Jakarta , Komite.id– Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro menjadi pembicara dalam webinar yang diinisiasi oleh Asosiasi _Big Data & AI_ (ABDI) dengan tema _Strengthening Research & Innovation with AI to Foster Economic Recovery_ pada Rabu (19/08).
Di awal paparannya Menristek/Kepala BRIN menyampaikan bahwa dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Indonesia harus mampu menciptakan nilai tambah atau _value added_ dari sumber daya alam yang dimiliki. Ekonomi Indonesia tidak boleh bergantung hanya kepada ekstraksi sumber daya alam saja.
“Ekonomi kita tidak boleh hanya bergantung kepada ekstraksi sumber daya alam, baik itu hasil pertanian maupun hasil tambang, tetapi dengan sentuhan teknologi dan sentuhan ilmu pengetahuan maka kita harus menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang kita miliki tersebut,” jelas Menteri Bambang.
Menteri Bambang melanjutkan, inovasi harus dijadikan sebagai _spirit_ atau semangat yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Negara yang maju hanya bisa diciptakan oleh masyarakat yang inovatif.
“Kita harus menjadikan inovasi sebagai suatu _spirit_ suatu semangat yang muncul di kalangan masyarakat kita. Karena hanya dengan menjadi masyarakat inovatiflah kita bisa menciptakan negara maju,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.
Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN mengapresiasi setiap inisiatif yang dilakukan agar kecerdasan artifisial dapat mewarnai berbagai sektor dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Kecerdasan artifisial menjadi salah satu upaya bagi Indonesia agar tidak hanya menjadi pasar melainkan juga mampu menjadi pemain dari Revolusi Industri 4.0.
“Indonesia tidak boleh hanya menjadi _market_ dari Revolusi Industri ke-4, Indonesia harus bisa menjadi _player_. Salah satunya _player_ dalam kecerdasan artifisial. Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak agar kecerdasan artifisial mulai mewarnai kegiatan ekonomi di Indonesia di berbagai sektor,” ujar Menteri Bambang.
Di akhir paparannya Menristek/Kepala BRIN mengungkapkan bahwa kecerdasan artifisial di Indonesia harus bermanfaat bagi masyarakat, mampu menciptakan efisiensi dalam perekonomian, dan mampu menjadi dasar keunggulan inovasi Indonesia di masa depan.
“Pada akhirnya kita harus memikirkan bahwa kecerdasan artifisial di Indonesia: pertama, langsung bermanfaat buat masyarakat; kedua, harus bisa menciptakan efisiensi dalam perekonomian; dan ketiga, harus bisa menjadi dasar dari keunggulan inovasi kita di masa depan,” pungkas Menristek/Kepala BRIN.
Turut hadir dalam webinar ini Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hammam Riza; Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam; Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier; Kepala Pusat _AI_ Institut Teknologi Bandung, Ayu Purwarianti; Ketua Asosiasi _Big Data & AI_, Rudi Rusdiah; _CEO_ Huawei Indonesia, Jacky Chen; dan Direktur _AI ISV Ecosystem Dev. Asia Pacific CBD_ Huawei, Don Low. (Red)