Menteri ESDM : Pertamina dan PLN Sukses Lakukan Transformasi Digital

0
2297

 

Jakarta, Komite.id– Tranformasi digital merupakan salah satu strategi yang tepat untuk membangkitkan kembali aktivitas sektor energi pada masa new normal akibat pandemi covid -19, dmana akan memudahkan sektor industri untuk mengatur proes pekerjaan dan sumber daya manusin untuk produktif dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

ABDI (Asosiasi Big Data dan AI) selalu mendorong implementasi transformasi digital dalam bentuk pemanfaatan big data termasuk di dalamnya data energi yang digunkan untuk mewujudkan pembangunan indonesia 4.0. Di sub sektor energi minyak dan gas bumi, pemerintah terus mendorong dilakukannya transformasi digital untuk mendukung efektivitas dan efesiensi operasional lapangan migas.

Oleh karena itu, pemerintah mengharapkan agar para K3S secara aktif menggunakan TI sebagai pendukung dalam masa eksplorasi, produksi dan juga pasca produksi. BUMN energi yang secara bertahap telah melakukan transformasi digital antara lain PT Pertamina dan PT PLN.

“Dimulai sejak tahun 2017, Pertamina senantiasa menggaungkan semangat transformasi digital yang berkelanjutan. Hingga tahun 2021 ini, transformasi digital telah mencapai 18 proyek besar, 9 di holding dan 9 di sub holding yang mencakup semua proses binsis inti Pertamina dari hulu ke hilir maupun korporasi,” Demikian sambutan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang dibacakan Sekjen ESDM, Ego Syahrial dalam gelaran ABDI- NEC Energy WebSummit 2021 bertena  “Digital Transformation to Achieve Efficiency for Energy Sector & Asset Intensive Companies” pada Kamis 29 April 2021.

Menurut Menteri ESDM, salah satu keberhasilan transformasi digital Pertamina adalah Upstream Production Otimization melalui integrasi system development plan ke seluruh anak usaha hulu pertamina yang mendukung optimalisasi proses produksi. Diharapkan dari program transformasi digital yang dilakukan bisa berkontribusi dengan menghasilkan value minimal Rp 2,7 T pada tahun 2021

Selain itu, dalam mengukur kesuksesan transformasi digital, Pertamina melakukan pengukuran melalui digital acceleration indeks sejak tahun 2017. Dan, tahun ini ditargetkan masuk di dalam katagori Digital Leather . Faktor pandemic juga tidak menghalagi inisiatif transformasi digital namun justeru menjadi akselelator. “Dari sisi pengawasan migas, pemerintah juga mendorong pemanfaatan TI. Melalui SKK Migas, pemerintah meresmikan Integrated Operation Center (IOC) yang diharapkan dapat menjadi alat untuk memantau secara langsung kegiatan pengelolaan migas yang dilakukan K3S,” katanya.

Begitupula di sub sektor kelistrikan, digitalisasi menjadi sangat penting. Digitalisasi ketenaga listrikan akan mengubah secara fundamental bisnis penyediaan tenaga listrik dan mengubah pola pikir dari paradigma tradisional ke paradigma modern. Dalam pola pikir tradisional, tenaga listrik hanya dapat dihantarkan secara satu arah yaitu mulai dari pembangkit , transmisi , distribusi sampai ke pelanggan . Sedangkan pada system ketenagalistrikan modern, jaringan listrik secara cerdas dapat di integrasikan aksi aksi dari seluruh koponen yang tersambung didalamnya. Hal ini dikarenakan aliran listrik dihantarkan dengan komunikasi digital dua arah sehingga memungkinkan proses yang lebih efesien, bekelanjutan, ekonomis dan kehandalan tinggi.

“Salah satu implementasi transformasi digital pada sub sektor ketenagalistrikan adalah pembangunan smart grid. TI penerapan smart grid pada pembangkit listrik, transmisi, gardu induk dan distribusi serta pelanggan listrik merupakan bagian dalam peningkatan kualitas dan kehandalan listrik, efesiensi dan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT),” sambung Menteri Arifin.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa manfaat proyek smartgrid ini antara lain, distribusi tenaga listrik yang lebih efesien, pemulihan gangguan yang lebih cepat, mengurangi biaya operasi dan manajemen untuk utilitas, mengurangi beban puncak yang juga akan membantu menurunkan listrik , peningkatan integrasi skala besar pembangkit listrik EBT , meningkatkan integrasi PLTS atap dan peningkatan keamanan sistem tenaga listrik.

Sementara itu, Presiden Direktur NEC Indonesia Edi Rachmadi mengatakan, pandemi covid 19 adalah salah satu yang menjadikan berbagai sektor industri termasuk energi yang makin mengadopsi teknologi automatisasi . Sejumlah perusahaan di sektor energi melakukan berbagai usaha untuk dapat melakukan lebih banyak pekerjaan operasional di lokasi dengan cara jarak jauh. Dengan jumlah pekerja yang sedikit mungkin untuk dapat mematuhui protokol kesehatan.

Saat ini, perusahaan di industri energi giat mencari cara untuk dapat menggunakan mesin yang digabungkan dengan pemanfaatan analisis data secara lebih baik guna meningkatkan operasi bisnis mereka dengan didukung pemanfaatan analisis data, perusahaan kemudian dapat memanfaatkan teknologi machine learning yang dapat meningkatkan efektivitas operasional perusahaan di lokasi secara jarak jauh.

Teknologi machine learning dapat digunakan mengimpelemntasikan pemeliharan dengan melengkapi komponen mesin dengan sensor yang dapat mengumpulkan data waktu operasional . Algortime pembelajaran mesin dapat mempredeksi apakah suatu komponen dapat gagal dalam waktu tertentu . Selain tu, hasil dari pengumpulan data tesrebut dapat mempredeksi sisa masa manfaat mesin atau mungkin dapat terjadi.

“Tujuan utama dari Algoritme ini adalah mempredeksi kegagalan mesin secara efesien , menghindari pemadaman, dan mengoptimalkan aktivitas pemeliharaan dan periodisitas sehingga dapat mengurangi biaya perawatan,” tutur  Edi Rachmadi.

NEC, jelas Edi,  memiliki solusi dalam pemantauan predektif dengan manganalisa sejumlah besar data sensor yang distribusikan ke sejumlah fasilitas operasional dengan menggunakan teknologi NEC SIAT (System Invarianrt Analysis) yang dengan cepat mampu memdeteksi dan melaporkan ketika keadaan upnormal atau tanda kegagalan peralatan muncul sebelum terjadi kegagalan atau kerusakan mesin yang benar benar terjadi.

Hal senada juga disampaikan Agus Sutiawan, Head Of Digital Management PT PLN (Persero). Menurutnya, digitaliasasi merupakan tulang punggung transformasi yang ditujukan terdapat 13 breakthrough yang berbasis digitalisasi dari 20 breakthrough. PLN sebagai perusahaan yang harus menghadapi tantangan, harus melakukan Transformasi “Power Beyond Generation” yang bertumpu pada Green, Lean, Innovative dan Customer Focused.  “Digitaliasi buka hanya penguatan infrastruktur TI namun juga harus didukung penguatan proses bisnis serta mindset sumber daya manusia yang ada,” tutupnya. (red)