker payudara, pengobatan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis, pengobatan hiperplasia prostat jinak, pengobatan kanker prostat, pengobatan nyeri haid, pengobatan tukak lambung, pengobatan nyeri otot dan sakit kepala, pengobatan kembung dan mual, dan pengobatan batuk serta pilek. Obat Modern Asli Indonesia hasil penelitiannya saat ini telah dipasarkan di Indonesia bahkan telah diekspor ke luar negeri.
Empat indikator yang menilai kinerja peneliti adalah jumlah artikel jurnal terindeks di Scopus
dengan memperhitungkan quartil jurnal tempat publikasi. Indikator kedua menurut jumlah artikel non-jurnal terindeks di Scopus dengan bobot 15. Indikator ketiga dan keempat adalah jumlah sitasi di Scopus dengan bobot 4 dan jumlah sitasi di Google Scholar dan jurnal artikel di Jurnal SINTA. Adapun data yang digunakan dalam perhitungan adalah tiga tahun terakhir yakni dokumen yang terbit pada tahun 2017 hingga 2019. (red)