Jakarta, Komite.id- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus menggaungkan pembangunan ekosistem inovasi nasional, transformasi teknologi, dan transformasi digital. Genap berusia 42 tahun pada 21 Agustus 2020, BPPT siap mewujudkan lompatan besar inovasi, mendukung cita Indonesia Maju menuju negara berbasis inovasi.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan ada tiga peristiwa penting dalam perjalanan BPPT satu tahun terakhir. Pertama, pengesahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang merupakan tonggak sejarah penting dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di Indonesia. Mengacu pada UU tersebut, BPPT mempunyai tujuh peran strategis yaitu perekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, intermediasi, difusi iptek, serta komersialisasi teknologi.
“Dalam perjalanannya, BPPT semakin memantapkan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi. BPPT melakukan penguasaan teknologi, bertanggung jawab atas keberhasilan penerapannya, utamanya dalam menghasilkan inovasi teknologi untuk mengatasi Covid 19 dan menghela pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Hammam dalam puncak perayaan HUT ke-42 BPPT bertema “Membangun Ekosistem Inovasi Teknologi untuk Indonesia Maju” di Kantor BPPT, Jakarta, pada Senin (24/8).
Undang-undang Sisnas Iptek memberikan mandat penting bagi BPPT untuk terus melahirkan dan menghilirkan inovasi teknologi, dalam mendukung program prioritas nasional. Melalui UU tersebut, Iptek diharapkan menjadi landasan ilmiah dalam perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan nasional bukan sekedar Iptek untuk kemajuan Iptek.
Peristiwa penting kedua adalah berpulangnya pendiri/founding father BPPT yaitu Prof. Dr. Ing. BJ Habibe pada 11 September 2019. Hammam Mengungkapkan, BJ Habibie berpesan agar jangan pernah berhenti berjuang sampai kita masuk ke dimensi lain. Transformasi Indonesia menjadi negara maju berbasis inovasi teknologi adalah retro masa lalu, kerja kita sekarang, dan kerja kita untuk melangkah ke masa depan. “Kami di BPPT akan terus melanjutkan cita-cita mulia beliau untuk menjadikan Indonesia mampu sejajar dengan negara maju lainnya, terutama dalam penguasaan dan pendayagunaan teknologi.” tuturnya.
Peristiwa penting ketiga adalah pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020. BPPT bergerak cepat dengan mengerahkan semua kemampuan untuk berkontribusi menghasilkan inovasi teknologi penanggulangan Covid-19 seperti yang digerakkan oleh Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek BRIN dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Hammam mengungkapkan, untuk menghasilkan inovasi, BPPT bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak melaluikerjasama penta helix dalam sebuah super team bernama Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19). Anggota TFRIC-19 berasal dari 8 institusi litbang pemerintah, 18 perguruan tinggi, 4 industri nasional, 6 startup, 3 rumah sakit, dan 15 komunitas asosiasi profesi. TFRIC-19 merupakan sebuah wujud nyata keberhasilan ekosistem inovasi nasional.
TFRIC-19 dikoordinaskan oleh BPPT sebagai bagian dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19. Dalam waktu singkat, TFRIC-19 mampu menghasilkan produk inovasi alat kesehatan, yang digunakan dalam mendukung penanganan wabah Covid-19.
Produk tersebut diantaranya Rapid Diagnostic Test (RDT) kit, PCR (swab) test kit, Mobile Laboratory Biosafety Level 2 (BSL-2), Emergency Ventilator, dan sistem deteksi Covid-19 berbasis Kecerdasan Artifisial atau Artificial Intelligences (AI). Produk tersebut diluncurkan secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2020.
Pada HUT ke 42 BPPT, TFRIC-19 kembali mempersembahkan terobosan baru produk inovasi antara lain RDT iCovid19, bahan baku RDT protein rekombinan, biosensor surface plasmon resonance, AI Covid-19 berbasis citra medis X-ray dan CT-scan, 2 data whole genome sequence yang diakui secara global, dan Mobile laboratory BSL-2 Next Generation.
Transformasi Digital
Pelaksanaan transformasi digital merupakan salah satu upaya strategis yang harus dilakukan. Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan menginginkan platform teknologi digital yang berkembang dan dimanfaatkan masyarakat Indonesia turut memberikan kontribusi dalam kemajuan bangsa dan negara.
Hammam mengungkapkan BPPT telah meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (KA) 2020-2045 pada 10 Agustus 2020 oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Menristek Bambang P.S. Brodjonegoro. Stranas KA berisikan lima bidang prioritas utama yaitu layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas dan kota cerdas.
“Kami juga mendukung transformasi digital menyongsong Revolusi Industri 4.0. Transformasi digital ini ditandai dengan adanya 41 aplikasi digital yang dimiliki BPPT yang digunakan untuk penguatan dukungan manajemen dan kesejahteraan pegawai, seperti aplikasi digital untuk mencatat presensi dan kinerja pegawai yang dinamakan Fabiola, atau Face Biometric Location Authentication,” ungkap Hammam.
Selain itu, BPPT akan meluncurkan sebuah terobosan aplikasi identitas digital yakni i-Otentik-3000. Ini adalah aplikasi sertifikat digital bagi seluruh pegawai BPPT. BPPT akan menjadi instansi pemerintah pertama di Indonesia yang melaksanakan hal tersebut. Aplikasi ini berfungsi untuk memastikan keutuhan dokumen yang dikirim. Selain itu, teknologi ini bisa memastikan autentifikasi dokumen dan pengirim. “BPPT menjalankan amanat dari rakyat Indonesia agar terus berkarya dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi serta membangun inovasi untuk daya saing dan kemandirian bangsa,” tutupnya. (red)