Jakarta, Komite.id- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai lembaga unggulan teknologi di bidang pengkajian dan penerapan teknologi, terus berupaya agar inovasi dan layanan teknologi memiliki peran yang yang sangat strategis dalam mendorong peningkatan kompetensi daya saing dan kemandirian yang bermuara pada percepatan pembangunan nasional.
BPPT memiliki peran penting untuk berkontribusi dalam percepatan pembangunan nasional melalui kerekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, intermediasi, difusi dan komersialisasi teknologi serta pelayanan teknologi guna mendukung upaya-upaya pencapaian kemandirian nasional melalui kemandirian teknologi. Sudah banyak produk-produk hasil inovasi BPPT yang diproduksi massal oleh industri dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Langkah komersialisasi dari prototipe ke industri dilakukan oleh Pusat Pelayanan Teknologi, salah satu unit kerja di BPPT yang berbentuk Badan Layanan Umum (BLU).
Pusyantek merupakan gerbang utama alih teknologi dan komersialisasi hasil-hasil inovasi teknologi BPPT yang mengantarkan dari inventor ke industri. Selain mitra industri, Pusyantek juga menjalin kemitraan dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dan mitra asing untuk memperluas jangkauan pemanfaatan produk inovasi BPPT. Dituturkan
Kepala Pusyantek, Dr. Yenni Bakhtiar, salah satu tugas pokok dan fungsi Pusyantek adalah memasarkan produk-produk inovasi BPPT agar bisa diproduksi massal oleh industri dan selanjutnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai satu-satunya unit kerja di BPPT dan di LPNK dibawah koordinasi Kementerian Riset dan teknologi/BRIN yang berbentuk BLU, Pusyantek dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya tidak mengutamakan mencari keuntungan ekonomi semata melainkan lebih kepada diseminasi dan alih teknologi pemanfaatan hasil-hasil inovasi kepada industri dan masyarakat.
Tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan teknologi yang mendorong industrialisasi guna menciptakan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan perekonomian nasional, kemandirian dan daya saing bangsa serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Yenni, BPPT adalah milik bangsa, maka sudah sepatutnya semua hasil inovasinya pun dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa. “Pusyantek siap menjadi pintu gerbang utamanya dengan tagline Your Partner on Technology Innovation Services,” tegasnya.
Tagline Your Partner on Technology Innovation Services telah diimplementasikan secara nyata dalam menghadapi pandemi Covid-19. Pusyantek telah memberikan respon cepat, tepat, terpadu dan bersinergi dengan semua stakeholder untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Dibawah koordinasi BPPT sebagai Ketua Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19), berbagai produk alat kesehatan, alat pelindung diri (APD), serta fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk percepatan penanganan Covid-19 telah mampu diproduksi sendiri oleh industri dalam negeri. Dalam waktu yang sangat singkat BPPT sukses membangun Ekosistem Inovasi berbasis Teknologi yang melibatkan Akademisi (A), Bisnis (B), Pemerintah (G), Komunitas (C) dan Media (M) sebagai salah satu upaya mencari solusi komprehensif untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Dengan kerja bersama, bersinergi, saling bahu membahu bekerja keras, konsorsium TFRIC-19 dibawah koordinasi BPPT sukses menghasilkan inovasi-inovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia untuk melawan COVID-19. Produk-produk inovasi tersebut antara lain: 1) Rapid Diagnostic Test RI-GHA Covid-19 berbasis antibodi IgG/IgM (RDT RI-GHA), 2) Indonesia TFRIC-19 BioCOV-19 (BioCOV-19) untuk Real Time PCR Kit, 3) Mobile Laboratory Biosafety Level-2 (Mobile Lab BSL-2) yang bisa bergerak dinamis ke daerah-daerah zona merah, 4) Ventilator yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, 5) Alat pelindung diri (APD) Faceshield, dan 6) Biskuneo Plus yang kaya vitamin dan mineral untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Melalui kerjasama komersialisasi antara Pusyantek dengan mitra industri, produk inovasi karya anak bangsa tersebut diproduksi oleh industri dalam negeri sehingga dapat menggantikan produk impor sekaligus mengamankan rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Produk inovasi konsorsium TFRIC-19 tersebut sudah bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rumah Sakit, Puskesmas, Unit Pelayanan Kesehatan, Industri Farmasi, BUMN, BUMD, Industri Swasta dan masyarakat umum.
Harapannya, dengan dihasilkannya berbagai produk alat kesehatan, alat pelindung diri (APD), serta fasilitas pendukung lainnya yang merupakan karya anak bangsa, pandemi Covid-19 bisa dikendalikan dan diatasi. (red)