Jakarta, Komite.id- Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang punya ancaman yang besar terkait serangan siber, lantaran tingginya jumlah pengguna internet yakni 200 juta penduduk dengan angka 96 persen menggunakan askes internet melalui mobile. Ancaman tersebut bentuknya, bisa bermacam-macam, seperti Spam Emails, Malicious URL hingga Malware, yang sering menyerang perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Di tengah banyaknya ancaman siber saat ini, XL Axiata mencoba menyiasati dan melakukan tindakan untuk mengatasi masifnya serangan di dunia siber. Apalagi, serangan siber secara global meningkat sejak pandemi virus corona (Covid-19) di berbagai negara termasuk Indonesia. “Serangan di dunia maya tersebut sudah menjadi keniscayaan dan akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan konektivitas internet di Indonesia,” ujar Feby Sallyanto, Chief Enteprise & SME Officer XL Axiata dalam Websummit DataSecureAI 2021 Sesi Kedua, Day 2 – ABDI eHall bertema “Data, Clouds, Cyber & AI Security Driven Technology & Ecosystems di Jakarta (1/4).
Menurut Feby, tipe serangan siber yang paling sering menyerang perusahaan atau bisnis adalah: Pertama, Social Engineering ,yakni dengan mengelabui korban agar korban mengungkapkan informasi dan data pribadi dan strategis mereka. Tujuannya adalah untuk mendapatkan akses ke data korban dan melakukan pembayaran atas nama rekening korban; Kedua, Malware yakni software yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan akses tidak sah atau menyebabkan kerusakan pada computer; Ketiga, adalah WIFI Hacking, menyusup dan menyerang melalui jaringan Wifi Publik atau Privat.
Feby memberikan beberapa tips bagi masyarakat untuk bisa meningkatkan kewaspadaan atau awareness terhadap berbagai bentuk kejahatan siber.
Pertama, clicking without thinking is reckless, yakni melakukan klik, tanpa kita melihat dan berpikir apa saja resiko dan konsekuensinya jika kita klik; Kedua, Use Strong Password & Two Factor Authentication, selain password perlu diterapkan Authentication melalui apps atau media lain seperti SMS. Ketiga, Look out for Phising Scams . Keempat, Secure Your Mobile Device & Connect Securely. Kelima, Beware of Social Engineering yakni serangan pembobolan data government & informasi rahasia dengan cara menipu pemilik informasi tersebut. Keenam Back up your data. “Layanan backup dan pemulihan data adalah hal yang vital untuk bisnis,” katanya.
Apa yang XL bisa bantu? Pertama, papar Feby, XL menerapkan support untuk para enterprise/company yang ada di Indonesia untuk melakukan Vulnerability & Threat Management. Solusi ini tidak hanya dilingkungan office tapi juga sampai ke end point-nya secara berlapis lapis; Kedua, dukungan untuk menyediakan Infrastructure Security Network yakni membantu para pelaku usaha Indonesia untuk menangkal serangan security; Ketiga, Device Security Management yakni ada beberapa teknologi untuk menyakinkan bahwa kemanapun karyawan melakukan akses internet akan mendapatkan proteksi yang mencukupi. Keempat, E2E (End to End) Managed Security Services.
“Jadi, dengan adanya akses internet dan bekerja diluar firewall kantor, tentunya akan meningkatkan vulnerability (kerentanan) dari sistem dan serangan siber akan meningkat. Sehingga kita harus dapat memproteksi secara proaktif, tidak hanya untuk kebutuhan di dalam internal office tapi juga harus melebar ke kebutuhan proteksi di luar office. Tak hanya itu, kebiasaan dari end user juga penting, bagaimana dia selalu aware saat melakukan akses dan klik, agar security dapat meningkat dan serangan-serangan siber dapat ditangkal,” tutupnya. (red)