Data Governance: Data Privacy Protections and Data Security

0
2436

DAY 1 – BRI HALL – 24 November 2020

Jakarta, Komite.id- Hari Pertama DataGovAi 2020 tahun ketiga digelar tanggal 24 November 2020 BRI Hall. Hadir lebih dari 700 peserta di Zoom WebSummit & Youtube ABDI Channel dari 1000+ preregistered, yang fokus pada isu Tata Kelola (Governance) Data, Cyber, Clouds dan AI. Tata Kelola Data termasuk Perlindungan Data Pribadi, Keamanan Siber menghadapi InsiderThreat, APT (AdvancedPersistentThreat), DefenceinDepth melawan serangan dari StateOwnActor, Organized Hacking hingga LoneWolf.

DataGovAi 2020 Hari Pertama dibuka dengan Keynote Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, yang berlangsung hingga hari Kedua dan Ketiga. Lihat Penjelasan lebih lengkap di artikel Kepala BSSN di majalah Komite.id, edisi khusus Post DataGovAi ini. Acara keynote dan panelist juga mengundang Duta Besar Keamanan Siber dari Belanda, Fortinet, Zoom Asia Pacific dan pakar security dari Swinburne University, Victoria, Australia.

Mengapa topik Data Governance?

Melihat landscape Evolusi dari Internet semenjak era PC, maka pertumbuhan pengguna internet di dunia meningkat drastis, diiringi ledakan data, karena pada saat era Internet of Service, jumlah perusahaan dan institusi yang memanfaatkan Internet pun meningkat drastis, dan ditambah fenomena Datafication, ledakan data semakin dasyat awal dari era BigData. Namun, Hacker dan Pembobol Data (Breach) pun memanfaatkan peluang menyerang perusahaan yang melakukan digital transformasi. Protocol Covid 19 juga semakin memaksa perusahaan memanfaatkan digital transformasi, misalnya memanfaatkan Zoom. Disisi lain, pertumbuhan masif dari DarkWeb dan DeepWeb, lengkap dengan toko dan pasar ilegal seperti Silk Road dan Empire Market, dimana  meningkatnya Dunia Hitam Siber, Hackers dan munculnya epidemi Hoax dan PostTruth, maka Trust semakin dibutuhkan berbasis Governance atau Tata Kelola dan tibalah era DataGovernance, yang menjadi tema utama dari DataGovAi Day 1 BRI Hall dengan host BRI bersama ABDI.

TheWorldmostvaluableminingresourcesisnotonlyoil orGold tapi Data. Namun Hacker&Adversary (Penyerang) terus mencari titik paling lemah, Loopholes, WeakestLink dan LowHangingFruit atau titik yang paling mudah diserang, sehingga Keamanan Data, Infrastruktur Strategis dan Tata Kelola data menjadi sangat penting.

 Menuju Man-Machine Convergence

Menurut ABDI, Data Governance memiliki 3 komponen utama: Perlindungan Consumer/Citizen Data Privacy; Enterprise Data Security; dan Data Veracity atau Quality, dimana Trust, Value & Relevant sangat penting. Perlindungan data privacy menjadi penting, digambarkan dengan meningkatnya data di Smartphone, komplemen dan menggantikan data di memory otak manusia, sehingga manusia semakin tergantung pada gadget seperti Smartphone PC dan Notebook. Smartphone menjadi semakin strategis dan harus selalu dekat dengan manusia, karena manusia semakin ketergantungan  pada gadgetnya, era Man-Machine Convergence.

Dari tahun ke tahun, landscape Serangan Siber Global terlihat semakin padat dengan serangan yang semakin banyak terjadi akibat dari: Pertama, Kelemahan pengamanan Perimeter sebagai faktor Internal yang harus selalu diperhatikan dan dijaga. Kedua, faktor Eksternal karena serangan Hacker dan pembobol data yang semakin masif. Peran dari peralatan seperti Firewall dan Defence in Depth strategi menjadi strategis dan penting untuk kedua faktor serangan diatas. Namun serangan yang paling sulit di tangani, mitigasi dan diprediksi adalah faktor Ketiga, Insider Threat (Ancaman dari Dalam) karena dengan teknologi Cybersecurity yang ada, masih sulit mengetahui, siapa, kapan, motif & target serangan ini, yang disebabkan oleh staf/pegawai yang ada didalam perimeter pengamanan (proteksi). Data Breach banyak sekali menelan korban di AS seperti institusi militer dan pemerintah dengan aktor intelektualnya seperti Edward Snowden yang menyerang NSA dan Julian Assange membobol Pertahanan Militer di Irak hingga Kementrian Luar Negeri AS. ABDI menerbitkan buku yang menarik dengan judul Data & Cyber Security yang dapat diperoleh di Gramedia.

Statistik Global dari Pembobolan Data juga luar biasa dengan 7 juta data records yang diserang setiap harinya, setara dengan $3.26 juta kerugian akibat pembobolan data.

Negara dengan jumlah serangan credensial dan identitas data terbesar antara lain di AS (791 juta); diikuti oleh Perancis, Rusia, Canada, Taiwan, Tiongkok. DataGovAi juga dalam tiga hari berturut  meluncurkan (launching) dan sekaligus memberi apresiasi kepada para penulis dua buah buku AI dan Data Security dilanjutkan dengan pemberian anugrah Awards kepada banyak instansi yang dibagi dalam 3 hari berturut dari DataGovAi 2020 hari pertama 24 Nov 2020; hari kedua 26 Nov 2020 dan hari ketiga 1 December 2020.

Hasil dan Kegiatan Hari Pertama, Day One dan hari-hari berikutnya akan diserahkan oleh ABDI kepada Pemerintah melalui Kepala BSSN dan Kepala Staf Kepresidenan yang telah membuka pertemuan Summit DataGovAI 2020 tahun ketiga ini, semoga memberikan insight dan manfaat bagi Bangsa dan Negara RI. (red)