Jakarta, Komite.id- Presiden Joko Widodo menyatakan pandemi menjadi momentum untuk melakukan reformasi kesehatan. Salah satunya pencapaian target penyediaan akses internet untuk mendukung layanan kesehatan di 3.126 Puskesmas dan rumah sakit. Dukungan untuk fasilitas layanan kesehatan itu dibangun oleh Badan Aksesibiitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Pandemi memberi banyak pelajaran kepada kita semua kita semakin tahu kelemahan-kelemahan yang harus segera kita perbaiki karena itu situasi sulit yang sedang kita hadapi gunakan sebagai momentum untuk melakukan transformasi termasuk dalam reformasi sistem kesehatan di negara kita,” ujarnya dalam pengantar awal rilis video Terujung Terkoneksi di Jakarta, Kamis (24/12),
Hari ini, target on air 3.126 Puskesmas dan rumah sakit di Indonesia telah terwujud. Pembangunan akses internet untuk mendukung layanan kesehatan itu dibiayai melalui anggaran Komite Penanganan Cocid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Presiden mengungah capaian tersebut pada seluruh media sosial Presiden (YouTube, Instagram, Twitter, dan Facebook) dengan kisah dari Puskesmas-puskesmas di Sabang, Aceh dengan tema utama “Terujung Terkoneksi”.
Pada bulan Desember 2020 ini, pemerintah telah menuntaskan penyediaan akses internet di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang masih membutuhkan optimalisasi layanan internet. “Dan di akhir Desember 2020, pemerintah akan menuntaskan penyediaan akses internet di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang membutuhkan optimalisasi layanan internet,” tutur Menteri Kominfo Johnny G. Plate.
Dalam konferensi pers secara virtual pertengahan Oktober lalu, Menteri Johnny menegaskan komitmen Pemerintah untuk melakukan akselerasi penyediaan akses internet di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh Indonesia. Upaya itu merupakan prioritas yang perlu dilakukan untuk percepatan penanganan Covid-19.
“Khususnya dalam tiga agenda utama yaitu optimalisasi telekomunikasi antar dan intra fasyankes, peningkatan kualitas arus data fasyankes, serta emanfaatan aplikasi kesehatan berbasis digital khususnya di daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal),” jelasnya dalam Konferensi Pers Virtual Akselerasi Penyediaan Akses Internet di Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia dalam Rangka Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dari Media Center KPCPEN Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (14/10).
Mengutip data Kementerian Kesehatan, Menteri Johnny menunjukkan hingga 31 Desember 2019 terdapat 2.877 rumah sakit dan 10.134 puskesmas di Indonesia. Dari total 13.011 fasyankes tersebut, BAKTI Kementerian Kominfo mengidentifikasi 3.126 fasyankes yang masih membutuhkan optimalisasi layanan internet.
“Dari 3.126 titik tersebut, di tahun 2019, BLU BAKTI Kominfo telah menyediakan akses internet di 226 titik fanyankes. Sedangkan pada tahun 2020 ini, melalui kerjasama dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), BLU BAKTI Kominfo akan melakukan percepatan layanan internet di 2.192 fasyankes,” tutur Menteri Kominfo.
Menteri Johnny menyatakan, akses internet untuk 708 fasyankes sisanya, akan diselesaikan pada kuartal I tahun 2021 mendatang. “Dengan demikian Kementerian Kominfo akan menuntaskan penyediaan akses internet di seluruh fasyankes pada kuartal I tahun 2021,” ungkapnya.
Ketersediaan akses internet di fasyankes diharapkan dapat mendukung program-program kesehatan masyarakat untuk jangka panjang. Baik penurunan angka kematian ibu dan bayi, mencegah stunting, mendukung program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dan peningkatan layanan kesehatan melalui telemedicine. (red)