Jakarta, Komite.id- Sejalan dengan amanat yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan menyampaikan bahwa krisis pandemi Covid-19 menjadi pelajaran yang berharga untuk melakukan transformasi digital di semua bidang. Di era pandemi membuat bangsa ini harus bekerja dengan cara yang extraordinary dan lebih keras lagi. Mindset kita harus berubah, budaya kerja kita harus berubah, cara kerja kita juga harus berubah dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk itu pemanfaatan teknologi informasi (TI) menjadi penting guna menunjang kerja-kerja kita agar mampu membajak pandemi ini untuk melakukan lompatan lompatan inovasi dan memenangkan persaingan global. Kondisi pandemi ini mengubah prilaku kita yang tadinya offline menjadi online. Momentum ini harus kita manfaat bersama untuk lebih mendorong masyarakat kita agar lebih aware di era revolusi industri 4.0 saat ini, “ ungkap Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko.
Dalam setiap kesempatan seminar, Moeldoko selalu menyampaikan bahwa revolusi industri 4.0 telah membuat sebuah perubahan besar pada persaingan dunia sat ini. Tidak lagi negara yang kuat bisa memenangkan persaingan global tetapi negara yang tercepatlah, dia akan menjadi pemenang. “Ada lima kata yang tepat yang menggambarkan situasi saat ini yakni Change, Speed, Rise, Kompleksiti dan Surprise. Hanya negara yang mampu dan cepat beradaptasi dengan kelima situasi tersebut , dia akan menjadi pemenang di era revolusi industri 4.0 ,” kata mantan Panglima TNI itu.
Menurutnya, pengusaan TI pengelolaan data yang baik dan aman akan menjadi kunci pengambilan keputusan strategis sebuah negara. Mengapa demikian? Sebab tanpa menguasai dua hal itu, maka kita akan kalah cepat dan kalah bersaing serta tertinggal dengan negara-negara lain. Untuk itulah, jika ingin menguasai TI, tidak dilakukan hanya sebatas membangun infrastruktur namun mempersiapkan SDM dengan kompetensi yang melek TI. “Kedepan, bangsa Indonesia perlu meningkatkan SDM nya , tidak hanya bidang TI tapi juga bidang Data Science, Big Data dan Artificial Intelegence (AI),” tambahnya.
SDM yang menguasai TI tersebut menjadi fondasi penting bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia pada 2045. Hingga 2030. Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan untuk melakukan transformasi digital di semua sektor. Dengan begitu, Indonesia membutuhkan setidaknya 600 ribu talenta digital setiap tahunnya untuk membangun ekosistem digital di Tanah Air. (red)