Jakarta, Komite.id- Program Microsoft Enabler yang diluncurkan baru-baru ini menjadi pionir bagi lingkungan kerja inklusif untuk penyandang disabilitas di seluruh kawasan Asia Pasifik dengan memungkinkan lingkungan kerja yang bebas hambatan dan lebih beragam. Ada lebih dari satu miliar penyandang disabilitas di seluruh dunia, dan pengelolaan tenaga kerja untuk difabel dapat meningkatkan GDP di Asia Pasifik hingga 1-7% melalui peningkatan produktivitas ekonomi. [United Nations ESCAP]
Program ini akan dimulai di lima pasar yaitu Korea, Selandia Baru, Filipina, Singapura, dan Thailand sebelum akhirnya meluas ke seluruh kawasan Asia Pasifik pada akhir 2020 Perusahaan yang berkomitmen dengan inisiatif ini akan mendapatkan pelatihan dari organisasi nirlaba untuk menjadi pemberi kerja inklusif, dan bisnis-bisnis ini akan menyediakan program job shadowing, magang, mentoring dan kesempatan kerja di bidang teknologi bagi penyandang disabilitas yang telah diidentifikasi oleh organisasi nirlaba tersebut. Microsoft akan menyiapkan pelatihan Cloud dan kecerdasan buatan (AI), serta platform yang dibutuhkan untuk berkolaborasi menuju masa depan yang inklusif bagi setiap orang.
Dalam dunia kerja saat ini, sangat penting untuk melibatkan semua orang, dan aksesibilitas merupakan kunci inklusi. Hal ini merupakan sebuah tanggung jawab dan kesempatan. Tidak ada hambatan bagi seseorang untuk mencapai mimpinya ketika teknologi dapat membantu mewujudkannya,” jelas Vivek Puthucode, Chief Partner Officer, Microsoft Asia Pacific. “Perusahaan yang inklusif dapat berkembang lebih unggul dibanding yang lain, dan dapat menarik lebih banyak tenaga kerja unggul serta mempertahankannya. Kami telah menjadi saksi bagaimana inklusi dapat mendorong inovasi”.
Keterampilan dan Pengetahuan
Microsoft akan meyediakan pelatihan online di bidang data engineering dan programming, cloud computing di Microsoft Azure dan pengembangan aplikasi di GitHub bagi difabel. Modul-modul ini akan membekali keterampilan teknologi yang penting, diakui secara global, sangat dicari di dunia yang serba digital dan memerlukan remote everything seperti saat ini.
Dengan membekali mereka pengetahuan dan keterampilan yang tepat, akan memperbesar peluang difabel untuk mendapatkan pekerjaan. Bagi mitra yang akan mempekerjakan penyandang disabilitas, Microsoft menyediakan workshop untuk mendesain inklusi dan teknologi bantu yang dikembangkan melalui kecerdasan buatan di Microsoft Azure.
“Inti dari program Microsoft Enabler adalah model aksesibilitas komprehensif yang tidak hanya akan meningkatkan inklusi penyandang disabilitas di Asia Pasifik untuk tahun-tahun mendatang, tetapi juga untuk menghubungkan talenta lokal dari komunitas yang kurang terwakili dan memberdayakan masyarakat kita,” lanjut Vivek.
Memungkinkan Penyerapan Tenaga Kerja Difabel
Untuk memperluas penyaluran bakat bagi mitra dan menghubungkan penyandang disabilitas dengan posisi di bidang teknologi, program ini juga akan menampilkan job fair secara virtual, pada akhir kuartal ke dua di 2021, yang akan mempertemukan mitra Microsoft dan organisasi nirlaba. Difabel yang tengah mencari pekerjaan dapat menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan keahlian serta pengalaman mereka, dan perusahaan dapat membagikan informasi seputar lowongan pekerjaan yang tersedia untuk kandidat yang cocok.
Selain lowongan pekerjaan, kegiatan virtual ini juga akan menampilkan sesi edukasi mengenai aksesibilitas di lingkungan kerja, teknologi bantu, pelatihan dan perangkat pendukung untuk membantu perusahaan menjaga keberlangsungan program aksesibilitas mereka. (red)