Fintech Dukung Ekonomi Bangkit Pasca Covid-19

0
1516

Jakarta, Komite.id- Teknologi keuangan (financial technology/fintech) dengan berbagai inisiatifnya menjadi harapan untuk pemulihan ekonomi, seiring dengan adanya stimulus pemerintah, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang telah memberi dampak pada ekonomi global.

Sekjen Asosiasi Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Karaniya Dharmasaputra menjelaskan bahwa fintech telah bisa mengatasi masalah terkait validasi data dalam penyaluran bantuan sosial. Contohnya, penyaluran bantuan pada 5,6 juta pemegang Kartu Prakerja yang dilakukan melalui Bank Negara Indonesia dan sejumlah fintech seperti Linkaja, OVO, Dana dan Gopay.

“Kita lihat dari berbagai indikator dan metriks bahwa platform teknologi bisa membuat penyaluran bantuan lebih efisien dan efektif,” ujar Karaniya dalam Diskusi bertajuk Get Up, Stand Up: Fintech Initiatives in Supporting Indonesia’s Economic Recovery dalam rangkaian Pekan Fintech Nasional 2020 dan Indonesia Fintech Summit, (11/11).

Karaniya, yang juga Co-Founder dan CEO Bareksa, menambahkan bahwa di portal investasi Bareksa ada pengalaman menarik pada masa pandemi. Di luar ekonomi yang mengalami penurunan, ternyata nilai transaksi, frekuensi transaksi dan dana kelolaan justru meningkat. Per akhir Juli 2020, total akun investor Bareksa mencapai 1,1 juta di mana jumlah SID (Single Investor Identity) Bareksa melesat 590 persen dibanding April 2018. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan investor di seluruh industri reksa dana sebesar 490 persen.

Pada periode yang sama, dana masyarakat yang telah diinvestasikan di platform Bareksa pun melonjak hampir delapan kali lipat menjadi Rp8 triliun. Sementara itu dana kelolaan (Asset Under Management, AUM) Bareksa menanjak empat kali lipat sementara AUM keseluruhan industri reksa dana merosot 1 persen.

Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi memandang bahwa usaha kecil menengah terdampak cukup besar oleh pandemi. Menurut riset bersama Mandiri Institute, sebagian UKM masih beroperasi tetai hanya sekitar 45 persen yang punya cashflow untuk tiga bulan mendatang. “UKM terkena dampak besar selama pandemi dan mereka mencari solusi pendanaan, dengan sekitar 57 persen mencari solusi secara digital melalui fintech,” ujar Adrian.

Adrian, yang juga merupakan CEO Investree, mengatakan bahwa platform peer-to-peer lending yang dipimpinnya telah menyalurkan sejumlah US$5 juta (setara Rp70,7 miliar) sejak Agustus yang termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah. Kemudian, Karaniya menambahkan bahwa fintech tidak hanya berfokus pada bisnis, tetapi juga mendorong perkembangan ekonomi. “Semua perusahaan fintech dalam industri akan sangat senang untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan bersama kita bisa bangkit lebih kuat melewati pandemi ini.”

Adrian memandang optimistis bahwa fintech bisa menjadi lokomotif pemulihan ekonomi dengan bangkit, berdiri dan melompat dari kondisi pandemi. “Kami cepat, lincah dan terdepan, terutama dalam pemulihan UKM. Kami mendukung sepenuhnya untuk pemulihan ekonomi Indonesia.” (red)