Passive Income di Jaman Digital? Investasi di Aset Kripto

0
1693

Jakarta, Komite.id- Memasuki tahun baru, aset kripto semakin disoroti sebagai alternatif investasi yang menarik. Selain Bitcoinyang sedang ramai diperbincangkan, harga aset kripto Ethereum (ETH) juga meroket sekitar 62 persen pada awal tahun 2021, menembus level US$1.200 sejak Januari 2018. Hal ini juga membuat ETH memasuki daftar Top 100 aset yang diperdagangkan berdasarkan kapitalisasi pasar.

Aset kripto ETH sendiri telah bertransformasi dengan diluncurkannya fase pertama ETH 2021 pada Desember lalu. Transformasi aset ini diklaim lebih efisien, aman, dan skalanya dapat diperbesar, dibanding versi sebelumnya. Fase ini juga memunculkan kegunaan baru bagi ETH yaitu staking. Hal ini menjadi peluang yang menggiurkan bagi para trader yang berinvestasi di ETH, karena secara konsep staking bisa diibaratkan dengan menyimpan deposito di bank yang bisa memberikan pendapatan pasif bagi trader.

Pang Xue Kai, Co-founder & CEO Tokocrypto menjelaskan, “Permintaan akan ETH bakal terus meningkat tajam. Meskipun ada koreksi ke depannya, sentimen di kalangan trader masih sangat positif. Ini bisa menjadi opsi bagi para trader pemula untuk mempertimbangkan ETH sebagai alternatif investasi yang menggiurkan secara jangka panjang.”

Tokocrypto sebagai platform pertukaran aset kripto yang pertama terdaftar di Bappebti, kembali mengadakan program inisiatif untuk menjadi partner dalam membangun industri kripto Indonesia dan sekaligus memberikan kesempatan mendapatkan pendapatan pasif seumur hidup. Program Referral yang baru saja diluncurkan di penghujung tahun 2020 lalu adalah pengganti program Referral TKO, yaitu program berbasis komisi di mana nasabah akan mendapatkan pendapatan pasif hingga 50 persen dari orang yang direferensikan. “Cara mendapatkan kode referral untuk dibagikan sangat mudah, yaitu dengan masuk ke laman referral dan tentukan besaran komisi yang ingin didapatkan dan bagikan. Pastikan telah lolos KYC level 1 untuk dapat mulai membagikan kode referrral,” ujar Kai.

Dalam misi untuk memperkenalkan aset kripto kepada masyarakat Indonesia yang lebih luas, Tokocrypto juga menghadirkan pemilihan Miss Crypto Indonesia. Selama ini industri kripto masih didominasi oleh kaum pria, namun studi dari Grayscale pada Desember 2020, menunjukkan bahwa kini 43 persen wanita berinvestasi lebih banyak dalam Bitcoin, naik dari 13 persen pada tahun sebelumnya dan jumlah ini terus berkembang.

Dari studi tersebut, diketahui bahwa ada peningkatan kepercayaan wanita memilih cryptocurrency sebagai investasi yang menjanjikan. Christine (23 tahun), Community Engagement Executive Tokocrypto, mengungkapkan ketertarikannya pada dunia kripto walau merasa industri ini masih identik dengan pria, “Saya melihat investasi kripto itu seksi, karena dibutuhkan strategi dan analisa yang tidak hanya cermat tapi juga smart.” (red)