Jakarta, Komite.id- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini pembangunan jaringan listrik pintar (smart grid) mampu mendukung percepatan pertumbuhan populasi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Hal ini ditegaskan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi ESDM, Agus Cahyono Adi, dalam gelaran ABDI- NEC Energy WebSummit 2021 bertena “Digital Transformation to Achieve Efficiency for Energy Sector & Asset Intensive Companies” pada Kamis 29 April 2021.
“Program KBLBB adalah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM. yang akan berdampak positif dalam pengurangan tekanan pada neraca pembayaran Indonesia akibat impor BBM,” ujar Agus Cahyono Adi, mengutif pernyataan Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
KBLBB sebagai pelaksanaan Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan, telah dilakukan public launching KBLBB pada 17 Desember 2020. Public launching KBLBB ini bertujuan untuk dapat melakukan diseminasi program-program Pemerintah Pusat dan Daerah maupun para stakeholder dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tersebut.
Sementara itu, Teknologi Smart Grid tidak terbatas hanya pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk otomasi sistem kelistrikan yang efisien. Pengembangan smart grid bisa bisa mendukung industri berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) yang berasal dari sumber energi lokal. Selain itu, Teknologi Smart Grid, dinilai dapat meningkatkan partisipasi konsumen listrik dalam sistem ketenagalistrikan dengan pemasangan Smart Meter yang menggunakan konsep komunikasi dua arah.
Smart Grid dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPM), sudah ditetapkan dalam pengembangan sistem di Jawa-Bali . Targetnya, setiap tahun mulai tahun 2020 sampai 2024 diinstal lima sistem baru di Jawa-Bali. Dalam lima tahun ke depan akan dibangun 25 sistem Smart Grid baru. Smart Grid merupakan salah satu strategi yang diupayakan oleh Pemerintah dalam penyediaan listrik nasional. Sehingga seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan listrik dalam jumlah yang cukup, dengan kualitas yang baik, dan dengan harga yang terjangkau.
ESDM Data Enterprise
Lebih lanjut dikatakan, upaya pengelolaan data (baik data fisik, digital, spasial, maupun non spasial) sudah cukup banyak dilakukan, dengan berbagai kemajuan yang cukup baik. Penyempurnaan diperlukan dalam hal ketatakelolaan dan manajemen data sesuai peraturan perundang- undangan serta standar & best practrices.
Dikatakan, pengelolaan data yang transparan dan akuntabel merupakan salah satu indikator yang mampu meningkatkan investasi di bidang energi. Melalui pengelolaan data yang baik serta adanya transparansi data, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang layak investasi dan memiliki energy accounting yang baik. Dengan sinkronisasi data, lanjut Agus, kebijakan yang akan dihasilkan juga akan semakin tepat sasaran
“Kita menyiapkan prinsip satu data Indoenesia yakni memastikan data yang diproduksi oleh produsen data berkualitas sesuai standar satu data Indonesia, satu meta data baku dan kita tekankan pada interoperabilitas sehingga semua data bisa dipertukarkan atau dibagipakaikan antar kementerian atau sektor baik data operasi atau data kebijakan yang didukung oleh refrensi data yang kuat yang tersedia di portal satu data,” papar Agus Cahyono Adi.
Dicontohkan, Kementerian ESDM telah melaksanakan integrasi layanan aplikasi lintas K/L yang melibatkan beberapa instansi antara lain:Kemenkeu, BKPM, Kemenkumham, Kemdagri, Kemenperin, BKN, BSRE, Pertamina dan SKK Migas. Di sisi lain, ESDM juga menyiapkan perizinan online, yang terintegrasi dengan data sumber daya alam, operasional, produksi, pemasaran/penjualan setiap jenis energi dan mineral, sehingga memudahkan para pelaku usaha untuk bisa mengurus perizinan. (red)