Pemanfaatan Big data dan AI dalam Pertahanan Negara

0
4924

Jakarta, Komite.id- Rektor Universitas Pertahannan Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR., CIQaR menjadi pembicara (Keynote Speech) pada kegiatan e-Summit DataGovAi 2020, dengan mengangkat topik “Future of Big Data AI, Cloud, Cyber Technology & Governance” atau Masa Depan Teknologi & Tata Kelola Big Data, AI, Clouds dan Cyber Summit, yang dilaksanakan secara Daring Virtual melalui Zoom Meeting, Kamis, (26/11).

Rektor Unhan dalam paparannya menjelaskan pentingnya peran big data dan artificial intelligence (kepintaran artifisial) dalam pengolahan sistem keamanan negara. Menurutnya, pemanfaatan big data dibidang pertahanan negara lebih ditujukan untuk melakukan validasi proses dan mekanisme information sharing dari berbagai sumber data dan bermacam tipe data agar dapat diseleksi dan disusun prioritas untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam suatu aksi militer.

“Pemanfaaran kepintaran artifisial/ AI dibidang pertahanan negara utamanya diarahkan untuk meningkatkan akurasi perkenaan sistem senjata dan efesiensi sumber daya prajurit yang harus dikerahkan sekaligus mengurangi jatuhnya korban prajurit dalam suatu operasi militer,” katanya.

Dalam penjelasan terkait Big data for NWC (network centric walfare), Laksdya Octavian menyebutkan, dalam peperangan modern, keunggulan informasi (information superiority) menjadi faktor penentu kemenangan pertempuran. Pemanfaatan jaringan komputer berbasis satelit pada Combat Management System yang modern dan aman mengolah big data agar pasukan tempur di mandala operasi dapat merebut keunggulan informasi atas lawan, termasuk untuk identifkasi kawan atau lawan (friend or Foe).

Sedangkan, pada Big data pada teknologi C4ISR yang dikumpulkan melalui sistem satelit militer dan sistem komunikasi yang diperoleh dari berbagai sumber data di dalam suatu operasi militer gabungan Trimatra (darat, laut, udara) agar Panglima Operasi (combatant commander) dapat setiap saat memonitor sekaligus mengendalikan kegiatan kampanye militer (military Campaigns) di mandala operasi.

Sementara, Big data for DTL (tacticall data link) system dimana, teknologi DTL merupakan teknologi unggulan militer yang memungkinkan beragam alutsita Trimatra (kapal selam, kapal induk,ranpur, tank, helikopter, tank, pesawat tempur hingga pesawat intai hingga koordinasi dengan markas komando ) dari pabrikan/jenis yang berbeda dapat saling terhubung dan aman untuk mengirim atau bertukar big data.

Lebih lanjut Laksdya Octavian memaparkan bahwa Big data adalah sekumpulan dari data yang besar dan kompleks sehingga tidak dapat diproses atau dianalisis menggunakan sistem tradisional biasa karena datanya melebihi proses kapasitas dari konvensi sistem database yang ada.

Tak hanya itu, Big data, kata Rektor Unhan, mengacu pada database yang ukurannya melebihi kemampuan dari database software tools untuk men-capture, menyimpan, me-manage dan menganalisis dengan ukuran sekitar beberapa lusin TerraByte sampai ke beberapa PetaByte tergantung masing-masing sumber.

“Dapat digunakan untuk melihat trend bisnis, menentukan kualitas penelitian, mencegah penyakit, memerangi kejahatan, pengambilan keputusan, serta mengendalikan jalannya peperangan,” tutupnya. (red)