Jakarta, Komite.id- Huawei, perusahaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terkemuka global, berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menggelar serangkaian pelatihan daring mengenai keamanan siber sebagai bentuk kelanjutan dari salah satu agenda yang tertuang dalam Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Teknologi memiliki peran penting bagi kehidupan digital yang kini makin serba terhubung, terlebih dengan kehadiran teknologi 5G yang sudah di depan mata. Teknologi 5G diprediksi akan membawa dampak perubahan yang signifikan, sekaligus menjadi fondasi dan pembangkit di setiap lini, mulai dari pengembangan kota pintar, pabrik manufaktur pintar, hingga kantor pintar, dan di berbagai bidang yang lain. Kehadirannya menjadi keniscayaan yang harus dimanfaatkan secara optimal.
Menurut data terakhir, penetrasi Internet di Indonesia mencapai 64 persen[1] dari total populasi. Angka tersebut memperlihatkan makin terkoneksinya setiap lini kehidupan di Indonesia yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi Internet terbesar dengan pertumbuhan tercepat[2] di kawasan regional. Namun di sisi lain, kehidupan yang serba terhubung tersebut membawa risiko tersendiri terhadap keamanan lalu lintas informasi, seperti munculnya ancaman serangan siber serta upaya-upaya pembobolan data. Terdapat laporan yang menyebutkan bahwa selama tahun 2018, lebih dari 200 juta upaya serangan siber dilancarkan mengarah ke Indonesia[3].
Yang Donghai, VP Delivery and Services Huawei Indonesia menuturkan, “Kolaborasi ini merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan kapasitas dalam membangun kesadaran bersama dalam membangun keamanan siber yang kokoh serta bentuk upaya pencegahan bagi seluruh sektor dan elemen di tengah makin terkoneksinya kehidupan saat ini.”
Yang menambahkan bahwa Huawei selalu menempatkan keamanan siber dan perlindungan privasi sebagai hal paling utama dalam setiap komitmen mereka. “Kami terus fokus dalam menghadirkan kebijakan yang customer-centric, sebagai bentuk keseriusan kami dalam menjamin berlangsungnya operasional jaringan yang kokoh dan stabil, serta mendukung kontinuitas bisnis, bahkan dalam situasi paling ekstrim sekalipun.”
Kehadirannya di Indonesia selama lebih dari 20 tahun ini, menjadi bukti kesungguhan pengabdian Huawei terhadap perkembangan TIK di tanah air. Huawei bersama dengan operator telah membangun lebih dari 200.000 elemen jaringan komunikasi yang meliputi layanan jaringan 2G, 3G, dan 4G yang terkoneksi secara penuh, serta menghadirkan layanan komunikasi bagi 80 persen penduduk Indonesia. Huawei Indonesia menerapkan strategi customer-centric dan selalu cepat merespons setiap kebutuhan pelanggan. Huawei menghadirkan lebih dari 50.000 operasi layanan jaringan per tahunnya bagi pelanggan setelah memperoleh otorisasi dan persetujuan.
Di sisi lain, Huawei juga menaruh kepedulian yang tinggi terkait dengan pandemi COVID-19 yang tengah melanda global saat ini. Pandemi ini telah mendorong organisasi-organisasi untuk terus melanjutkan kegiatan mereka dan bekerja dari jarak jauh akibat pembatasan fisik yang diberlakukan di hampir semua wilayah di dunia. Kebutuhan jaringan yang aman dan lancar menjadi prioritas utama bagi masyarakat, agar mereka dapat menuntaskan tugas-tugas mereka dari jarak jauh, kapanpun, di manapun, dan dari perangkat apapun.
Di sisi lain, kehadiran teknologi mutakhir seperti Artificial Intelligence (AI) saat ini tidak bisa dimungkiri lagi. Di masa depan, teknologi AI akan hadir di setiap lini dan membawa risiko yang signifikan di bidang keamanan komputasi. Namun, di sisi lain, AI juga dapat dimanfaatkan sebagai peranti yang esensial dalam membangun sistem pertahanan siber, dari pengembangan sistem deteksi dini malware, hingga mengantisipasi setiap serangan yang dibidikkan ke jaringan komputasi. Perannya signifikan dalam memperkokoh strategi keamanan siber, serta dalam upaya meningkatkan skala respons terhadap ancaman keamanan. Ini dapat terwujud berkat kapabilitasnya yang mampu menganalisis, mengobservasi, hingga mendeteksi adanya indikasi kejanggalan di jaringan secara cerdas.
Pelatihan ini merupakan bentuk kerja sama yang kuat dalam membangun ruang siber yang cerdas dan aman, sekaligus memperkuat tingkat kepercayaan digital negara. Hal ini sejalan dengan misi BSSN dalam membangun keamanan siber nasional yang kokoh, secara efektif dan efisien melalui pendayagunaan, pengembangan, dan konsolidasi seluruh elemen yang terkait dalam keamanan siber.
Akhmad Toha, Deputi Bidang Proteksi, Badan Siber dan Sandi Negara menuturkan, “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginyanya kepada Huawei atas implementasi MoU antara BSSN dengan PT Huawei Tech Investment, khususnya dalam hal pengembangan kapasitas SDM di bidang keamanan siber dalam bentuk online training. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada pejabat struktural dan staf BSSN yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Jumlah peserta pada hari ini menggambarkan tingginya tekad dan komitmen pegawai BSSN dalam meningkatkan kapasitas diri masing-masing dalam menghasilkan kinerja yang makin berkualitas.”
Pelatihan daring keamanan siber ini rencananya akan diselenggarakan sebanyak tiga kali, mulai 15 Juni 2020 yang akan membawakan topik “Security Information and Security Overview,” dilanjutkan kemudian pada 22 Juni 2020 dengan topik ”Network Security Basis,” serta di tanggal 29 Juni 2020 dengan membawakan tema “Web Security Protection.”
Sebagai perusahaan ICT global terkemuka dunia, Huawei telah mengembangkan serangkaian produk serta teknologi mutakhir yang dapat mendukung sistem deteksi dini nasional maupun inisiatif-inisiatif lain yang digagas oleh BSSN dalam upaya mewujudkan ruang siber Indonesia yang kian aman. (red)